Biarlah segelintir rasa terus menguntai rindu.
Dalam gelap, di pojok malam ku sandarkan setitik asa hadirmu.
Detak waktu menikam kejam aku yang mulai lelah akan tumpukan ilusi masa lalu.
Andai aku menyadari hadirmu adalah warna indah dalam kanfas ku, mungkin ego ini akan ku redam kejam.
Tinta hati telah menjadi kelabu, tercecer dalam tentetan waktu, dari musim semi ke musim gugur sampai kembali ke musim semi.
Maaf jika prosaku telah lama kaku karna nyawa nya telah pergi bersama hari bahagiaku.
Jika penaku tak lagi tajam sebab akal ku mati saat semua insan turut ber do'a atas bahagiamu.
Yaa ini sederet kisah kelam aku sang elang kembara yang telah lapuk termakan jaman.
Dalam gelap, di pojok malam ku sandarkan setitik asa hadirmu.
Detak waktu menikam kejam aku yang mulai lelah akan tumpukan ilusi masa lalu.
Andai aku menyadari hadirmu adalah warna indah dalam kanfas ku, mungkin ego ini akan ku redam kejam.
Tinta hati telah menjadi kelabu, tercecer dalam tentetan waktu, dari musim semi ke musim gugur sampai kembali ke musim semi.
Maaf jika prosaku telah lama kaku karna nyawa nya telah pergi bersama hari bahagiaku.
Jika penaku tak lagi tajam sebab akal ku mati saat semua insan turut ber do'a atas bahagiamu.
Yaa ini sederet kisah kelam aku sang elang kembara yang telah lapuk termakan jaman.