no mercy
Pendekar Semprot
Salam hangat tersuper, buat warga Subforum Supranatural ..
daku akan membagikan cerita/kisah misteri yang terjadi di sekitar kita, baik dari dalam, maupun dari luar,
Dan akan di update, kalau sempat . hehehe
check this out ..
nah segitu dulu deh ceritanya, nanti akan diupdate lagi .. ^_^ tergantung dari komentar rekan-rekan semuaa disini
Update :
no mercy
Link Sumber
dan Berbagai Sumber
daku akan membagikan cerita/kisah misteri yang terjadi di sekitar kita, baik dari dalam, maupun dari luar,
Dan akan di update, kalau sempat . hehehe
check this out ..
Cerita hantu wanita di Tikungan Amoy
Jalan menikung di Desa Bandar Baru, Deli Serdang, Sumatera Utara tak ubahnya seperti tikungan-tikungan lainnya di sepanjang Jalan Medan-Berastagi. Lokasinya terletak dekat deretan bungalow. Di siang hari, jalan ini banyak dilalui warga sekitar maupun para pelancong dari daerah lain.
Lewat azan magrib, situasi di tikungan berubah 180 derajat, banyak bermunculan cerita-cerita seram. Sosok hantu perempuan kabarnya sering menampakkan diri ke sejumlah pengendara yang melintas di jalur ini.
Dari sejumlah kesaksian, makhluk halus itu tidak pernah mencelakai pengendara yang melintas. Tidak hanya menampakkan diri, mesin kendaraan milik warga juga ikut mati tanpa diketahui penyebabnya.
Bahkan, ada beberapa orang yang mengaku hantu perempuan masuk ke dalam mobilnya dengan wujud yang menyeramkan. Alhasil, kehadirannya itu membuat pengemudi ketakutan dan tidak jarang meninggalkan kendaraannya.
Dari cerita yang beredar, sebelum ada pemunculan hantu-hantu ini, terdapat sebuah peristiwa mengenaskan di tahun 1970-an. Ketika itu, terjadi kecelakaan fatal di tikungan ini akibat kendaraan yang dibawa gadis-gadis Tionghoa ini jatuh ke Jurang. Akibatnya beberapa penumpangnya tewas di lokasi kejadian.
Usai kejadian, banyak warga yang mengaku melihat penampakan para korban di tikungan ini. Sejak itu, warga setempat mulai menamakannya Tikungan Amoy karena hantu yang muncul berpakaian ala gadis China.
Sebelum terjadi kecelakaan, tikungan itu disebut Tikungan Manis. Penampakan perempuan itu kabarnya berpakaian macam vampir. Pengendara juga sempat mengalami kejadian aneh ketika melintas. Kendaraan tiba-tiba saja mati saat berada di Tikungan Amoy.
Ada kisah dimana pengendara sempat melihat sekumpulan wanita duduk di kursi belakang mobilnya. Namun dalam waktu sekejap wanita yang dilihatnya itu menghilang dan kendaraannya kembali nyala seperti sebelumnya.
Percaya atau tidak, itu merupakan cerita mistis yang banyak dialami pengendara saat melintas di Tikungan Amoy. Cerita ini dengan cepat menyebar dan sempat dialami oleh mereka yang melintas.
Penampakan anak kecil dan boneka panda di Jalan Siliwangi
Jalannya curam dan menikung, sehingga tak jarang orang mengalami kecelakaan. Ya, namanya Jalan Siliwangi, Bandung. Pada awal tahun 1980-an pernah terjadi kecelakaan yang yang menewaskan anak kecil. Sehingga bukan hal aneh jalan ini menjadi 'berpenghuni'
Banyak pengendara enggan melewati jalan itu di malam hari. Konon jika pengendara yang melintas jalan tersebut akan muncul sosok anak kecil yang suka memperlihatkan diri kepada pengguna jalan dengan menggendong sebuah boneka panda.
Tak jarang sosok anak kecil yang diketahui bernama Uci itu pun suka bergelantungan bersama bonekanya. Karena saat kecelakaan yang menimpanya, Uci saat itu terhantam mobil hingga terpental dan boneka yang digenggamnya terlempar sampai ke pohon.
Ceritanya, Uci gadis kecil malang itu sedang bersama keluarganya yang hendak menikmati makan malam di Jalan Siliwangi. Tetapi setelah memarkir mobil, satu keluarga itu hendak menyebrang untuk sampai di rumah makan yang teduh karena pohon. Baru sesampai di tengah jalan mobil melaju kencang dari arah Cimbuluit dan tabrakan tak dapat terhindarkan.
Satu keluarga dilarikan ke rumah sakit, namun kabarnya Uci mengalami luka parah hingga akhirnya tewas. Selama perawatan Uci selalu menanyakan boneka kesayangannya itu. Namun hingga Uci menghembuskan nafas terakhir boneka tak juga ditemukan.
"Yang saya tahu kabarnya memang begitu, hingga kini warga Siliwangi mengetahui cerita dari mulut-kemulut seperti itu," kata Iis pemilik warung diwilayah Sabuga, Bandung.
Warga sekitar mengaku dia belum pernah mengalami pengalaman menemui sosok Uci itu. "Saya belum pernah menemuinya langsung, tapi kalau denger cerita banyak. Katanya memang anak kecil itu suka menampakan," ujarnya.
Kabarnya memang Uci dan boneka pandanya itu tidak bermaksud mengganggu pengguna jalan. Namun nampaknya si kecil itu nampaknya bermaksud untuk menegur pengendara untuk berhati-hati. Hal itu dimaksudkan agar peristiwa yang menimpa dirinya tidak terulang.
"Ya terlepas benar atau tidak, ibu percaya saja, banyak-banyak berdoa saja jika lewat situ," pungkasnya.
Hantu Wewe, genderuwo di tanjakan Gombel Semarang
Bila Anda masuk ke Kota Semarang dari arah Selatan, Anda akan melewati Tanjakan "Gombel". Nama "Gombel" menurut sejarah muncul saat Kiai Pandan Aran berziarah di sebuah makam di Gunung Jabalkat.
Tokoh yang kini namanya diabadikan untuk sebuah jalan protokol di Kota Semarang itu saat berziarah melewati tanjakan terjal dan curam. Saat itu tanjakan Gombel konon sulit untuk dilewati karena permukaannya yang berbukit.
Namun, sampai saat ini belum ada petunjuk yang menjelaskan sebab musabab pemberian nama Gombel itu. Saat jaman penjajahan, seorang Doktor Belanda, Dr.W.T.de Vogel mengusulkan pada pemerintah Belanda untuk mengembangkan daerah Semarang Selatan. Sebab, saat itu pengembangan Kota Semarang oleh Belanda hanya bagian utara dan sekitarnya. Sedangkan daerah selatan adalah daerah perbukitan yang kurang terjamah.
Rencana pembangunan itu ditentang oleh masyarakat asli Tionghoa Kota Semarang. Pasalnya, di wilayah Gunung Jabalkat yang kini dikenal kawasan Bukit Gombel Semarang itu banyak dipakai sebagai area kuburan pengganti area kuburan Pekojan. Sebab, sesuai adat Cina memindahkan jenazah bukanlah hal yang bisa seenaknya dilakukan.
Akhirnya, penguasa wilayah saat penjajahan Belanda, Mr. Baron van Heeckeren mengusulkan kuburan di sekitar tanjakan Gombel itu khusus bagi kerabat dekat yang sudah dikubur di situ. Pada saat ini kawasan tersebut adalah kawasan Kedungmundu. Pemekaran Semarang bagian Selatan dimulai pada tahun 1909. Berdalih permasalahan pemenuhan kebutuhan permukiman.
Thomas Karsten (1914) Gubernur Belanda yang merupakan ahli arsitek menyatakan Semarang Selatan merupakan salah satu kawasan yang terencana. Perencanaan tersebut saat itu digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan & memperbaiki lingkungan permukiman. Tahun 1916, Semarang Selatan mulai berkembang diawali oleh kawasan Candi Baru. Saat itu, permukimannya sangat dipengaruhi oleh arsitektur Eropa.
Pada tahun 1920-an mulai muncul perumahan di area Bukit Gombel. Letak permukiman di sana menyesuaikan kondisi alam yang ada dengan keadaan topografi yang berbukit. Selain itu, pemandangan (view) yang menarik dan indah menghadap ke arah laut di sebelah utara sekaligus pemandangan landscape kota Semarang menjadi daya tarik pembangunan permukiman di Gombel.
Namun, dari situ timbul dampak negatif dikarenakan ekosistem yang terganggu akibat eksploitasi kawasan. Pada saat hujan daerah Semarang bawah sering banjir sebagai akibat dari air kiriman yang berasal dari Semarang atas, termasuk Gombel. Selain itu, daerah Gombel juga sering terjadi longsor.
Sebenarnya longsor di Gombel bukan hal yang baru. Dulu, pada tahun 1929 ruas Jalan Gombel Lama sempat terputus karena adanya longsor tanah di daerah Watugoreh, Gombel.
Sebagai tindak lanjut dari masalah terputusnya jalan tersebut, pada tahun 1934 pihak Belanda membuat jalan baru yaitu Jalan Setiabudi. Saat ini ruas tersebut dikenal dengan Jalan Gombel Baru dan memanjang sampai ke daerah Ada Setiabudi. Sejak pembangunan jalan itu, kawasan Gombel Baru mulai ramai dengan permukiman penduduk. Dari situlah asal mulanya Gombel yang terbagi menjadi Gombel Lama dan Gombel Baru yang dipisahkan oleh hutan kecil.
Pada tahun 1950, sudah ada ruas jalan yang sudah dibangun oleh Belanda, yaitu ruas jalan Gombel Baru. Meski saat itu jalanan sudah beraspal, jalan yang dari dulu sudah dilalui bus dan kendaraan umum yang menuju Solo, Yogyakarta atau daerah selatan Semarang lainnya belumlah selebar sekarang. Bangunan di kanan kiri jalan juga tidak sebanyak saat ini. Taman Tabanas juga belum dibangun.
Di balik keindahan pemandangan di Gombel, terdapat mitos yang berkembang di masyarakat bahwa masalah-masalah yang terjadi di kawasan Gombel berkaitan dengan hal gaib. Penduduk setempat percaya bahwa ada Wewe Gombel (hantu perempuan) dan makhluk lainya penunggu bukit.
Penduduk sekitar percaya, saat terjadi bencana longsor ataupun kecelakaan, makhluk-makhluk gaib tersebut sedang marah akibat daerah pertapaannya diganggu. Konon, di tanjakan Gombel ini sering terlihat hantu Wewe yang menggoda pengemudi kendaraan yang melintas.
Pada masa lalu, di tanjakan ini memang sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang menelan korban jiwa maupun luka-luka. Kejadiannya mulai dari secara sengaja hantu mengenakan gaun rok panjang warna putih gading menabrakkan diri, menyeberang secara mendadak maupun melambaikan tangan di pinggir jalan menanjak itu.
Disebut Wewe gombel karena kejadian ini terjadi di daerah Gombel, Semarang. Jika kita berkendaraan dari arah Jatingaleh ke arah Banyumanik, maka akan terlihat jalan penyelamatan kecelakaan berbentuk tanjakan kecil naik sekitar 75 derajat berisi material pasir. Di titik itulah konon letak lokasi Wewe Gombel berada. Beberapa orang menyebutkan bahwa lokasi tersebut adalah lokasi kerajaan hantu.
"Saya pernah mengendarai sepeda motor dari Banyumanik mau pulang menuju ke Semarang daerah Simpang Lima. Saat sampai di titik penyelamatan kecelakaan yang di sebelah kiri jalan tiba-tiba saya lihat ada wanita tinggi, mengenakan baju putih gading. Rambut panjang matanya membelalak melambaikan tangan ke saya berdiri di bibir sungai jalan. Saya merinding, langsung saya tancap gas dan wanita itu malah nekat nyebrang. Namun, saat saya berhenti wanita itu menghilang ketika sampai di tengah jalan," ujar warga, Muhammad Irfan, kepada merdeka.com, Jumat (29/6).
Hantu Wewe Gombel dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka sadar. Bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya.
Wewe Gombel mitos bagi masyarakat Jawa merupakan roh dari seorang wanita yang meninggal bunuh diri lantaran dikejar masyarakat karena membunuh suaminya. Peristiwa itu terjadi setelah suami dari wanita itu berselingkuh dengan wanita lain. Sang suami melakukan hal itu karena istrinya tak bisa memberikan anak yang sangat diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel.
Menurut cerita, hal itu yang menyebabkan sebuah hotel yang terletak di dalam lokasi bukit Gombel menjadi bangkrut. Hotel itu kini dalam kondisi tak terurus dan banyak digunakan untuk tempat gantung diri, pembunuhan dan perkosaan yang sering terjadi di malam hari. Di siang harinya digunakan untuk beberapa pemulung dan gelandangan beristirahat.
Ciri khas dari wewe gombel atau kolong wewe ini adalah bentuk buah dadanya yang besar dan menjumpai seperti buah pepaya. Kabar lain mengatakan bahwa anak-anak yang diculik oleh wewe gombel akan diberi makan kotoran manusia. Jika si anak tidak mau, maka terpaksa si anak akan suapin secara paksa.
Terkadang anak-anak yang diculik akan dihalusinasi sehingga kotoran manusia yang ia lihat seolah-olah adalah makanan lezat yang paling ia sukai atau inginkan. Tujuannya adalah membuat anak menjadi bisu agar tidak bisa menceritakan apa yang telah ia alami ataupun bentuk dari wewe gombel yang menyeramkan tersebut. Jika terjadi kecelakaan lalu lintas di Tanjakan Gombel yang disebabkan hantu wewe gombel itu, maka penduduk setempat memotong sapi lalu kepalanya ditanam di situ. Kepercayaan adat itu sudah mulai kurang terdengar namun masih bayak yang percaya.
Selain itu, di perbukitan Gombel juga terdapat bekas kuburan China. Kuburan tersebut terletak di tengah hutan yang ada di Gombel. Bukti pernah adanya kuburan di sana adalah terdapat inskripsi (batu nisan) sekitar 30 cm x 40 cm yang didirikan untuk menenangkan arwah korban kecelakaan massal rombongan pengantin dari Solo yang terjadi pada tahun 1960-an.
Selain itu, didekat batu nisan itu juga terdapat Mata Air Pengantin atau orang Jawa sering menyebutnya sebagai Sendang Pengantin. Jika sepasang rombongan pengantin akan melewati wilayah perbukitan Gombel ini harus menyembelih ayam putih mulus atau melempar uang receh supaya rombongan pengantin tidak kecelakaan dan selamat sampai tujuan.
Selain itu, sampai sekarang, banyak warga etnis Tionghoa yang mendatangi inskripsi Gombel untuk melakukan sembahyangan. Itu utamanya dilakukan pada bulan ketujuh Imlek (Jit Gwee), bulan disaat warga Tionghoa mendoakan arwah leluhur mereka.
Saat ini kawasan Gombel Baru dipadati oleh kawasan permukiman elite seperti perumahan Bukit Sari, perumahan Gombel Permai, dan belasan pengembang lain hiruk-pikuk membuka kawasan berbukit-bukit dan terjal itu.
Sejumlah restoran dan hotel pun menghias sisi lereng Gombel Baru, seperti Restoran Gombel Indah, Restoran Mutiara, Restoran Alamanda, Restoran Alam Indah, Hotel Alam Indah, Nyata Plaza, dan Bukit Asri. Di Gombel Baru juga didirikan sebuah tugu yang terkenal dengan nama Tugu Tabanas denan tamannya yang bernama Taman Tabanas.
Namun Taman Tabanas itu kini menjadi sebuah kafe yang tepat berseberang jalan titik penyelamatan kecelakaan lalu lintas, tempat wewe gombel dan istana syetan bersarang.
Kawasan Gombel Lama yang juga memiliki tempat lapangan golf, relatif lebih sepi. Di sepanjang ruas jalan Gombel Lama dipenuhi oleh perumahan kelas kebawah di kanan kirinya. Hal ini berbanding terbalik dengan yang ada di Gombel Baru. Dulu di perbukitan Gombel juga sempat terdapat hotel Sky Garden, namun hotel tersebut bangkrut dan adanya Wewe Gombel gentayangan ini disangkutkan dengan kebangkrutan hotel tersebut.
Bukit Gombel sekarang tercatat sebagai tanah tertinggi di Kota Semarang. Hal tersebut membuat kawasan Gombel saat ini juga menjadi pusat tower-tower pemancar jasa telekomunikasi, radio, dan TV. Hal tersebut disebabkan karena letak Gombel yang memang sangat pas untuk didirikan menara-menara tadi. Maka dari itu, Gombel menjadi tempat yang pas dan juga dikenal sebagai hutan tower.
Selain keberadaan hantu Wewe Gombel, indahnya pemandangan perbukitan Gombel itu dimanfaatkan pasangan muda-mudi untuk berpacaran. Di tepian bukit pasangan yang sedang kasmaran bercengkrama dan bermesraan sambil memandang panorama laut dan kerlap-kerlip lampu di malam hari. Namun, di bibir bukit itu sering terjadi penampakan mahluk halus yang disebut genderuwo.
Menurut beberapa pasangan muda-mudi yang pernah melihat penampakan itu, sebelum terlihat ada bau seperti aroma ketela yang dibakar. Aroma itu datang dengan tiba-tiba sebagai tanda bahwa sang genderuwo akan menampakan dirinya ke manusia. Penampakan dirinya biasanya bergelantungan di pohon sekitar bibir bukit tepatnya di samping Hotel Alam Indah dan berseliweran di belakang mereka saat bermesraan.
"Saat itu sekitar pukul 21.00 WIB saya lagi mojok duduk berpelukan di atas sepeda motor dengan pacar saya. Tiba-tiba bau bakaran ketela pohon menyengat. Kemudian ada sesosok makhluk asing yang saya kira saat itu seekor monyet besar. Berbulu hitam lebat, matanya merah dan tangannya panjang sampai ke kaki. Dia bergelantungan. Saya dan pacar saya merinding dibuatnya. Akhirnya saya langsung cabut," ungkap Nanang Setiawan penduduk warga Prembaen Selatan Kota Semarang.
Sebelum meninggalkan kawasan Gombel, Nanang bertanya kepada seorang petugas keamanan atau satpam Hotel Alam Indah. Dari keteranganya, memang di kawasan bibir bukit itu sering ada penampakan baik itu hantu Genderuwo, Hantu wewe gombel maupun mahluk-mahluk halus lainnya. Mereka adalah beberapa penghuni istana setan yang bergentayangan di sekitar lokasi perbukitan dan tanjakan Gombel itu.
nah segitu dulu deh ceritanya, nanti akan diupdate lagi .. ^_^ tergantung dari komentar rekan-rekan semuaa disini
Update :
[h=1]Hantu Pantura menggoda untuk celaka[/h]
Pantura. Setiap kali mendengar kata tersebut mungkin yang terlintas di benak kita adalah mudik. Ya selama ini Pantura memang tidak bisa dilepaskan dari arus mudik.
Pantura adalah penghubung antara Jawa Barat, Jawa Tengah hingga ke jawa Timur. Jalur paling ramai ini pun sudah tidak asing lagi bagi sopir yang melakukan perjalanan dari dan menuju Jawa Tengah dari Jakarta.
Saking ramainya, jalur ini kerap memakan korban jiwa karena kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi. Tak heran Pantura juga disebut sebagai jalur tengkorak.
Salah satu yang terkenal sebagai jalur angker di Pantura adalah di jalur Subang hingga Ciasem. Di sepanjang jalur tersebut para sopir kerap menjumpai penampakan hantu wanita yang sering disebut kuntilanak.
Menurut pengendara yang sering melakukan perjalanan malam di sepanjang jalur Pantura menceritakan beberapa kejadian menyeramkan di jalur ini. Ada pengendara truk yang biasa melakukan perjalananan malam, dia bercerita bahwa dia pernah melihat sesosok wanita menyeberang jalan, kemudian si sopir mengerem kendaraannya dengan mendadak ternyata setelah berhenti sosok wanita tersebut tiba-tiba terbang dan menghilang sambil tertawa, mungkin kejadian ini yang menyebabkan pengendara mengalami kecelakaan karena ulah makhluk halus.
Beberapa kesaksian menyebut kuntilanak tersebut hanya berdiri di pinggir jalan sambil menatap tajam kepada sang pengemudi kendaraan. Tatapan tajam tersebut bahkan mampu menghipnotis para pengemudi yang akhirnya terlena untuk sejenak. Ketika tersadar, brak.. kendaraan yang dia kendarai sudah kecelakaan. Korban pun terus berjatuhan dari tahun ke tahun di Pantura.
"Banyak yang percaya bahwa di sini banyak hantunya. Hantu juga dari korban-korban kecelakaan di sini," ujar Rahmat warga Ciasem, Subang, Jawa Barat kepada merdeka.com beberapa tahun silam.
Salah satu kejadian yang paling diingat Rahmat adalah kecelakaan antara bus Kramatjati dengan truk pengangkut pasir beberapa tahun silam. Dalam kejadian tersebut 6 penumpang bus meninggal. Banyak yang menyebut kecelakaan tersebut disebabkan sang sopir dikerjai kuntilanak.
Beberapa kejadian misteri memang selalu dikaitkan ketika terjadi kecelakaan di Pantura. Namun demikian banyak juga yang tidak percaya dan menganggap kecelakaan di Pantura disebabkan ulah faktor-faktor yang lebih rasional.
Kurangnya penerangan di sepanjang jalan, minimnya rambu-rambu lalulintas dan jalur lurus dan panjang yang mengakibatkan pengemudi mengantuk bisa menjadi alasan yang logis untuk menuding kecelakaan yang yang sering terjadi.
Lalu bagaimana menurut anda?
by request : Sist Angel
Dongeng asal-muasal keberadaan desa Trunyan dalam artikel ini memiliki 2 versi - entah kisah mana yang mendekati kisah nyata. Desa Trunyan memiliki pesona yang dapat dikatakan dibilang alami. Cerita ini diambil dari beberapa referensi, jika masih terdapat kekurangan sekiranya dapatlah ditambahkan.
Kisah Versi Pertama
Alkisah pada suatu hari beberapa abad yang lalu di puri dalem Solo, di pulau Jawa tercium bau yang harum sekali. Bau harum yang luar biasa tersebut menarik perhatian empat orang anak dalem Solo untuk mengembara mencari sumbernya.
Dalam pengembaraan itu akhirnya mereka tiba di pulau Bali. Setibanya di kaki selatan gunung Batur, anak dalem Solo yang wanita berkeputusan untuk tidak melanjutkan perjalanan. Ketiga saudara laki-lakinya melanjutkan pengembaraan mereka menyusuri tepi danau Batur.
Waktu mendengar suara burung karena kegirangan, saudara termuda mereka berteriak. Perbuatan tersebut membuat kakak tertuanya marah, kakaknya menendangnya sampai jatuh bersila.
Sesudah meninggalkan adiknya, kedua saudara tersebut melanjutkan perjalanan. Oleh karena sangat senang bertemu dengan manusia, anak kedua dari saudara itu menyapa orang tersebut.Kelakuan adiknya tersebut membuat si kaka tidak senang, akhirnya ditinggalkan adiknya di tempat tersebut.
Setelah meninggalkan adik-adiknya di desa-desa itu, putra dalem Solo yang sulung melanjutkan perjalanannya ke arah utara. Akhirnya ia tiba disebuah dataran tempat ditemukannya seorang Dewi yang teramat menggiurkan hati mudanya. ewi ini pada waktu ditemukan berada di bawah pohon taru menyan, sumber bau harum tersebut.yang dicari selama ini. Perasaan birahi jejakanya segera bangkit dan diluar kekuasaannya lagi sang Dewi segera disenggamai.Setelah tersalurkan birahinya, si pemuda petualangan itu pergi menghadap kaka sang Dewi untuk meminang adiknya.Kakaknya menyetujui, akhirnya mereka pun menikah.
Setelah usainya upacara perkawinan mereka,tempat yang mereka diami berangsur-angsur berkembang menjadi kerajaan. Kemudian karena khawatir kerajaan mereka itu akan diserang oleh orang luar, yang terpesona bau semerbak yang keluar dari pohon taru menyan tersebut, maka sang permaisuri memerintahkan untuk menghilangkan bau semerbak itu. Caranya Ia memerintahkan agar jenazah-jenazah orang Trunyan untuk selanjutnya tidak lagi dikebumikan,melainkan dibiarkan membusuk di bawah udara terbuka.Itulah sebabnya, maka sejak itu, desa Trunyan tidak lagi mengeluarkan bau semerbak yang mempesonakan,namun sebaliknya jenazah-jenazah penduduk yang dibiarkan membusuk di udara terbuka di daerah pemakaman sema Wayah tidak mengeluarkan bau busuk.
Kisah Versi Kedua
Dikisahkan, bau harum taru menyan, memancing Ratu Gede Pancering Jagat mendatangi sumber bau. Di sekitar pohon-pohon hutan cemara Landung, beliau bertemu dengan Ida Ratu Ayu Dalem Pingit [Ratu Ayu Dalem Dasar]. Mereka kemudian menikah dan disaksikan oleh penduduk Desa Hutan Landung yang sedang berburu. Sebelum meresmikan pernikahan, Ratu Gede mengajak penduduk Desa Cemara Landung untuk membuat desa yang bernama Taru Menyan dan lama kelamaan terkenal menjadi Trunyan. Itulah asal kata Trunyan.
Akibat adanya Ratu Pancerin jagad, maka masyarakat Trunyan percaya bahwa desanya menjadi satu-satunya desa di dunia ini yang anti gempa. Menurut cerita si tukang boat, Beberapa waktu yang lalu ada gempa yang terjadi di Seririt, Singaraja yang juga dirasakan oeh penduduk kintamani, namun tidak dirasakan di trunyan. Tanda adanya gempa disekitarnya dapat dilihat penduduk Trunyan melalui pancaran mata air yang keluar tidak lurus keluarnya namun bergoyang2.
Yup, itulah dunia, banyak sekali keanehanya.
Trunyan merupakan satu dari tiga Suku Bali asli [Bali Aga], yaitu suku yang ada dibali sebelum Jaman Majapahit dan sebelum gelombang pengungsian warga kerajaan Majapahit terakhir yang menolak menjadi Muslim [hijrah ke Bali]. Dua suku Bali asli lainnya adalah Suku Tenganan di Karang Asem [Smarapura] dan Suku Yeh Tipat di Singaraja. Trunyan termasuk di lingkup Kabupaten Bangli.
Suku Trunyan, punya tiga cara unik menangani mayat, diupacarai yang setara dengan upacara ngaben di tempat lain:
Untuk yang meninggal adalah Bayi, maka mayatnya dikubur, lokasinya disebut Sema Muda, kira-kira 200 meter-an ke sebelah kanan lagi namun sebelum desa trunyan dari arah sekarang ini.
Untuk yang meninggal adalah orang yang kecelakaan, dibunuh atau bukan karena mati normal. Maka mereka anggap itu mempunyai kesalahan besar. Lokasi mereka dikubur [Sema bantas] adalah di perbatasan antara desa Trunyan dan Desa abang. Letaknya Jauh dari tempat kami sekarang.
Untuk yang mati normal, Mayat mereka diberi kain putih dan hanya diletakan di bawah Taru Menyan [Pohon wangi]. Maksudnya mati normal adalah tidak punya salah/kesalahan sesuatu, di luar kreteria di atas.
Mayat itu diletakkan di atas tanah dengan lubang yang sangat dangkal [kira-kira 10 - 20 cm]. Tujuannya supaya tidak bergeser-geser [karena bidang tanah di tempat itu tidaklah dapat disebut datar]. Jumlah maksimum mayat yang diperkenankan ada di bawah pohon taru menyan adalah 11 mayat. Alasannya adalah mayat yang ke 12 dan seterusnya, akan berbau. Baunya kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak.
Bisa jadi itu disebabkan keterbatasan bau yang dapat diserap oleh taru menyan tersebut, yaitu kurang lebih sekitar 11 x 60 kg [asumsi berat rata-rata mayat] = 660 kg. Sehingga untuk menyerap mayat berikutnya menjadi tidak maksimal.
Walaupun mayat itu mati normal sekalipun, namun jika tidak sepenuhnya bersih dalam artian bersih dari kesalahan, maka bau mayat akan tetap ada walaupun tempo-tempo ada dan tempo-tempo tidak. Bukan cuma itu, mayat yang 'ada kesalahan' itu, lebih cepat busuk dari mayat yang lain [rata-rata pembusukan normal adalah 2 bulanan].
Penjelasan mengapa mayat yang menggeletak begitu saja di sema itu tidak menimbulkan bau padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut ini disebabkan pohon Taru Menyan tersebut, yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Trunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.
Setiap bencana selalu menyisakan cerita, bahkan hingga kisah yang berbau klenik sekalipun. Tak terkecuali di Gedung UOB di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, saat bencana banjir melanda kawasan tersebut kemarin.
Mau dipercaya atau tidak, tapi itu nyatanya dialami tim evakuasi yang melakukan proses evakuasi di Gedung UOB yang digenangi air sejak Rabu kemarin.
Tim evakuasi yang bekerja hingga larut malam sempat dihadapkan kejadian ganjil. Saat itu, tim dari Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) sedang bergerak mencari korban yang terjebak di basement tersebut.
Kepala Dinas Damkar dan PB, Paimin Napitupulu, yang ditemui di Kantor UOB, bercerita soal pengalaman anak buahnya.
Sekira pukul 00.00 WIB, dini hari tadi, anak buahnya yang terdiri dari satu tim mencoba terus melakukan pencarian korban yang terjebak. Masuk ke basement 1, anak buahnya langsung menyisir sudut per sudut.
Tak seberapa lama menyisir, tim ini melihat ada lambaian tangan dari sebuah mobil Avanza yang mengapung di Basement 1. Dengan kaca yang tertutup rapat, anak buahnya melihat dua orang berjenis kelamin pria dan wanita.
"Nah anggota melihat kalau ada orang yang dadah-dadah ke anggota. Itu di dalam mobil, dua orang, laki-laki dan perempuan," kata Paimin berkisah, Sabtu (19/1/2013).
Tim yang memang berniat untuk mengevakuasi langsung menghampiri mobil Avanza ini. Namun, keganjilan diperoleh tim ini. "Tapi pas disamperin ternyata enggak ada orang," ujarnya.
Sontak, tim evakuasi ini langsung ketakutan. Mereka langsung memutuskan untuk mengakhiri evakuasi setelah mengalami keganjilan ini. "Beberapa anggota malah bulu kuduknya merinding," lanjut Paimin.
Air bah ini masuk ke basement UOB sejak Rabu lalu. Saat itu, pihak gedung mencatat ada empat orang pekerjanya yang terjebak di dalamnya.
Dua hari evakuasi dilakukan saat keadaan makin membahayakan. Dari empat orang yang terjebak tadi, dua orang berhasil diselamatkan.
Warga Jogja atau wisatawan yang pernah berkunjung ke Alun-Alun Selatan pasti pernah mendengar mitos beringin kembar. Mitos yang populer di tengah masyarakat tersebut berbunyi, siapapun yang bisa melewati celah di antara dua beringin maka keinginannya akan menjadi kenyataan. Mitos tersebut dilatarbelakangi oleh dua cerita yang ada di tengah masyarakat. Berikut ini adalah dua versi cerita tersebut.
Versi I
Ketika sultan Hamengkubuwono I bertahta, ada sebuah cerita seputar perkawinan. Putri Sultan akan dipinang oleh seorang lelaki. Namun Sang Putri tidak menyukainya. Untuk menolak secara halus, sang Putri meminta syarat: Jika ingin menikahinya, maka lelaki tersebut harus bisa berjalan dengan mata ditutup dari Pendopo yang ada di sebelah utara Alun-alun Kidul melewati dua beringin kembar ditengah alun alun dan finish di pendopo yang ada di sebelah selatan alun alun kidul.
Siasatnya berhasil. Laki-laki tersebut gagal melewati beringin. Kemudian Sultan mengatakan bahwa yang bisa melewati dua beringin tersebut hanyalah pemuda yang hatinya benar-benar bersih dan tulus. Sampai pada akhirnya datang seorang pemuda dari Siliwangi yang berhasil melewati rintangan yang disyaratkan oleh Putri Sultan.
Versi II
Ada sebuah kepercayaan bahwa pohon beringin kembar yang terdapat di Alun-alun Selatan Kota Yogyakarta merupakan sebuah gerbang menuju laut selatan. Kepercayaan ini berkembang di bawah kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VI. Warga di sekitar Keraton sangat memercayai hal tersebut. Namun, hanya orang dengan hati yang bersih saja yang mampu melihat dan melewati gerbang di antara dua beringin tersebut.
Nanti dilanjut lagi ya
=========================================================
believe it or not, it's depend on us.
Regards,believe it or not, it's depend on us.
no mercy
Link Sumber
dan Berbagai Sumber
Terakhir diubah: