Keluarga kakak gw punya kebiasaan untuk menghabiskan waktu keluarga di weekend, entah berkunjung ke Museum (her children loves museum, really), atau ke luar kota, entah karena lg ada gw di sana atau memang kebetulan, kita pergi ke kota di Jerman, Dusseldorf, buat ngeliat Christmas market di sana (kayak pasar malamnya Indonesia). Perjalanan ditempuh dengan mobil dr rumah kakak selama 2-3 jam perjalanan, vibes ketika melewati perbatasan Jerman dari Belanda itu beda bgt, kalo tol nya Belanda, kanan kiri penuh pemandangan yang hijau2, sdgkan di Jerman, vibesnya lgs gloomy, kanan kiri pemandangannya rerumputan liar warna coklat, gk ada seger2nya, dan info dari kakak gw, kalau tingkat depresi di Jerman itu tinggi karena pengaruh dari cuaca, banyak yang menderita SAD (Seasonal Affective Disorder) atau bisa dibilang winter depression, karena matahari hampir gk pernah muncul kalau winter di Jerman, sama seperti kalau di Indonesia tu, jam 6 pagi tp mendung dan gelap, kalau di Jerman saat Winter bisa setiap hari mendung, makanya org2sana suka sama negara tropis karena mereka kekurangan sinar matahari, literally.
Selama di Jerman, kita stay di hotel Novotel, begitu selesai check in, kita langsung ke Dusseldorf Flughafen (stasiun keretanya Jerman) utk menuju ke Christmas market, beli tiket di Jerman agak menyusahkan, karena rata2vending machine yang ada hanya menerima e-money dari bank Jerman, setelah coba beberapa kali beli tiket di vending machine gagal trs, akhirnya kita beli lgs dari customer service, lumayan menghabiskan waktu, rata2customer service di sana letaknya bukan di lorong, tapi jauh di sudut, terpencil dan tidak terlihat, karena memang seharusnya beli tiket sudah lgs dari vending machine itu, tp kl bukan org lokal sana, pasti kesulitan dgn pembayaran, jd mending lgs ke customer service aja utk amannya. Dari stasiun, kita jalan kaki agak lumayan jauh..800meter kayaknya hiks lupa, somehow udara di Jerman lebih dingin dr Belanda karena tempatnya lebih tinggi, dengan suhu 3°, ketika jalan kaki, muka gw beku, tangan shaking, tapi badan panas keringetan, karena gw pake coat tebel dan panjang sampe betis. Di sana kita jajan waffles, apel strudel, crepes, beer lokal ciri khas Jerman (ibarat bandrexnya Indonesia

), trs di sana ada Ferris wheel yg guede, cakep karena malam hari semua lampu nyala, rame bgtttt ya namanya juga pasar malam

.
Selesai keliling, kita cari tempat makan, hampir semuanya di sana penuh, kalaupun ada, kita WL sekitar kurleb 1 jam, akhirnya kita mutusin makan di Zero-Banchi; Hokkaido Kitchen, ramen sounds great in the cold weather like this. Nice food, otentik ramen dengan topping seaweed dan chicken karaage, kuahnya gak kental tp kaldunya berasa bgt, minusnya itu tempat makannya sempit banget, di sana tu kl bukan fine dining, resto2pinggir jalan tu dibuat seminimalis mungkin, kl lg winter kayak gini, pake coat yg super tebel cuma akan menyusahkan ketika di resto

it takes so much space just for a coat.. Huft

Selesai makan, kita balik ke hotel dan besoknya pulang ke Belanda, yup, cuma semalam aja di Jerman, gk usah lama2karena tujuannya cuma jajan di Christmas market aja, selama di sana, gw jalan kaki lbh dr 13.000 langkah, like I said before.. Keluarga kakak gw itu pada kuat2bgt jalannya, apalagi keponakan yg cowok yg udah kuliah skrg, kakinya kayak jerapah


, 1 langkah dia bisa jadi 2 langkah gw

.