Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ujang14

Pendekar Semprot
Daftar
22 Mar 2014
Post
1.805
Like diterima
50
[size=+1]DEGUNG[/size]


Untuk melengkapi thread saya tentang Karawitan, kali ini saya akan sharing tentang Degung..

Degung merupakan salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas masyarakat Sunda. Gamelan yang kini jumlahnya telah berkembang dengan pesat, diperkirakan awal perkembangannya sekitar akhir abad ke-18/awal abad ke-19. Jaap Kunst yang mendata gamelan di seluruh Pulau Jawa dalam bukunya Toonkunst van Java (1934) mencatat bahwa degung terdapat di Bandung (5 perangkat), Sumedang (3 perangkat), Cianjur (1 perangkat), Ciamis (1 perangkat), Kasepuhan (1 perangkat), Kanoman (1 perangkat), Darmaraja (1 perangkat), Banjar (1 perangkat), dan Singaparna (1 perangkat).

Masyarakat Sunda dengan latar belakang kerajaan yang terletak di hulu sungai, kerajaan Galuh misalnya, memiliki pengaruh tersendiri terhadap kesenian degung, terutama lagu-lagunya yang yang banyak diwarnai kondisi sungai, di antaranya lagu Manintin, Galatik Manggut, Kintel Buluk, dan Sang Bango. Kebiasaan marak lauk masyarakat Sunda selalu diringi dengan gamelan renteng dan berkembang ke gamelan degung.

Dugaan-dugaan masyarakat Sunda yang mengatakan bahwa degung merupakan musik kerajaan atau kadaleman dihubungkan pula dengan kirata basa, yaitu bahwa kata "degung" berasal dari kata "ngadeg" (berdiri) dan "agung" (megah) atau "pangagung" (menak; bangsawan), yang mengandung pengertian bahwa kesenian ini digunakan bagi kemegahan (keagungan) martabat bangsawan. E. Sutisna, salah seorang nayaga Degung Parahyangan, menghubungkan kata "degung" dikarenakan gamelan ini dulu hanya dimiliki oleh para pangagung (bupati). Dalam literatur istilah "degung" pertama kali muncul tahun 1879, yaitu dalam kamus susunan H.J. Oosting. Kata "De gong" (gamelan, bahasa Belanda) dalam kamus ini mengandung pengertian "penclon-penclon yang digantung".

Arti Degung sebenarnya hampir sama dengan Gangsa di Jawa Tengah, Gong di Bali atau Goong di Banten yaitu Gamelan, Gamelan merupakan sekelompok waditra dengan cara membunyikan alatnya kebanyakan dipukul.

Ada anggapan lain sementara orang bahwa kata Degung berasal dari kata ratu-agung atau tumenggung, seperti dimaklumi bahwa Gamelan Degung sangat digemari oleh para pejabat pada waktu itu, misalnya bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusuma adalah salah seorang pejabat yang sangat menggemari Degung, bahkan beliaulah yang sempat mendokementasikan beberapa lagu Degung kedalam bentuk rekaman suara

Ada pula yang menyebutkan Degung berasal dari kata "Deg ngadeg ka nu Agung" yang mengandung pengertian kita harus senantiasa menghadap (beribadah) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam bahasa Sunda banyak terdapat kata-kata yang berakhiran gung yang artinya menunjukan tempat/kedudukan yang tinggi dan terhormat misalnya : Panggung, Agung, Tumenggung, dsbnya. Sehingga Degung memberikan gambaran kepada orang Sunda sebagai sesuatu yang agung dan terhormat yang digemari oleh Pangagung.

Pada mulanya Degung berupa nama waditra berbentuk 6 buah gong kecil, biasanya digantungkan pada "kakanco" atau rancak/ancak. Waditra ini biasa disebut pula "bende renteng" atau "jenglong gayor". Perkembangan menunjukan bahwa akhirnya nama ini digunakan untuk menyebut seperangkat alat yang disebut Gamelan Degung dimana pada awalnya gamelan ini berlaras Degung namun kemudian ditambah pula dengan nada sisipan sehingga menjadi laras yang lain (bisa Laras Madenda/Nyorog ataupun laras Mandalungan/Kobongan/Mataraman)

Mula mula Degung merupakan karawitan gending, penambahan waditrapun berkembang dari jaman ke jaman. Pada tahun 1958 barulah dalam bentuk pergelarannya degung menjadi bentuk sekar gending, dimana lagu-lagu Ageung diberi rumpaka, melodi lagu dan bonang kadangkala sejajar kecuali untuk nada-nada yang tinggi dan rendah apabila tidak tercapai oleh Sekar. Banyaknya kreasi-kreasi dalam sekar, tari, wayang menjadikan degung seperti sekarang ini.

1. Nama-nama Waditra/Alat-alat Musik
Istilah waditra khususnya dalam degung dan umumnya dalam Karawitan Sunda adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan berkesenian. Istilah dalam musik "instrumen".
Bonang, terdiri dari 14 penclon dalam ancaknya. Berderet mulai dari nada mi alit sampai nada La agend
Saron/Cempres, terdiri dari 14 wilah. Berderet dari nada mi alit sampai dengan La rendah.
Jengglong terdiri dari enam buah. Penempatannya ada yang digantung dan ada pula yang disimpan seperti penempatan kenong pada gamelan pelog.
Suling, suling yang dipergunakan biasanya suling berlubang empat.
Kendang, terdiri dari satu buah kendang besar dan dua buah kendang kecil (kulanter). Teknis pukulan kendang asalnya dipukul/ditakol dengan mempergunakan pemukul. Dalam perkembangannya sekarang kendang pada gamelan degung sama saja dengan kendang pada gamelan salendro-pelog.
Gong, pada mulanya hanya satu gong besar saja, kemudian sekarang memakai kempul, seperti yang digunakan pada gamelan pelog-salendro.

2. Fungsi Alat-alat Musik
Untuk mengetahui fungsi waditra dalam gamelan degung, harus dibagi dahulu bentuk lagu yang dibawakan. Bentuk lagu yang terdapat pada gamelan degung terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Lagu-lagu Kemprangan dan Lagu-lagu Gumekan .
Lagu kemprangan tiada bedanya dengan bentuk Rerenggongan pada gamelan salendro. Biasanya lagu yang dibawakan berirama satu wilet atau keringan, misalnya lagu Jipang Lontang, Gambir Sawit, Kulu-Kulu, catrik dan lain-lain. Pada dasarnya posisi tabuh sama dengan posisi pada gamelan salendro.

Fungsi waditra pada lagu kemprangan ini adalah sebagai berikut :
- Jengglong : balunganing gending
- Suling : Pembawa melodi
- Kendang : pengatur irama
- Saron : lilitan melodi
- Bonang : lilitan balunganing gending
- Gong : paganteb wilet

Gumekan sebenarnya nama teknis tabuhan, tetapi di sini bisa diartikan pula sebagai bentuk lagu degung yang khas dalam lagu-lagu ageng. Fungsi waditra pada gumekan sangat berbeda sekali dengan gending-gending lainnya, terutama dalam pembawa melodi lagu.

Fungsi waditra dalam lagu/gending ageng tabuh gumekan :
- Bonang : pembawa melodi
- Suling : lilitan melodi
- Saron/Cempres : lilitan melodi
- Panerus : cantus firmus
- Jengglong : balunganing gending
- Gong : panganteb wiletan

**dari berbagai sumber...

[size=+1]MARI KITA JAGA KESENIAN NUSANTARA[/size]
 
Berarti ini sama kayak yang di jatim ama jateng gitu ya kang ? Apa ada perbedaan ? :huh:
Maaf nubie tanya :ampun:

Degung sendiri sebenarnya termasuk dalam jenis kesenian karawitan, yang mengacu pada daerah jawa barat (tatar sunda). Gamelan degung sendiri beda dengan gamelan pelog salendro yang biasa digunakan di jawa tengah maupun jawa timur, baik laras maupun perangkatnya.

Makasih untuk kunjungan dan apresiasinya....:ampun:
 
Mamang baru tau ini Degung nih..
( baru tau informasi dll seputar degung pas baca trit om ujang yang ini, selama ini mah cuma liat dan denger doang, tapi ngga tau informasi terkait Degung ).

Wah mantep om ujang,, mari kita lestarikan :semangat:

Om kelinci, ganti ID nya atuh jadi kecapi berdasi :D

Dede crutac11, makasih udah mampir ke sini yah,
Mamang mewakili TS nya :beer: :D
 
itu dulu waktu belajar kacapi :D
ane paling suka itu kacapi suling dengerin tembang cianjuran :pandaketawa:

Wah...boleh tuh dishare cara mainkan kecapi di SF Musik....
Dengerin kecapi suling emang paling enak didengerin pas pagi atau sore sambil ngopi atau ngeteh....:jempol:
 
Mamang baru tau ini Degung nih..
( baru tau informasi dll seputar degung pas baca trit om ujang yang ini, selama ini mah cuma liat dan denger doang, tapi ngga tau informasi terkait Degung ).

Wah mantep om ujang,, mari kita lestarikan :semangat:

Om kelinci, ganti ID nya atuh jadi kecapi berdasi :D

Dede crutac11, makasih udah mampir ke sini yah,
Mamang mewakili TS nya :beer: :D

Bener mang dok...mari kita jaga binor...eh...kesenian tradisional kita...:beer: <---temu lawak
 
Deudeuh teuing meni jempling..trit na..
Kacida talapungenana urang sunda..teu kadie mah..
Sae pisan kang ujang, tah kedah kitu..
kedah di jagi di lestarikeun di paenken mun tiasa mah..
Hatur nuhun. kanu gaduh ieu trit.
:kopi:
~Eta di luhur nu aredan nuju naraon kang.. :cool:~~~
 
Hadir ah di trit urang sunda.
 
paling seneng dengernya klo lagi datang ke resepsi pernikahan kaya di gedung" gitu

nice info juragan soto...
 
Haturnuhun kunjungannya ki mekstik, teh cibe, sist R3_H....:kopi:
 
Punten ki..ari begung sareng degung sami te? bilih duduluran!
:haha:
Haturuhun parantos ngshare kasenian urang sunda tea.
 
Haturnuhun kunjunganna om sendal_capit, om giatetto....:beer: <--- bajigur...
 
Degung sendiri sebenarnya termasuk dalam jenis kesenian karawitan, yang mengacu pada daerah jawa barat (tatar sunda). Gamelan degung sendiri beda dengan gamelan pelog salendro yang biasa digunakan di jawa tengah maupun jawa timur, baik laras maupun perangkatnya.

Sampurasun.
Mohon maaf baru liat n baca trit ini. Isinya sangat menarik.
Ada sedikit pertanyaan krn sy awam soal gamelan, yaitu mengenai laras pelog salendro pd gamelan jateng jatim.
Dari keterangan kang Asep Ahum (mhs ASTI pd 25 th yll kalau tdk salah). Nada Pentatonik Sunda terdiri dari Laras Pelog dan Salendro. Laras Pelog terdiri dr Pelog Liwung (pengaruh nada2 musik tiongkok), Pelog Jawar (pegaruh pelog jawa), Pelog Degung, Madenda 1, Madenda 2.
Sdngkan salendro adalah asli sunda.
Ke 7 raras pentatonik sunda (pelog + salendro) ini apabila dipukul/dimainkan dalam satu komposisi akan terdengar seperti nada2 diatonik (solmisasi). Begitu keterangan beliau dulu.
Mohon penjelasannya mengenai pelog salendro ada pada kelompok mana utk menambah perbendaharaan pengetahuan sy mengenai musik tradisi.
Htr nhn.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
[size=+1]DEGUNG[/size]


Untuk melengkapi thread saya tentang Karawitan, kali ini saya akan sharing tentang Degung..

Degung merupakan salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas masyarakat Sunda. Gamelan yang kini jumlahnya telah berkembang dengan pesat, diperkirakan awal perkembangannya sekitar akhir abad ke-18/awal abad ke-19. Jaap Kunst yang mendata gamelan di seluruh Pulau Jawa dalam bukunya Toonkunst van Java (1934) mencatat bahwa degung terdapat di Bandung (5 perangkat), Sumedang (3 perangkat), Cianjur (1 perangkat), Ciamis (1 perangkat), Kasepuhan (1 perangkat), Kanoman (1 perangkat), Darmaraja (1 perangkat), Banjar (1 perangkat), dan Singaparna (1 perangkat).

Masyarakat Sunda dengan latar belakang kerajaan yang terletak di hulu sungai, kerajaan Galuh misalnya, memiliki pengaruh tersendiri terhadap kesenian degung, terutama lagu-lagunya yang yang banyak diwarnai kondisi sungai, di antaranya lagu Manintin, Galatik Manggut, Kintel Buluk, dan Sang Bango. Kebiasaan marak lauk masyarakat Sunda selalu diringi dengan gamelan renteng dan berkembang ke gamelan degung.

Dugaan-dugaan masyarakat Sunda yang mengatakan bahwa degung merupakan musik kerajaan atau kadaleman dihubungkan pula dengan kirata basa, yaitu bahwa kata "degung" berasal dari kata "ngadeg" (berdiri) dan "agung" (megah) atau "pangagung" (menak; bangsawan), yang mengandung pengertian bahwa kesenian ini digunakan bagi kemegahan (keagungan) martabat bangsawan. E. Sutisna, salah seorang nayaga Degung Parahyangan, menghubungkan kata "degung" dikarenakan gamelan ini dulu hanya dimiliki oleh para pangagung (bupati). Dalam literatur istilah "degung" pertama kali muncul tahun 1879, yaitu dalam kamus susunan H.J. Oosting. Kata "De gong" (gamelan, bahasa Belanda) dalam kamus ini mengandung pengertian "penclon-penclon yang digantung".

Arti Degung sebenarnya hampir sama dengan Gangsa di Jawa Tengah, Gong di Bali atau Goong di Banten yaitu Gamelan, Gamelan merupakan sekelompok waditra dengan cara membunyikan alatnya kebanyakan dipukul.

Ada anggapan lain sementara orang bahwa kata Degung berasal dari kata ratu-agung atau tumenggung, seperti dimaklumi bahwa Gamelan Degung sangat digemari oleh para pejabat pada waktu itu, misalnya bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusuma adalah salah seorang pejabat yang sangat menggemari Degung, bahkan beliaulah yang sempat mendokementasikan beberapa lagu Degung kedalam bentuk rekaman suara

Ada pula yang menyebutkan Degung berasal dari kata "Deg ngadeg ka nu Agung" yang mengandung pengertian kita harus senantiasa menghadap (beribadah) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam bahasa Sunda banyak terdapat kata-kata yang berakhiran gung yang artinya menunjukan tempat/kedudukan yang tinggi dan terhormat misalnya : Panggung, Agung, Tumenggung, dsbnya. Sehingga Degung memberikan gambaran kepada orang Sunda sebagai sesuatu yang agung dan terhormat yang digemari oleh Pangagung.

Pada mulanya Degung berupa nama waditra berbentuk 6 buah gong kecil, biasanya digantungkan pada "kakanco" atau rancak/ancak. Waditra ini biasa disebut pula "bende renteng" atau "jenglong gayor". Perkembangan menunjukan bahwa akhirnya nama ini digunakan untuk menyebut seperangkat alat yang disebut Gamelan Degung dimana pada awalnya gamelan ini berlaras Degung namun kemudian ditambah pula dengan nada sisipan sehingga menjadi laras yang lain (bisa Laras Madenda/Nyorog ataupun laras Mandalungan/Kobongan/Mataraman)

Mula mula Degung merupakan karawitan gending, penambahan waditrapun berkembang dari jaman ke jaman. Pada tahun 1958 barulah dalam bentuk pergelarannya degung menjadi bentuk sekar gending, dimana lagu-lagu Ageung diberi rumpaka, melodi lagu dan bonang kadangkala sejajar kecuali untuk nada-nada yang tinggi dan rendah apabila tidak tercapai oleh Sekar. Banyaknya kreasi-kreasi dalam sekar, tari, wayang menjadikan degung seperti sekarang ini.

1. Nama-nama Waditra/Alat-alat Musik
Istilah waditra khususnya dalam degung dan umumnya dalam Karawitan Sunda adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan berkesenian. Istilah dalam musik "instrumen".
Bonang, terdiri dari 14 penclon dalam ancaknya. Berderet mulai dari nada mi alit sampai nada La agend
Saron/Cempres, terdiri dari 14 wilah. Berderet dari nada mi alit sampai dengan La rendah.
Jengglong terdiri dari enam buah. Penempatannya ada yang digantung dan ada pula yang disimpan seperti penempatan kenong pada gamelan pelog.
Suling, suling yang dipergunakan biasanya suling berlubang empat.
Kendang, terdiri dari satu buah kendang besar dan dua buah kendang kecil (kulanter). Teknis pukulan kendang asalnya dipukul/ditakol dengan mempergunakan pemukul. Dalam perkembangannya sekarang kendang pada gamelan degung sama saja dengan kendang pada gamelan salendro-pelog.
Gong, pada mulanya hanya satu gong besar saja, kemudian sekarang memakai kempul, seperti yang digunakan pada gamelan pelog-salendro.

2. Fungsi Alat-alat Musik
Untuk mengetahui fungsi waditra dalam gamelan degung, harus dibagi dahulu bentuk lagu yang dibawakan. Bentuk lagu yang terdapat pada gamelan degung terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Lagu-lagu Kemprangan dan Lagu-lagu Gumekan .
Lagu kemprangan tiada bedanya dengan bentuk Rerenggongan pada gamelan salendro. Biasanya lagu yang dibawakan berirama satu wilet atau keringan, misalnya lagu Jipang Lontang, Gambir Sawit, Kulu-Kulu, catrik dan lain-lain. Pada dasarnya posisi tabuh sama dengan posisi pada gamelan salendro.

Fungsi waditra pada lagu kemprangan ini adalah sebagai berikut :
- Jengglong : balunganing gending
- Suling : Pembawa melodi
- Kendang : pengatur irama
- Saron : lilitan melodi
- Bonang : lilitan balunganing gending
- Gong : paganteb wilet

Gumekan sebenarnya nama teknis tabuhan, tetapi di sini bisa diartikan pula sebagai bentuk lagu degung yang khas dalam lagu-lagu ageng. Fungsi waditra pada gumekan sangat berbeda sekali dengan gending-gending lainnya, terutama dalam pembawa melodi lagu.

Fungsi waditra dalam lagu/gending ageng tabuh gumekan :
- Bonang : pembawa melodi
- Suling : lilitan melodi
- Saron/Cempres : lilitan melodi
- Panerus : cantus firmus
- Jengglong : balunganing gending
- Gong : panganteb wiletan

**dari berbagai sumber...

[size=+1]MARI KITA JAGA KESENIAN NUSANTARA[/size]
Suhu, saya mao tanya dong... Kalo belajar sama suhu bisa kah? Saya mao banget belajar alat musik tradisional indonesia..
 
Aah..kebetulan ane jatim, tapi suka dengerin degung sunda :D

Lestariken kesenian moyang :semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd