Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

INFO Cerita Mahasiswi Dilecehkan Dosen, Kode Minta 'Panas-panas' Bukan Kopi, Ending ke WC: Dia Paksa Aku

ilustrasi-pelecehan-seksual-yang-dialami-mahasiswi-dengan-dosennya.jpg


Ilustrasi pelecehan seksual yang dialami mahasiswi dengan dosennya - Kolase ilustrasi Tribunnews Wiki, Grid.ID

TRIBUNJATIM.COM - Nasib pilu mahasiswi yang mendapat perlakuan tak menyenangkan dari dosen.

Mahasiswi itu adalah mahasiswi sebuah PTN di Padang yang menjadi korban pelecehan seksual.

Awalnya, sang dosen kerap memintanya pergi ke ruangan dan membawakan minuman panas.

Kemudian berakhir tak menyenangkan setelah beberapa kali sang mahasiswi menolaknya.

Inilah cerita selengkapnya.

T (20) diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen berinisial FY (29).

Perlakuan tak senonoh oleh pelaku yang telah beristri tersebut dilakukan di toilet kampus, 10 Desember 2019 lalu.

Korban melaporkan kejadian ini ke Polda Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (15/1/2020).

Kasus ini terus bergulir, sang oknum dosen ditetapkan tersangka hingga ditahan oleh Polda Sumbar.

3474163684.jpg

Tetapi, cerita pengalaman T (20) yang memilukan baru-baru ini terungkap lewat wawancara eksklusif bersama TribunPadang.com.

Dikutip TribunJatim.com dari TribunPadang.com, Senin (2/3/2020), T adalah korban pelecehan oknum dosen.

T bercerita, peristiwa itu bermula ketika ia berada di lingkungan kampus pada malam hari saat dirinya tengah sibuk mempersiapkan penampilan tari.

Saat itu, dia sedang berada di loby kampus, bukan di toilet.

"Depan loby lagi prepare dengan teman-teman untuk tampil ujian randai. Terus ada si dosen."

"Dia manggil, ya udah. Namanya dosen tentu kita salamin kan," ujar mahasiswi itu mulai bercerita.

Setelah salam, ia duduk di sebelah dosen tersebut.

Pengakuan T, banyak hal yang mereka ceritakan ketika itu.

"Cerita tentang nilai lah, disuruh itulah, pokoknya tentang nilai aku yang gagal," ucap T.

T menuturkan, saat di loby tersebut banyak orang, namun si dosen mengusir orang-orang tersebut dengan cara meminta mereka untuk bersosialisasi dengan senior-senior di kampus.

"Ketika teman-teman aku datang malah diusir sama dia. Oi ang lai kenal samo senior ang tu. Pailah kenalan ang situ dulu ha. (Apakah kalian kenal sama senior itu? Pergilah, kenalan dulu ke sana!)," ucap T menirukan suruhan si dosen kala itu.

ilustrasi-pencabulan-anak-di-bawah-umur-yang-terjadi-di-bima.jpg

Menurut T, ada saja cara si dosen tersebut untuk membuat lingkungan sekitar sepi.

Bahkan tak terbesit pikiran aneh olehnya di balik perilaku si dosen yang mengusir teman-temannya.

"Aku gak connect sih dia nyuruh teman-teman aku pergi, kenapa. Ternyata itu maksud dan tujuannya."

"Sampai-sampai betis aku dicubit dengan alasan galigaman (gemas). Terus aku diam," ujarnya.

Saat itu, sang oknum dosen mengajak korban untuk check in hotel.

"Sampai dia ngajakin check in. Terus aku nanya? Rame-rame Pak? Oh gak, katanya. Berdua aja."

"Kalau berdua sama istri bapak aja. Kata dia, dak lamak lai do. (tak enak lagi)."

Saat itu, si oknum dosen sempat menanyakan tentang pacar korban.

"Terus biasanya kek-kek gitu sama pacar di mana?" kata korban menirukan pertanyaan pelaku.

"Ndak pernah, Pak. Ndak pernah sama sekali," jawab T kepada si dosen.

T menuturkan, walaupun dirinya anak tongkrongan, serta terlepas dari itu, dia juga tak semudah itu untuk melakukan perbuatan bejat tersebut.

"Aku juga gak semudah itu untuk digituin (dilecehkan). Mikirnya jangan terlalu kek gitu lah," ujar T.

Akhirnya, ungkap T, saat itu si dosen minta yang "panas-panas".

Dia mikir yang panas-panas itu kopi atau teh.

"Ya udah, aku mikirnya itu yang panas-panas kopi atau teh, karena dia udah pernah minta buatin kopi sebelumnya."

"Ada chat-nya. Pertama kali dia nge-chat itu minta buatin kopi ke jurusan. Makanya buatin yang panas-panas itu kopi lagi."

T memenuhi permintaan si dosen.

"Ya udah, Pak. Bisa, Pak," tutur T.

T sudah merasakan firasat kurang mengenakkan kala itu.

"Firasat gak enak, tapi ya mau gimana. Dia minta buatin kopi. Mikirnya masih positif," terang T.

T menyebut, di bawah tangga banyak teman-temannya sedang duduk-duduk namun si dosen menyuruh pergi ke pendopo untuk persiapan ujian.

Kata T, teman-temannya tersebut menuruti perintah si dosen.

"Namanya dosen yang ngomong. Dia mengatasnamakan dirinya dosen lo, bukan mengatasnamakan dirinya abang-abang atau siapa. Orang patuh lah sama dia," kata T.

Ketika sampai di depan dapur, si dosen bilang mau ke toilet dan T pun menyilakannya.

"Terus saya dipanggil, ke sinilah dulu. Apa Pak? Ke sinilah sebentar. Ngapain, Pak? Sini-sini, kata dia. Lalu aku ditarik langsung ke dalam WC. Terjadilah," ungkap T.

T sempat menepis dengan tangan.

ilustrasi-kekerasan-dan-pelecehan-seksual.jpg

Seperti ketika si dosen mau buka baju, ditepis dengan tangan.

Lalu, dorong-dorong dengan bahu namun si dosen tetap memaksa.

"Pokoknya, dia paksa-paksa aku. Aku bilang, jangan, Pak. Jangan, Pak. Aku gak bisa, Pak. Aku gak pernah sama sekali kek gini. Tolong, Pak. Tolong," ujar T.

"Jangan keras-keras ngomong, terdengar sama orang, kata dia. Tolong Pak, udahlah Pak," ujar T.

Kala itu hal yang terbesit di benaknya hanya berusaha membela diri dari perbuatan pelaku.

Kalau dirinya teriak, ungkap T, dia berpikir bisa saja dibunuh atau dilakukan sesuatu yang tak diinginkan di dalam toilet tersebut.

"Pikiran aku kek gitu, karena perdana aku digituin. Aku takut, aku mikirnya gimana keluar dari situasi itu dalam keadaan selamat."

"Aku bilang: Pak ujian randai mau mulai, Bapak dosennya."

"Tunggu sebentar, tunggu sebentar, kata dia. Dia langsung otak-atik ini dan itu. Bajunya atau apanya, beres-beresin."

T mengulangi lagi ucapannya.

"Pak ujian randai mau mulai, Bapak dosennya."

"Oh iya," kata si dosen, T menirukan.

T buka pintu dan keluar terlebih dahulu.

"Gantung bapak ha. Sakit kepala. Pengin bapak masukin," kata T menirupak ucapan oknum dosen.

"Apalah Bapak ni. Lalu, aku jawab lihatlah besok, Pak."

T menegaskan, dirinya menjawab "Lihatlah besok Pak" itu karena ingin cepat-cepat keluar dari situasi seperti itu.

ilustrasi-pelecehan-seksual_20180606_170059.jpg

Kemudian, dia langsung lari ke bawah.

"Intinya saat di toilet dia sempat meraba-raba aku," ungkap T.

T Melapor ke Polda Sumbar

T menuturkan, kejadian tersebut dialaminya di lingkungan kampus pada 10 Desember 2019.

Untuk melapor sebulan setelah kejadian itu, kata T butuh persiapan mental.

"Seperti sekarang, orang mikirnya itu suka sama suka. Aku genit, gimana lah cover-nya, bandel lah, yah orang itu mikirnya kek gitu," ucap T.

Dia belum siap menerima hujatan orang-orang, tapi akhirnya, dia melapor karena dia tak ingin ada korban lain.

Sebab, dia merasa nantinya akan tetap belajar di sana (kampus) sampai empat tahun ke depan.

"Bakalan melihat muka dia terus. Siapa sih yang bisa kek gitu? Mungkin ada yang bisa, tapi aku engga bisa. Itu bakalan ganggu fokus," jawab T.

Selain karena agar tak ada korban lain, T melapor juga karena tak terima atas perilaku si dosen.

ilustrasi-pencabulan-anak-di-bawah-usia.jpg

Ketika mendengar informasi si dosen ditetapkan tersangka dan ditahan, T tak merespon banyak.

Ia menyebut hal itu biasa saja baginya. Tidak ada respon bahagia dari dirinya.

"Namanya kesalahan dia, dia ditetapkan tersangka berarti dia emang ada salahnya," ujar T.

T mengaku sudah dipanggil penyidik sebanyak enam kali. Ada penyerahan bukti.

Untuk di pengadilan, dirinya juga sudah menyiapkan enam saksi.

Hingga saat ini belum ada panggilan berikutnya.

Maju jalur hukum, T diberi pendampingan dari LPSK, LBH, dan Nurani perempuan.
 
Untung gak nyampe diperkosa

Ini krn efek samping baca2 di Cerbung :pandaketawa:

Catatan bagi kaum hawa agar langsung menyerang biji peler jika anda dilecehkan:beer:

Bener bnget, hu...
Soalnya segede, atw sekekar apapun seorg pria, kl diuppercut, atw didengkul pelernya....
Mnml dia pasti ngerslasain eneg yg amat sangat...

Asal jgn dipegangin batangnya, ya....
Soalnya yg ada mlh jd skidipap pap....

:D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd