mbah_darmo
Calon Suhu Semprot
Maling ada di mana mana, apalagi di negeri tercinta , makin banyak aja. Ada beberapa jenis maling di Indonesia yaitu maling elit ,dan maling kepepet.
Yang paling berbahaya adalah maling uang rakyat, tak peduli gaji sudah tinggi, tetap saja korupsi. Mereka tak peduli nasib rakyat yang makin melarat. Mereka sulit ditangkap karena pandai sekali bersilat lidah, cuci tangan dan menghapus jejak. Mereka lupa hukum Tuhan tak bisa dipermainkan.
Ada lagi maling kepepet , terpaksa jadi maling karena perutnya lapar. Pada era reformasi maling jenis ini jika tertangkap hukumannya sangat berat. Udah digebukin orang sekampung, masuk penjara pula. Beda dengan maling jaman dulu.
Alkisah di pinggiran kota Jakarta ada seorang ibu sedang asyik memasak di dapur sambil dengarin musik dari radio jadulnya. Tiba tiba ada pak maling mengendap-endap lalu menyambar radio yang terletak di ruang tamu. Ketika pak maling berlari keluar , terdengar ibu itu berteriak, Maling, maling radioku di gondol maling, tolooong!!!
Pak maling berlari kencang lalu sembunyi di sebuah toilet umum, terdengar orang orang berlarian mencarinya. Tiba tiba ada yang mennggedor pintu toilet, minta agar pak maling segera keluar.
Begitu pintu terbuka, orang orang berteriak Nah!! ketauan kan ngumpet di sini. Pak maling bingung ketakutan , koq bisa pada tahu dimana dia sembunyi.
Wajar aja pak maling ketangkap karena dia budek dan ngga tahu kalau radio itu masih bunyi. Ketika sembunyi di dalam toilet , dari radio yang di curinya terdengar lagu Dara Puspita yang nadanya begini MARI LAH KEMARI HAI HAI HAI HAI, HAI KAWAN AKU LAH DI SINI HEI HEI HEI ...OH KASIH .. Kena deh tuh maling!
Beruntung warga jaman dulu tidak mudah emosi seperti sekarang inii. Pak maling cuma digiring kepos hansip, radio dikembalikan lalu di suruh pulang.
Yang paling berbahaya adalah maling uang rakyat, tak peduli gaji sudah tinggi, tetap saja korupsi. Mereka tak peduli nasib rakyat yang makin melarat. Mereka sulit ditangkap karena pandai sekali bersilat lidah, cuci tangan dan menghapus jejak. Mereka lupa hukum Tuhan tak bisa dipermainkan.
Ada lagi maling kepepet , terpaksa jadi maling karena perutnya lapar. Pada era reformasi maling jenis ini jika tertangkap hukumannya sangat berat. Udah digebukin orang sekampung, masuk penjara pula. Beda dengan maling jaman dulu.
Alkisah di pinggiran kota Jakarta ada seorang ibu sedang asyik memasak di dapur sambil dengarin musik dari radio jadulnya. Tiba tiba ada pak maling mengendap-endap lalu menyambar radio yang terletak di ruang tamu. Ketika pak maling berlari keluar , terdengar ibu itu berteriak, Maling, maling radioku di gondol maling, tolooong!!!
Pak maling berlari kencang lalu sembunyi di sebuah toilet umum, terdengar orang orang berlarian mencarinya. Tiba tiba ada yang mennggedor pintu toilet, minta agar pak maling segera keluar.
Begitu pintu terbuka, orang orang berteriak Nah!! ketauan kan ngumpet di sini. Pak maling bingung ketakutan , koq bisa pada tahu dimana dia sembunyi.
Wajar aja pak maling ketangkap karena dia budek dan ngga tahu kalau radio itu masih bunyi. Ketika sembunyi di dalam toilet , dari radio yang di curinya terdengar lagu Dara Puspita yang nadanya begini MARI LAH KEMARI HAI HAI HAI HAI, HAI KAWAN AKU LAH DI SINI HEI HEI HEI ...OH KASIH .. Kena deh tuh maling!
Beruntung warga jaman dulu tidak mudah emosi seperti sekarang inii. Pak maling cuma digiring kepos hansip, radio dikembalikan lalu di suruh pulang.