Oral ke Penis/Blow Job/Fellatio (Wanita ke Pria)
Berdasarkan Teori
Seks oral dapat meningkatkan perpindahan bakteri atau virus dari semen/air mani yang terinfeksi ke rongga mulut wanita. Setiap luka terbuka pada gusi wanita dapat lebih meningkatkan risiko perpindahan virus maupun bakteri dengan cara bertransmisi (masuk) melalui aliran darah. Hal sebaliknya juga bisa terjadi, bakteri/virus yang menginfeksi rongga mulut seorang wanita juga bisa berpindah (bahkan masuk) ke saluran perkemihan pria.
Berdasarkan Dokumentasi
Meskipun risiko penyakit dari seks oral lebih kecil beberapa kali daripada seks anal atau vaginal, beberapa dokumen tentang penularan penyakit melalui seks oral telah dilaporkan. Penyakit itu adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV ini sekaligus membuktikan teori penularan penyakit melalui aliran darah. Pada beberapa kasus, bahkan HIV ditularkan dari pria yang tidak berejakulasi.
Oral ke Vagina/Cunnilingus (Pria ke Wanita)
Berdasarkan Teori
Hampir serupa dengan teori sebelumnya, bahwa seks oral yang dilakukan pria terhadap organ kewanitaan juga dapat berdampak pada perpindahan bakteri/virus dari vagina ke rongga mulut pria. Berdasarkan keilmuan, cairan vagina (termasuk darah menstruasi) yang terinfeksi oleh bakteri/virus tertentu, dapat berpindah ke rongga mulut "pelaku" seks oral. Sebaliknya, bila yang terinfeksi adalah rongga mulut pria, maka bisa pula berpindah ke vulva vagina wanita.
Berdasarkan Dokumentasi
Risiko penularan/perpindahan HIV selama seks oral lebih kecil dibandingkan ketika seks anal atau vaginal. Namun, cukup banyak dilaporkan kasus penularan HIV dan STDs (Sexually Transmitted Diseases/penyakit menular seksual) setelah melakukan seks oral dari oral ke vagina. Selain HIV, beberapa penyakit juga sering dilaporkan terjadi seperti kanker mulut yang disebabkan oleh virus papiloma manusia (penyebab kanker serviks pada wanita). Penyakit kewanitaan lain yang bisa menular ke rongga mulut pria yaitu klamidia, herpes genitalis, dan gonore.
Segala jenis aktivitas seks, mungkin mengasyikkan bagi kebanyakan orang, terutama remaja. Oleh karena itu, berbagai metode seks yang menghasilkan berbagai stimulasi terus berkembang, salah satunya ialah yang dibahas dalam artikel di atas, seks oral. Mengenai keamanan seks oral, tentunya dipelajari oleh berbagai pakar, mulai dari personal/pribadi (pelaku seks) sampai dengan para pakar seksologi.
Kebanyakan dari para pemberi opini tentang keamanan seks oral beranggapan bahwa seks oral memiliki risiko terhadap kesehatan, apalagi seks oral dilakukan bukan bersama pasangan pernikahan, yang notabene telah diketahui seluk-beluk kesehatannya.
Risiko penularan penyakit melalui hubungan seks meningkat pada kalangan atau oknum yang memiliki riwayat bercinta dengan "tuna susila" ataupun jenis wanita/pria penghibur lainnya, yang secara tersirat belum diketahui perihal penyakitnya. Seperti yang sudah dijelaskan, penyakit yang sering ialah jenis penyakit yang menular secara seksual, yang sebagian besar amat berbahaya bagi kesehatan.
Berdasarkan Teori
Seks oral dapat meningkatkan perpindahan bakteri atau virus dari semen/air mani yang terinfeksi ke rongga mulut wanita. Setiap luka terbuka pada gusi wanita dapat lebih meningkatkan risiko perpindahan virus maupun bakteri dengan cara bertransmisi (masuk) melalui aliran darah. Hal sebaliknya juga bisa terjadi, bakteri/virus yang menginfeksi rongga mulut seorang wanita juga bisa berpindah (bahkan masuk) ke saluran perkemihan pria.
Berdasarkan Dokumentasi
Meskipun risiko penyakit dari seks oral lebih kecil beberapa kali daripada seks anal atau vaginal, beberapa dokumen tentang penularan penyakit melalui seks oral telah dilaporkan. Penyakit itu adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV ini sekaligus membuktikan teori penularan penyakit melalui aliran darah. Pada beberapa kasus, bahkan HIV ditularkan dari pria yang tidak berejakulasi.
Oral ke Vagina/Cunnilingus (Pria ke Wanita)
Berdasarkan Teori
Hampir serupa dengan teori sebelumnya, bahwa seks oral yang dilakukan pria terhadap organ kewanitaan juga dapat berdampak pada perpindahan bakteri/virus dari vagina ke rongga mulut pria. Berdasarkan keilmuan, cairan vagina (termasuk darah menstruasi) yang terinfeksi oleh bakteri/virus tertentu, dapat berpindah ke rongga mulut "pelaku" seks oral. Sebaliknya, bila yang terinfeksi adalah rongga mulut pria, maka bisa pula berpindah ke vulva vagina wanita.
Berdasarkan Dokumentasi
Risiko penularan/perpindahan HIV selama seks oral lebih kecil dibandingkan ketika seks anal atau vaginal. Namun, cukup banyak dilaporkan kasus penularan HIV dan STDs (Sexually Transmitted Diseases/penyakit menular seksual) setelah melakukan seks oral dari oral ke vagina. Selain HIV, beberapa penyakit juga sering dilaporkan terjadi seperti kanker mulut yang disebabkan oleh virus papiloma manusia (penyebab kanker serviks pada wanita). Penyakit kewanitaan lain yang bisa menular ke rongga mulut pria yaitu klamidia, herpes genitalis, dan gonore.
Segala jenis aktivitas seks, mungkin mengasyikkan bagi kebanyakan orang, terutama remaja. Oleh karena itu, berbagai metode seks yang menghasilkan berbagai stimulasi terus berkembang, salah satunya ialah yang dibahas dalam artikel di atas, seks oral. Mengenai keamanan seks oral, tentunya dipelajari oleh berbagai pakar, mulai dari personal/pribadi (pelaku seks) sampai dengan para pakar seksologi.
Kebanyakan dari para pemberi opini tentang keamanan seks oral beranggapan bahwa seks oral memiliki risiko terhadap kesehatan, apalagi seks oral dilakukan bukan bersama pasangan pernikahan, yang notabene telah diketahui seluk-beluk kesehatannya.
Risiko penularan penyakit melalui hubungan seks meningkat pada kalangan atau oknum yang memiliki riwayat bercinta dengan "tuna susila" ataupun jenis wanita/pria penghibur lainnya, yang secara tersirat belum diketahui perihal penyakitnya. Seperti yang sudah dijelaskan, penyakit yang sering ialah jenis penyakit yang menular secara seksual, yang sebagian besar amat berbahaya bagi kesehatan.