JAKARTA, KOMPAS.com Sekitar 20 orang anggota Satpol PP perempuan ikut melakukan penjagaan di sekitar Waduk Pluit. Penjagaan tersebut untuk mengondisikan warga dari kalangan perempuan dan anak-anak yang berada di sekitar pengerukan Waduk Pluit.
"Hari ini dijaga sama Satpol PP perempuannya untuk mengondisikan warga yang perempuan. Apalagi kemarin ada ibu-ibu yang bertelanjang dada," kata Tuti Rahayu, anggota Satpol PP Kecamatan Kelapa Gading di Waduk Pluit, Senin (13/5/2013).
Tuti mengungkapkan, dirinya baru hari ini berjaga di sekitar Waduk Pluit. Biasanya dia hanya ikut menjaga lalu lintas di sekitar Kelapa Gading. Selama berjaga di waduk tersebut, Tuti sering mendengar umpatan warga yang tidak mau rumahnya digusur. Akan tetapi, dia ditugaskan supaya tidak terhasut dengan kekesalan warga.
Dia melanjutkan, kehadirannya di Waduk Pluit memang hanya untuk mengondisikan keadaan kaum perempuan dan anak-anaknya saja. Mereka tidak boleh bersikap anarkistis kepada warga di sekitar Waduk Pluit.
Selain 20 orang Satpol PP Perempuan, pihak Wali Kota juga menurunkan 120 orang Satpol PP laki-laki yang terdiri dari 6 kecamatan di Jakarta Utara.
Di sekitar waduk tersebut juga terlihat banyak anggota kepolisian dan Brimob dari Polda Metro Jaya. Menurut Wakil Kapolsek Penjaringan, Lilik Iryanto, terdapat 30 orang anggota dari Polsek Penjaringan, 30 orang dari Polres Jakarta Utara, dan 80 orang dari anggota Brimob Polda Metro Jaya.
"Jadi jumlahnya ada 140 orang. Anggota Brimob ada yang bermalam di sini untuk melakukan penjagaan," kata Lilik.
Pantauan Kompas.com, terlihat beberapa backhoe (alat berat) di sekitar Waduk Pluit. Dua buah tenda di sekitar pengerukan waduk juga berada di pinggir jalan untuk tempat menginap anggota Brimob Polda Metro Jaya.
Selain itu, warga yang menolak penggusuran juga tak sedikit yang mengumpat anggota keamanan di lokasi tersebut.
Perlu diketahui, pada Minggu (12/5/2013) kemarin, warga melakukan aksi sweeping alat berat di bantaran Waduk Pluit. Mereka khawatir alat berat tersebut digunakan untuk melakukan pembongkaran di rumah mereka.
Saat aksi digelar, tiba-tiba seorang warga nekat membuka bajunya hingga bertelanjang dada. Dia menolak rencana penggusuran permukiman penduduk di bantaran waduk tanpa ada sosialisasi.
http://megapolitan.kompas.com/read/...Satpol.PP.Perempuan.Dikerahkan.ke.Waduk.Pluit
yang mau lihat (.) (.) secara gratisan silahkan langsung menuju TKP
"Hari ini dijaga sama Satpol PP perempuannya untuk mengondisikan warga yang perempuan. Apalagi kemarin ada ibu-ibu yang bertelanjang dada," kata Tuti Rahayu, anggota Satpol PP Kecamatan Kelapa Gading di Waduk Pluit, Senin (13/5/2013).
Tuti mengungkapkan, dirinya baru hari ini berjaga di sekitar Waduk Pluit. Biasanya dia hanya ikut menjaga lalu lintas di sekitar Kelapa Gading. Selama berjaga di waduk tersebut, Tuti sering mendengar umpatan warga yang tidak mau rumahnya digusur. Akan tetapi, dia ditugaskan supaya tidak terhasut dengan kekesalan warga.
Dia melanjutkan, kehadirannya di Waduk Pluit memang hanya untuk mengondisikan keadaan kaum perempuan dan anak-anaknya saja. Mereka tidak boleh bersikap anarkistis kepada warga di sekitar Waduk Pluit.
Selain 20 orang Satpol PP Perempuan, pihak Wali Kota juga menurunkan 120 orang Satpol PP laki-laki yang terdiri dari 6 kecamatan di Jakarta Utara.
Di sekitar waduk tersebut juga terlihat banyak anggota kepolisian dan Brimob dari Polda Metro Jaya. Menurut Wakil Kapolsek Penjaringan, Lilik Iryanto, terdapat 30 orang anggota dari Polsek Penjaringan, 30 orang dari Polres Jakarta Utara, dan 80 orang dari anggota Brimob Polda Metro Jaya.
"Jadi jumlahnya ada 140 orang. Anggota Brimob ada yang bermalam di sini untuk melakukan penjagaan," kata Lilik.
Pantauan Kompas.com, terlihat beberapa backhoe (alat berat) di sekitar Waduk Pluit. Dua buah tenda di sekitar pengerukan waduk juga berada di pinggir jalan untuk tempat menginap anggota Brimob Polda Metro Jaya.
Selain itu, warga yang menolak penggusuran juga tak sedikit yang mengumpat anggota keamanan di lokasi tersebut.
Perlu diketahui, pada Minggu (12/5/2013) kemarin, warga melakukan aksi sweeping alat berat di bantaran Waduk Pluit. Mereka khawatir alat berat tersebut digunakan untuk melakukan pembongkaran di rumah mereka.
Saat aksi digelar, tiba-tiba seorang warga nekat membuka bajunya hingga bertelanjang dada. Dia menolak rencana penggusuran permukiman penduduk di bantaran waduk tanpa ada sosialisasi.
http://megapolitan.kompas.com/read/...Satpol.PP.Perempuan.Dikerahkan.ke.Waduk.Pluit
yang mau lihat (.) (.) secara gratisan silahkan langsung menuju TKP