Mau berbagi sedikit pengetahuan ttg budidaya jamur ala rumahan (kecil2an) suhu, tp sebelum mulai detailnya sy mau menerangkan sedikit ttg jamur dan bagaimana mrk hidup. Kalau ada suhu2 yg berpengalaman dlm budidaya jamur, mohon kritik & masukannya.
Berbeda dari tumbuhan dan binatang, jamur (fungi) mempunyai "kerajaannya" sendiri dlm struktur organisme, apa yg sering kita sebut "jamur" itu sebenarnya adalah merupakan bagian kecil dari keseluruhan fisiknya yg dalam istilah umumnya disebut buah. Siklus kehidupan mrk berawal dari berjuta2 spora yg dilepaskan oleh buah dewasa (matang) dan terbawa oleh angin, selanjutnya spora tersebut akan tersebar dan mendarat dimana2, dan jika spora tersebut mendapatkan tempat dgn kondisi yg memungkinkan utk tumbuh (adanya sumber makanan, temperatur dan kelembaban yg pas) maka spora tsb akan bergerminasi dan berkembang menjadi mycelium.
Mycelium merupakan tubuh inti jamur dimana tugasnya adalah untuk mencari makan, bentuknya seperti perpaduan antara akar tanaman dan kapas berwarna putih (tp ada pula mycelium berwarna lain) dan biasanya bisa kita jumpai dibawah tanah lembab atau dibalik kayu2 mati. Mycelium akan menyerap makanan dari sisa2 sampah organik tsb membentuk jaringan terstruktur dan ukurannya akan makin melebar seiring dgn bnyknya makanan yg mrk konsumsi, dan jika kondisi lingkungan memadai (turunnya temperatur, adanya cahaya dan udara segar) maka mycelium akan memasuki fase berbuah yg ditandai dgn tumbuhnya apa yg sering kita sebut jamur.
Perlu diketahui, tidak semua jamur akan tumbuh dimedia yg sama, sebagian jenis lebih suka tumbuh dikayu, sebagian lg ada yg suka tumbuh diatas dedaunan dan ada pula yg memilih tempat favoritnya diatas kotoran2 hewan dll.
Budidaya jamur sendiri sebenarnya tdklah sesulit yg kita bayangkan, kuncinya adalah menciptakan kondisi yg mirip dengan apa yg ada dialam dimana jamur2 tersebut tumbuh. Beberapa hal penting yg harus digaris bawahi dlm budidaya jamur adalah temperatur, kelembaban, pemilihan media tanam serta yg paling penting adalah sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi.
Sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi yg dimaksud adalah kebersihan dari unsur2 yg tdk kita kehendaki (bakteri, kuman, spora jamur lain, dsb) yg dpt menyebabkan terkontaminasinya jamur2 yg kita budidayakan. Perlu diingat bahwa media yg kita gunakan disini tdk hanya disukai oleh jamur yg kita tanam, tp juga mahluk mikroorganisme lain yg mengganggu seperti jamur roti, jamur hijau, dsb. Dan jika jamur yg kita budidayakan tsb terkontaminasi oleh jamur2 yg kita tdk kehendaki, sebaiknya langsung buang krn tdk ada cara utk menyelamatkannya dan mengkonsumsi jamur yg medianya sudah terkontaminasi jamur lain walaupun tdk terlihat SANGAT TIDAK DISARANKAN & JANGAN AMBIL RESIKO krn bisa saja jamur tersebut jadi beracun, selain itu kontaminasi jg akan membuang2 waktu kita. Maka dr itu sangat ditekankan ttg pentingnya sterilisasi khususnya utk mrk2 yg masih pemula dlm dunia mikologi. Standar sterilisasi selain yg nanti akan dijabarkan dibawah adalah mandi dan pakai baju yg baru dicuci, krn tubuh kita sendiri merupakan salah satu sumber terbesar kontaminasi (kulit mati, rambut rontok, ketombe, hembusan nafas, dsb).
Disini kita akan membahas cara budidaya jamur baik itu utk konsumsi maupun utk medis. Jadi bagaimana cara budidaya jamur? Pertanyaan tsb tdk mempunyai jawaban yg simpel dan pasti. Tergantung jenis jamur yg kita ingin budidayakan maka caranya pun akan berbeda2. Beberapa jamur yg tidak bisa tumbuh indoor hanya akan bisa tumbuh outdoor.
Kenapa budidaya jamur? Selain rasanya enak jamur juga sangat menyehatkan dan kaya protein, jamur jg mempunyai peranan sangat penting dlm siklus kehidupan di bumi, jamur2 macam reishi dan lion's mane juga mengandung zat yg berguna utk kesehatan dan beberapa tahun belakangan ini sudah bnyk ilmuwan yg meneliti utk menggali lebih dalam manfaat jamur medis (cubensis, cyanescens, subaeruginosa, azurescens, dsb) dan budidaya jamur sangatlah menyenangkan sbg hobi. Klo suhu2 kurang beruntung dlm membudidayakan tanaman ataupun hewan, mungkin jamur bisa jd alternatif.
Krn ada bnyk sekali teknik dan cara budidaya tergantung jenisnya maka sebagai pembuka (dan mudah2an akan dilengkapi kedepannya) sy akan memberi tips cara budidaya jamur yg dapat tumbuh indoor dgn 1 cara tp bisa diterapkan dgn menggunakan berbagai jenis jamur sekaligus (konsumsi & medis) seperti jamur kuping, jamur enoki, jamur shitake, jamur reishi, jamur lion's mane dan jamur cubensis.
Utk mempermudah penjelasan sy akan membaginya menjadi tiga bagian, tingkat dasar > menengah > lanjutan.
1) Tingkat Dasar.
Dgn peralatan serta bahan yg minim dan sederhana, siapa saja bisa mencoba utk mulai mencoba membudidayakan jamur dirumah. Teknik yg akan kita pakai dibawah ini mungkin adalah teknik yg paling sederhana dan terkenal dikalangan pemula yaitu 'Brown Rice Flour Cakes' atau bahasa kerennya disebut 'Kue Tepung Beras Coklat'.
Tahap pertama adalah persiapan;
Bahan utk sterilisasi (akan selalu dipakai dgn semua teknik):
1. SAB (still Air Box) adalah kotak yg digunakan utk pembibitan dimana fungsinya agar meminimalisir kontaminasi dari udara, SAB bisa dibuat dari kardus bekas atau box container plastik yg diberi 2 lubang utk tangan.
2. Oven bisa jg digunakan dgn cara memanaskannya lalu membuka tutupnya dan kita melalukan pembibitan didepan oven tsb, udara panas dr dlm oven akan mendorong kontaminasi udara agar tdk mendekati media tanam yg akan kita beri bibit.
3. Disinfektan (bisa dibuat dgn mencampur sabun pencuci piring dan air) lalu dimasukan kedalam sprayer, fungsinya utk mengendapkan kontaminasi yg berterbangan diudara dan yg menempel di dinding SAB.
4. masker
5. sarung tangan karet/latex
6. alkohol 90%
7. korek api gas/lampu alkohol.
Bahan utk media tanam:
1. Tepung beras coklat (bisa dibeli di internet atau toko makanan bayi)
2. Vermiculite yg bentuknya kasar (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik)
3. Air bersih (distill/mineral)
4. toples kaca/plastik tahan panas dgn bentuk U agar media tanam yg telah berubah bentuk menjadi padat nantinya akan mudah dikeluarkan.
5. kertas almunium/foil
6. Panci besar atau panci presto lebih disarankan.
Bahan utk tempat berbuah/menaruh media tanam;
1. box kontainer plastik besar dan sebening mungkin (kalau bisa tutupnya juga, jika tdk ada bisa diakali dgn melubangi tutupnya dan menambalnya dgn plastik tebal bening).
2. perlite (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik).
3. termometer/higrometer digital atau analog
4. sprayer/semprotan (bisa dibeli diwarung atau toko bangunan)
5. air bersih (distill/mineral).
Bahan utk pembibitan:
1. bibit jamur/spora (bisa dibeli di internet atau bisa mencari sendiri)
2. air bersih (distill/mineral)
3. syringe/suntikan (bisa dibeli di apotik)
4. gelas sloki
5. pisau cutter kecil.
Penjelasan ttg pembibitan: Ada beberapa jenis bibit yg beredar dipasaran, pertama adalah murni spora yg tercetak pada kertas biasa/almunium atau yg sudah dicampur dgn air dlm wadah syringe/suntikan (S), kedua adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media agar2 (F0), berikutnya adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media pra-tanam, biasanya dgn butiran2 jagung (F1/2) dan yg terakhir bibit yg sudah dicampur dgn media tanam dan siap berbuah (F3). Disini sy akan menjelaskan cara membuat suntikan bibit dr masing2 jenisnya.
Sekedar mengingatkan bahwa menangani bibit/spora termasuk proses yg rentan kontaminasi, maka dr itu diperlukan perhatian pd sterilisasi.
S: jika bibit sudah dlm bentuk syringe/suntikan, silahkan lewati penjelasan ini. Jika bibit masih dlm bentuk spora yg tercetak diatas kertas, kita harus mempersiapkan syringe/suntikan baru lalu isi dgn air distill/mineral, bungkus suntikan tsb dgn kertas almunium lalu kukus selama 30 menit dlm panci presto atau 1 jam dgn panci biasa bersama dgn gelas sloki dan pisau cutter yg sudah dibungkus dgn kertas almunium jg (INGAT! pastikan semua perlengkapan yg dimasukkan ke dlm panci presto tahan panas, jika tdk alat2 tsb akan meleleh). Setelah dingin bawa alat2 tsb ke dlm SAB atau depan oven, pastikan tangan kita sudah bersih terbungkus sarung tangan karet yg sudah dibasuh dgn alkohol 90%. Buka bungkus kertasnya, bakar ujung jamur suntukan dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), masukkan air dr suntikkan kedalam gelas sloki, bakar ujung pisau cutter dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), kerok spora dari kertas dgn cutter kedlm gelas sloki yg berisi air lalu bakar lagi jarum suntikan sampai kemerahan (dinginkan) dan sedot kembali air yg sudah tercampur dgn spora tsb kembali kedalam suntikan. Bekerjalah dgn hati2 dan sigap, jgn terlalu lama dan jgn terlalu terburu2.
F0: Siapkan semuanya sama dgn cara diatas, namun yg membedakannya adalah kita akan mengambil sedikit mycelium dari media agar2 lalu memasukkannya kedalam air dan suntikan.
F1: Sama seperti diatas minus gelas sloki, kita tidak memasukkan air dr suntikan tsb kedalam gelas sloki tapi kedalam botol mycelium-biji jagung dan menyedotnya kembali kedalam suntikan sehingga didapatkan serpihan2 mycelium.
Penjelasan ttg print spora: Cara utk mendapatkan print spora sendiri adalah dgn memotong ujung tangkai buah jamur dari kepalanya dan meletakkannya diatas kertas atau almunium foil lalu menutupnya dgn gelas/kain bersih agar terlindung dr debu kotoran dan tiupan angin. diamkan selama 24-36 jam sampai tumpukan spora jatuh dibawah kepala jamur, setelah itu angkat tanpa merusak print jamur dibawahnya dan tutup kembali dengan gelas lalu tunggu sampai spora benar2 mengering. simpan spora ditempat yg kering dan gelap, spora bisa disimpan selama bertahun2 asalkan tetap kering.
Tahap kedua adalah pengerjaan;
Pengerjaan media tanam:
1. Beri beberapa lubang pd tutup toples utk pembibitan, pastikan lubang tsb bisa dilewati oleh jarum suntik.
2. Campur vermiculite dan tepung beras coklat dgn perbandingan 2:1 di wadah terpisah lalu tambahkan air sedikit demi sedikit sampai media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas (jgn sampai basah/becek apalagi sampai tergenang, yg kita butuhkan adalah media yg lembab). Cara menentukan bahwa media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas adalah dgn cara mengambil segenggam media tanam dan remaslah dgn keras, jika sedikit air di media tsb mengalir sebentar (tdk sampai 1 detik) lalu berhenti maka kelembabannya sudah pas.
3. Isi toples dgn media tanam dan sisakan ruang pada ujung toples (dekat tutupnya) kira2 2cm dan bersihkan kaca pada ruang kosong tsb (luar dan dalam dgn tisu kering) lalu isi sisa ruang kosong tsb dgn vermiculite kering, fungsinya adalah sbg filter/penyaring dari kontaminasi udara agar kontaminasi tdk sampai menyentuh media tanam.
4. tutup toples dan lapisi tutupnya dgn kertas almunium, fungsinya agar tetesan air dlm panci atau presto dk masuk kedalam toples dan merusak konsistensi kelembaban media tanam.
5. masukkan toples tsb kedalam panci dan kukus selama 90 menit, atau jika menggunakan panci presto panaskan selama 60 menit. Sy merekomendasikan menggunakan panci presto adalah krn beberapa kontaminasi tdk akan mati walaupun telah dipanaskan dlm suhu didih 100 derajat celcius dgn menggunakan panci biasa, sedangkan panci presto memiliki tekanan uap yg dapat menaikkan suhu didalamnya hingga 160 derajat celsius, dan dlm suhu ini sudah pasti dijamin tdk akan ada yg selamat.
6. jika sudah selesai, tunggu sampai dingin, jangan membuka tutup panci presto jika masih ada tekanan uap didlmnya bisa bolong atap rumah krn tutup panci yg melayang, jangan mendinginkan secara paksa krn dpt merusak toples dan jgn membuka tutup panci sampai kita benar2 siap utk melakukan pembibitan.
7. fungsi vermiculite adalah utk menyimpan air sbg makanan utk jamur, fungsi tepung beras coklat sbg nutrisi utk jamur dan air tentu saja sbg makanan utama krn 90% buah jamur adalah air.
Pengerjaan pembibitan (rentan kontaminasi);
1. Siapkan suntikan bibit dan siapkan toples media tanam
2. bawa semua peralatan kedalam SAB atau depan oven yg sudah dipanaskan
3. pakai sarung tangan karet, masker, basuh tangan dgn alkohol
4. kocok suntikan agar spora atau mycelium tersebar merata
5. panaskan ujung jarum suntikan sampai merah (dinginkan)
6. buka kertas almunium yg menutupi toples, lalu dari masing2 lubang pd tutup toples suntikkan kira2 1cc bibit perlubang, pastikan jarum menempel pada kaca toples, sehingga pertumbuhan mycelium bisa kita amati apakah terkontaminasi atau tidak.
7. Jgn menggoyang2kan toples media tanam apalagi sampai membalikkannya, kita tdk mau lapisan filter vermiculite kering yg jd pelindung kontaminasi dibawah tutup toples tsb jd berantakan.
Tahap ketiga Inkubasi;
Pada tahap ini kesabaran kitalah yg diuji, simpan toples2 yg telah dibibiti tsb ditempat yg bersih, hangat dan agak sedikit gelap sekitar 30-35 derajat celcius (diatas kulkas misalnya) dan tunggu lah selama kurang lebih 2 minggu sampai semua media tanam tsb tertutupi mycelium berwarna putih (INGAT! jgn sampai ada bagian yg tdk tertutupi, krn bagian tsb rentan kontaminasi).
selama 2 minggu tsb cobalah sesekali mengecek apakah media tanam kita terkontaminasi atau tdk. Kontaminasi bisa dilihat dr warna pada permukaan media tanam, jika ada warna selain mycelium yg putih bersih atau permukaan media tanam terlihat berlendir maka bisa dipastikan media tanam tsb sudah terkontaminasi, jika ada media yg terkontaminasi lekas buang jauh2 isinya, jgn buka didlm rumah krn spora kontaminasi tsb bisa menyebar dan menempel dimana2. Tp ada beberapa pengecualian mengenai warna mycelium, pada jenis jamur medis (ajaib), terkadang akan muncul warna biru keunguan, ini bukanlah kontaminasi tapi merupakan "lebam" krn mycelium terkena sentuhan (dinding toples atau tangan kita) dan jg terkadang muncul warna kuning sedikit kecoklatan krn kekurangan oksigen, hal ini wajar dan tdk berpengaruh apa2, Maka dr itu selain melihat permukaan media tanam, kontaminasi juga bisa dideteksi dgn bau/aroma, jika dari dalam toples tercium bau busuk atau tidak enak maka buang jauh2. Bau mycelium yg sehat itu tercium aroma khas jamur segar.
Tahap keempat kelahiran;
1. Pastikan media tanam sudah 100% tertutup mycelium dan tdk ada kontaminasi
2. cuci tangan dgn sabun anti bakteri
3. pada tahap ini sterilisasi sudah tdk terlalu krusial krn madia tanam yg sudah 100% tertutupi mycelium akan sangat sulit terkontaminasi krn sudah tdk ada tempat berpijak bagi spora jamur lain (kontaminasi)
4. keluarkan media tanam dari dlm toples, media tanam akan berbentuk seperti kue padat yg agak kering dan menyusut, ini krn proses pertumbuhan mycelium menghabiskan air yg tersimpan pd vermiculite.
5. disinilah kita melakukan proses re-hidrasi, yaitu memberi kembali media tanam air yg diperlukan utk proses pertumbuhan buah (jamur), caranya dgn merendam media tanam2 tsb kedalam air didlm panci selama 24 jam penuh.
Tahap kelima Tempat berbuah;
1. Siapkan box container plastik bening/putih dan beri lubang2 kecil dgn jarak 5x5cm diseluruh permukaan box tsb termasuk tutup dan bawahnya.
2. rendam perlite kedalam air, biarkan menyerap air lalu angkat dan tiriskan, fungsinya utk menyediakan kelembaban didlm box diatas 90%
3. masukkan perlite kedalam box yg telah dilubangi setebal kira2 5-8cm (tergantung ukuran box yg digunakan) dibawah box.
4. ambil media tanam dari dalam panci rendaman dan lumuri permukaannya dgn vermiculite kering dan bersih (dioven selama 15 menit sangat diajurkan) sehingga menutupi seluruh permukaan media tanam, hal ini berfungsi selain utk perlindungan kontaminasi jg sebagai penahan kelembaban agar air dimedia tanam tdk cepat menguap.
5. jejerkan media tanam2 tsb didlm box buah dgn lapisan kertas almunium dibawahnya agar tdk langsung menyentuh perlite.
6. simpan box ditempat yg bersih, adem dan terkena cahaya matahari secara tdk langsung (bisa diganti dgn lampu neon) krn kebutuhan cahaya jamur berbeda dgn tanaman
6. pastikan kelembaban didlm box selalu diatas 90%
7. semprot dinding box beberapa kali sehari, tp hati2 jgn menyemprot media tanam secara langsung
8. kipas2 isi box dgn tutupnya beberapa kali sehari utk mengganti udara segar krn karbondioksida mengendap dibawah box dan hal ini dpt memperlambat pertumbuhan buah jamur
9. dgn perpaduan penurunan temperatur, pengenalan pada cahaya dan udara segar, maka proses berikutnya media tanam akan ditumbuhi pin2 kecil bakal calon buah jamur.
Tahap keenam panen;
1. proses ini memakan waktu kira2 4 minggu dari proses pembibitan
2. utk 1 media tanam efektifnya bisa utk 3-4 kali panen dan hanya berselang 1-2 minggu kepanen berikutnya
3. selalu akan ada pin jamur yg tdk tumbuh besar, hal ini wajar dan sebaiknya ikut dipanen krn buah tsb akan mati dan busuk yg akhirnya hanya akan mengundang kontaminasi
4. selalu merendam media tanam selama 24 jam selang panen utk mengganti air yg hilang pd media tanam
5. tidak perlu melumuri lg media tanam dengan vermiculite kering (hanya pertama kali saja)
7. utk jenis jamur medis (ajaib) sebaiknya dipanen ketika selaput kepalanya mulai robek, krn jika kita telat memanen dan jamur tersebut sudah melepaskan spora, maka media tanam akan tdk efektif lg, belum lg akan kotor berantakan dimana2 berwarna hitam. tp hal ini tdk berlaku jika ingin membuat print spora utk proses berkelanjutan.
Tahap ketujuh penyimpanan;
Utk jenis jamur konsumsi, cara menyimpan supaya ttp segar sampai maksimal beberapa hari kedepan yaitu dengan membungkusnya dengan kantong kertas makanan didlm kulkas.
Sedangkan utk jenis jamur medis (ajaib), krn jenis ini bukanlah jenis yg bisa dikonsumsi setiap hari (tubuh kita akan langsung membangun toleransi yg cepat terhadap efek jamur jenis ini), mengkonsumsinya sebulan sekali atau maksimal 2 minggu sekali masih bisa mendapatkan efek yg sama seperti ketika kita mengkonsumsinya pertama kali. Maka dari itu penyimpanannya biasanya dgn cara dikeringkan, yaitu dgn menaruhnya didepan kipas angin selama 24 jam sampai kering lalu memberinya dessicant (silica gel/dehumidifier) dlm wadah tertutup agar jamur benar2 ekstra kering seperti biskuit crackers, dan kita bisa menyimpannya selama berbulan2 bahkan tahunan jika jamur tsb benar2 dijaga kekeringannya.
Berbeda dari tumbuhan dan binatang, jamur (fungi) mempunyai "kerajaannya" sendiri dlm struktur organisme, apa yg sering kita sebut "jamur" itu sebenarnya adalah merupakan bagian kecil dari keseluruhan fisiknya yg dalam istilah umumnya disebut buah. Siklus kehidupan mrk berawal dari berjuta2 spora yg dilepaskan oleh buah dewasa (matang) dan terbawa oleh angin, selanjutnya spora tersebut akan tersebar dan mendarat dimana2, dan jika spora tersebut mendapatkan tempat dgn kondisi yg memungkinkan utk tumbuh (adanya sumber makanan, temperatur dan kelembaban yg pas) maka spora tsb akan bergerminasi dan berkembang menjadi mycelium.
Mycelium merupakan tubuh inti jamur dimana tugasnya adalah untuk mencari makan, bentuknya seperti perpaduan antara akar tanaman dan kapas berwarna putih (tp ada pula mycelium berwarna lain) dan biasanya bisa kita jumpai dibawah tanah lembab atau dibalik kayu2 mati. Mycelium akan menyerap makanan dari sisa2 sampah organik tsb membentuk jaringan terstruktur dan ukurannya akan makin melebar seiring dgn bnyknya makanan yg mrk konsumsi, dan jika kondisi lingkungan memadai (turunnya temperatur, adanya cahaya dan udara segar) maka mycelium akan memasuki fase berbuah yg ditandai dgn tumbuhnya apa yg sering kita sebut jamur.
Perlu diketahui, tidak semua jamur akan tumbuh dimedia yg sama, sebagian jenis lebih suka tumbuh dikayu, sebagian lg ada yg suka tumbuh diatas dedaunan dan ada pula yg memilih tempat favoritnya diatas kotoran2 hewan dll.
Budidaya jamur sendiri sebenarnya tdklah sesulit yg kita bayangkan, kuncinya adalah menciptakan kondisi yg mirip dengan apa yg ada dialam dimana jamur2 tersebut tumbuh. Beberapa hal penting yg harus digaris bawahi dlm budidaya jamur adalah temperatur, kelembaban, pemilihan media tanam serta yg paling penting adalah sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi.
Sterilisasi/pasteurisasi dan kontaminasi yg dimaksud adalah kebersihan dari unsur2 yg tdk kita kehendaki (bakteri, kuman, spora jamur lain, dsb) yg dpt menyebabkan terkontaminasinya jamur2 yg kita budidayakan. Perlu diingat bahwa media yg kita gunakan disini tdk hanya disukai oleh jamur yg kita tanam, tp juga mahluk mikroorganisme lain yg mengganggu seperti jamur roti, jamur hijau, dsb. Dan jika jamur yg kita budidayakan tsb terkontaminasi oleh jamur2 yg kita tdk kehendaki, sebaiknya langsung buang krn tdk ada cara utk menyelamatkannya dan mengkonsumsi jamur yg medianya sudah terkontaminasi jamur lain walaupun tdk terlihat SANGAT TIDAK DISARANKAN & JANGAN AMBIL RESIKO krn bisa saja jamur tersebut jadi beracun, selain itu kontaminasi jg akan membuang2 waktu kita. Maka dr itu sangat ditekankan ttg pentingnya sterilisasi khususnya utk mrk2 yg masih pemula dlm dunia mikologi. Standar sterilisasi selain yg nanti akan dijabarkan dibawah adalah mandi dan pakai baju yg baru dicuci, krn tubuh kita sendiri merupakan salah satu sumber terbesar kontaminasi (kulit mati, rambut rontok, ketombe, hembusan nafas, dsb).
Disini kita akan membahas cara budidaya jamur baik itu utk konsumsi maupun utk medis. Jadi bagaimana cara budidaya jamur? Pertanyaan tsb tdk mempunyai jawaban yg simpel dan pasti. Tergantung jenis jamur yg kita ingin budidayakan maka caranya pun akan berbeda2. Beberapa jamur yg tidak bisa tumbuh indoor hanya akan bisa tumbuh outdoor.
Kenapa budidaya jamur? Selain rasanya enak jamur juga sangat menyehatkan dan kaya protein, jamur jg mempunyai peranan sangat penting dlm siklus kehidupan di bumi, jamur2 macam reishi dan lion's mane juga mengandung zat yg berguna utk kesehatan dan beberapa tahun belakangan ini sudah bnyk ilmuwan yg meneliti utk menggali lebih dalam manfaat jamur medis (cubensis, cyanescens, subaeruginosa, azurescens, dsb) dan budidaya jamur sangatlah menyenangkan sbg hobi. Klo suhu2 kurang beruntung dlm membudidayakan tanaman ataupun hewan, mungkin jamur bisa jd alternatif.
Krn ada bnyk sekali teknik dan cara budidaya tergantung jenisnya maka sebagai pembuka (dan mudah2an akan dilengkapi kedepannya) sy akan memberi tips cara budidaya jamur yg dapat tumbuh indoor dgn 1 cara tp bisa diterapkan dgn menggunakan berbagai jenis jamur sekaligus (konsumsi & medis) seperti jamur kuping, jamur enoki, jamur shitake, jamur reishi, jamur lion's mane dan jamur cubensis.
Utk mempermudah penjelasan sy akan membaginya menjadi tiga bagian, tingkat dasar > menengah > lanjutan.
1) Tingkat Dasar.
Dgn peralatan serta bahan yg minim dan sederhana, siapa saja bisa mencoba utk mulai mencoba membudidayakan jamur dirumah. Teknik yg akan kita pakai dibawah ini mungkin adalah teknik yg paling sederhana dan terkenal dikalangan pemula yaitu 'Brown Rice Flour Cakes' atau bahasa kerennya disebut 'Kue Tepung Beras Coklat'.
Tahap pertama adalah persiapan;
Bahan utk sterilisasi (akan selalu dipakai dgn semua teknik):
1. SAB (still Air Box) adalah kotak yg digunakan utk pembibitan dimana fungsinya agar meminimalisir kontaminasi dari udara, SAB bisa dibuat dari kardus bekas atau box container plastik yg diberi 2 lubang utk tangan.
2. Oven bisa jg digunakan dgn cara memanaskannya lalu membuka tutupnya dan kita melalukan pembibitan didepan oven tsb, udara panas dr dlm oven akan mendorong kontaminasi udara agar tdk mendekati media tanam yg akan kita beri bibit.
3. Disinfektan (bisa dibuat dgn mencampur sabun pencuci piring dan air) lalu dimasukan kedalam sprayer, fungsinya utk mengendapkan kontaminasi yg berterbangan diudara dan yg menempel di dinding SAB.
4. masker
5. sarung tangan karet/latex
6. alkohol 90%
7. korek api gas/lampu alkohol.
Bahan utk media tanam:
1. Tepung beras coklat (bisa dibeli di internet atau toko makanan bayi)
2. Vermiculite yg bentuknya kasar (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik)
3. Air bersih (distill/mineral)
4. toples kaca/plastik tahan panas dgn bentuk U agar media tanam yg telah berubah bentuk menjadi padat nantinya akan mudah dikeluarkan.
5. kertas almunium/foil
6. Panci besar atau panci presto lebih disarankan.
Bahan utk tempat berbuah/menaruh media tanam;
1. box kontainer plastik besar dan sebening mungkin (kalau bisa tutupnya juga, jika tdk ada bisa diakali dgn melubangi tutupnya dan menambalnya dgn plastik tebal bening).
2. perlite (bisa dibeli di internet atau toko tanaman/hidroponik).
3. termometer/higrometer digital atau analog
4. sprayer/semprotan (bisa dibeli diwarung atau toko bangunan)
5. air bersih (distill/mineral).
Bahan utk pembibitan:
1. bibit jamur/spora (bisa dibeli di internet atau bisa mencari sendiri)
2. air bersih (distill/mineral)
3. syringe/suntikan (bisa dibeli di apotik)
4. gelas sloki
5. pisau cutter kecil.
Penjelasan ttg pembibitan: Ada beberapa jenis bibit yg beredar dipasaran, pertama adalah murni spora yg tercetak pada kertas biasa/almunium atau yg sudah dicampur dgn air dlm wadah syringe/suntikan (S), kedua adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media agar2 (F0), berikutnya adalah bibit yg sudah menjadi mycelium dlm media pra-tanam, biasanya dgn butiran2 jagung (F1/2) dan yg terakhir bibit yg sudah dicampur dgn media tanam dan siap berbuah (F3). Disini sy akan menjelaskan cara membuat suntikan bibit dr masing2 jenisnya.
Sekedar mengingatkan bahwa menangani bibit/spora termasuk proses yg rentan kontaminasi, maka dr itu diperlukan perhatian pd sterilisasi.
S: jika bibit sudah dlm bentuk syringe/suntikan, silahkan lewati penjelasan ini. Jika bibit masih dlm bentuk spora yg tercetak diatas kertas, kita harus mempersiapkan syringe/suntikan baru lalu isi dgn air distill/mineral, bungkus suntikan tsb dgn kertas almunium lalu kukus selama 30 menit dlm panci presto atau 1 jam dgn panci biasa bersama dgn gelas sloki dan pisau cutter yg sudah dibungkus dgn kertas almunium jg (INGAT! pastikan semua perlengkapan yg dimasukkan ke dlm panci presto tahan panas, jika tdk alat2 tsb akan meleleh). Setelah dingin bawa alat2 tsb ke dlm SAB atau depan oven, pastikan tangan kita sudah bersih terbungkus sarung tangan karet yg sudah dibasuh dgn alkohol 90%. Buka bungkus kertasnya, bakar ujung jamur suntukan dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), masukkan air dr suntikkan kedalam gelas sloki, bakar ujung pisau cutter dgn korek sampai kemerahan (dinginkan), kerok spora dari kertas dgn cutter kedlm gelas sloki yg berisi air lalu bakar lagi jarum suntikan sampai kemerahan (dinginkan) dan sedot kembali air yg sudah tercampur dgn spora tsb kembali kedalam suntikan. Bekerjalah dgn hati2 dan sigap, jgn terlalu lama dan jgn terlalu terburu2.
F0: Siapkan semuanya sama dgn cara diatas, namun yg membedakannya adalah kita akan mengambil sedikit mycelium dari media agar2 lalu memasukkannya kedalam air dan suntikan.
F1: Sama seperti diatas minus gelas sloki, kita tidak memasukkan air dr suntikan tsb kedalam gelas sloki tapi kedalam botol mycelium-biji jagung dan menyedotnya kembali kedalam suntikan sehingga didapatkan serpihan2 mycelium.
Penjelasan ttg print spora: Cara utk mendapatkan print spora sendiri adalah dgn memotong ujung tangkai buah jamur dari kepalanya dan meletakkannya diatas kertas atau almunium foil lalu menutupnya dgn gelas/kain bersih agar terlindung dr debu kotoran dan tiupan angin. diamkan selama 24-36 jam sampai tumpukan spora jatuh dibawah kepala jamur, setelah itu angkat tanpa merusak print jamur dibawahnya dan tutup kembali dengan gelas lalu tunggu sampai spora benar2 mengering. simpan spora ditempat yg kering dan gelap, spora bisa disimpan selama bertahun2 asalkan tetap kering.
Tahap kedua adalah pengerjaan;
Pengerjaan media tanam:
1. Beri beberapa lubang pd tutup toples utk pembibitan, pastikan lubang tsb bisa dilewati oleh jarum suntik.
2. Campur vermiculite dan tepung beras coklat dgn perbandingan 2:1 di wadah terpisah lalu tambahkan air sedikit demi sedikit sampai media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas (jgn sampai basah/becek apalagi sampai tergenang, yg kita butuhkan adalah media yg lembab). Cara menentukan bahwa media tanam tsb memiliki kelembaban yg pas adalah dgn cara mengambil segenggam media tanam dan remaslah dgn keras, jika sedikit air di media tsb mengalir sebentar (tdk sampai 1 detik) lalu berhenti maka kelembabannya sudah pas.
3. Isi toples dgn media tanam dan sisakan ruang pada ujung toples (dekat tutupnya) kira2 2cm dan bersihkan kaca pada ruang kosong tsb (luar dan dalam dgn tisu kering) lalu isi sisa ruang kosong tsb dgn vermiculite kering, fungsinya adalah sbg filter/penyaring dari kontaminasi udara agar kontaminasi tdk sampai menyentuh media tanam.
4. tutup toples dan lapisi tutupnya dgn kertas almunium, fungsinya agar tetesan air dlm panci atau presto dk masuk kedalam toples dan merusak konsistensi kelembaban media tanam.
5. masukkan toples tsb kedalam panci dan kukus selama 90 menit, atau jika menggunakan panci presto panaskan selama 60 menit. Sy merekomendasikan menggunakan panci presto adalah krn beberapa kontaminasi tdk akan mati walaupun telah dipanaskan dlm suhu didih 100 derajat celcius dgn menggunakan panci biasa, sedangkan panci presto memiliki tekanan uap yg dapat menaikkan suhu didalamnya hingga 160 derajat celsius, dan dlm suhu ini sudah pasti dijamin tdk akan ada yg selamat.
6. jika sudah selesai, tunggu sampai dingin, jangan membuka tutup panci presto jika masih ada tekanan uap didlmnya bisa bolong atap rumah krn tutup panci yg melayang, jangan mendinginkan secara paksa krn dpt merusak toples dan jgn membuka tutup panci sampai kita benar2 siap utk melakukan pembibitan.
7. fungsi vermiculite adalah utk menyimpan air sbg makanan utk jamur, fungsi tepung beras coklat sbg nutrisi utk jamur dan air tentu saja sbg makanan utama krn 90% buah jamur adalah air.
Pengerjaan pembibitan (rentan kontaminasi);
1. Siapkan suntikan bibit dan siapkan toples media tanam
2. bawa semua peralatan kedalam SAB atau depan oven yg sudah dipanaskan
3. pakai sarung tangan karet, masker, basuh tangan dgn alkohol
4. kocok suntikan agar spora atau mycelium tersebar merata
5. panaskan ujung jarum suntikan sampai merah (dinginkan)
6. buka kertas almunium yg menutupi toples, lalu dari masing2 lubang pd tutup toples suntikkan kira2 1cc bibit perlubang, pastikan jarum menempel pada kaca toples, sehingga pertumbuhan mycelium bisa kita amati apakah terkontaminasi atau tidak.
7. Jgn menggoyang2kan toples media tanam apalagi sampai membalikkannya, kita tdk mau lapisan filter vermiculite kering yg jd pelindung kontaminasi dibawah tutup toples tsb jd berantakan.
Tahap ketiga Inkubasi;
Pada tahap ini kesabaran kitalah yg diuji, simpan toples2 yg telah dibibiti tsb ditempat yg bersih, hangat dan agak sedikit gelap sekitar 30-35 derajat celcius (diatas kulkas misalnya) dan tunggu lah selama kurang lebih 2 minggu sampai semua media tanam tsb tertutupi mycelium berwarna putih (INGAT! jgn sampai ada bagian yg tdk tertutupi, krn bagian tsb rentan kontaminasi).
selama 2 minggu tsb cobalah sesekali mengecek apakah media tanam kita terkontaminasi atau tdk. Kontaminasi bisa dilihat dr warna pada permukaan media tanam, jika ada warna selain mycelium yg putih bersih atau permukaan media tanam terlihat berlendir maka bisa dipastikan media tanam tsb sudah terkontaminasi, jika ada media yg terkontaminasi lekas buang jauh2 isinya, jgn buka didlm rumah krn spora kontaminasi tsb bisa menyebar dan menempel dimana2. Tp ada beberapa pengecualian mengenai warna mycelium, pada jenis jamur medis (ajaib), terkadang akan muncul warna biru keunguan, ini bukanlah kontaminasi tapi merupakan "lebam" krn mycelium terkena sentuhan (dinding toples atau tangan kita) dan jg terkadang muncul warna kuning sedikit kecoklatan krn kekurangan oksigen, hal ini wajar dan tdk berpengaruh apa2, Maka dr itu selain melihat permukaan media tanam, kontaminasi juga bisa dideteksi dgn bau/aroma, jika dari dalam toples tercium bau busuk atau tidak enak maka buang jauh2. Bau mycelium yg sehat itu tercium aroma khas jamur segar.
Tahap keempat kelahiran;
1. Pastikan media tanam sudah 100% tertutup mycelium dan tdk ada kontaminasi
2. cuci tangan dgn sabun anti bakteri
3. pada tahap ini sterilisasi sudah tdk terlalu krusial krn madia tanam yg sudah 100% tertutupi mycelium akan sangat sulit terkontaminasi krn sudah tdk ada tempat berpijak bagi spora jamur lain (kontaminasi)
4. keluarkan media tanam dari dlm toples, media tanam akan berbentuk seperti kue padat yg agak kering dan menyusut, ini krn proses pertumbuhan mycelium menghabiskan air yg tersimpan pd vermiculite.
5. disinilah kita melakukan proses re-hidrasi, yaitu memberi kembali media tanam air yg diperlukan utk proses pertumbuhan buah (jamur), caranya dgn merendam media tanam2 tsb kedalam air didlm panci selama 24 jam penuh.
Tahap kelima Tempat berbuah;
1. Siapkan box container plastik bening/putih dan beri lubang2 kecil dgn jarak 5x5cm diseluruh permukaan box tsb termasuk tutup dan bawahnya.
2. rendam perlite kedalam air, biarkan menyerap air lalu angkat dan tiriskan, fungsinya utk menyediakan kelembaban didlm box diatas 90%
3. masukkan perlite kedalam box yg telah dilubangi setebal kira2 5-8cm (tergantung ukuran box yg digunakan) dibawah box.
4. ambil media tanam dari dalam panci rendaman dan lumuri permukaannya dgn vermiculite kering dan bersih (dioven selama 15 menit sangat diajurkan) sehingga menutupi seluruh permukaan media tanam, hal ini berfungsi selain utk perlindungan kontaminasi jg sebagai penahan kelembaban agar air dimedia tanam tdk cepat menguap.
5. jejerkan media tanam2 tsb didlm box buah dgn lapisan kertas almunium dibawahnya agar tdk langsung menyentuh perlite.
6. simpan box ditempat yg bersih, adem dan terkena cahaya matahari secara tdk langsung (bisa diganti dgn lampu neon) krn kebutuhan cahaya jamur berbeda dgn tanaman
6. pastikan kelembaban didlm box selalu diatas 90%
7. semprot dinding box beberapa kali sehari, tp hati2 jgn menyemprot media tanam secara langsung
8. kipas2 isi box dgn tutupnya beberapa kali sehari utk mengganti udara segar krn karbondioksida mengendap dibawah box dan hal ini dpt memperlambat pertumbuhan buah jamur
9. dgn perpaduan penurunan temperatur, pengenalan pada cahaya dan udara segar, maka proses berikutnya media tanam akan ditumbuhi pin2 kecil bakal calon buah jamur.
Tahap keenam panen;
1. proses ini memakan waktu kira2 4 minggu dari proses pembibitan
2. utk 1 media tanam efektifnya bisa utk 3-4 kali panen dan hanya berselang 1-2 minggu kepanen berikutnya
3. selalu akan ada pin jamur yg tdk tumbuh besar, hal ini wajar dan sebaiknya ikut dipanen krn buah tsb akan mati dan busuk yg akhirnya hanya akan mengundang kontaminasi
4. selalu merendam media tanam selama 24 jam selang panen utk mengganti air yg hilang pd media tanam
5. tidak perlu melumuri lg media tanam dengan vermiculite kering (hanya pertama kali saja)
7. utk jenis jamur medis (ajaib) sebaiknya dipanen ketika selaput kepalanya mulai robek, krn jika kita telat memanen dan jamur tersebut sudah melepaskan spora, maka media tanam akan tdk efektif lg, belum lg akan kotor berantakan dimana2 berwarna hitam. tp hal ini tdk berlaku jika ingin membuat print spora utk proses berkelanjutan.
Tahap ketujuh penyimpanan;
Utk jenis jamur konsumsi, cara menyimpan supaya ttp segar sampai maksimal beberapa hari kedepan yaitu dengan membungkusnya dengan kantong kertas makanan didlm kulkas.
Sedangkan utk jenis jamur medis (ajaib), krn jenis ini bukanlah jenis yg bisa dikonsumsi setiap hari (tubuh kita akan langsung membangun toleransi yg cepat terhadap efek jamur jenis ini), mengkonsumsinya sebulan sekali atau maksimal 2 minggu sekali masih bisa mendapatkan efek yg sama seperti ketika kita mengkonsumsinya pertama kali. Maka dari itu penyimpanannya biasanya dgn cara dikeringkan, yaitu dgn menaruhnya didepan kipas angin selama 24 jam sampai kering lalu memberinya dessicant (silica gel/dehumidifier) dlm wadah tertutup agar jamur benar2 ekstra kering seperti biskuit crackers, dan kita bisa menyimpannya selama berbulan2 bahkan tahunan jika jamur tsb benar2 dijaga kekeringannya.