BBC diberikan akses khusus ke jet tempur paling canggih dunia, Joint Strike Fighter atau F-35.
Harga pesawat ini senilai 70 juta poundsterling atau 969 milyar Rupiah
Pengembangan generasi terbaru pesawat perang ini sudah melampaui anggaran dan melewati tenggat waktu (deadline).
Jet tersebut ditempatkan di hangar Markas Udara Sungai Patuxent milik Angkatan Laut Amerika Serikat, di Maryland, agar tidak dapat dilihat orang dan tidak terkena sinar matahari, awak darat AS dan Inggris mempersiapkan berbagai hal sebelum pesawat tersebut terbang di langit biru.
Personel angkatan udara Inggris (RAF) dan angkatan laut (Royal Navy) sudah bekerja sama dengan awak Amerika saat melakukan uji coba akhir sebelum memasuki tahap produksi.
Tidak ada yang terlalu lain dari biasa tentang Lockheed Martin JSF karena bentuknya seperti pesawat jet tempur modern. Tetapi yang tidak terlihat yang membuat jet ini khusus. Perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.
Komandan skuadron, Steve Long, adalah pilot RAF pertama yang mengemudi jet satu kursi tersebut.
Dia nyaris tidak percaya begitu beruntung. Long mirip anak laki-laki yang baru diberikan mainan sangat mahal.
Duduk di dalam kokpit yang mewah dia menjelaskan keunikan pesawat. Dia mengatakan pesawat ini dapat mencapai bagian dunia yang tidak bisa dijangkau pesawat-pesawat lainnya.
JSF juga merupakan mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat dan pesawat lain, dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat.
Pilot mempunyai "mata dewa" saat perang.
Dengan menekan tombol, kamera di bawah berfungsi melihat keseluruhan pesawat.
Saat terbang, jet ini mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik. Pilot tidak disibukkan dengan mengemudi sehingga lebih dapat memusatkan perhatian berperang.
Tetapi apakah Inggris memerlukan pesawat seperti ini? Apakah Inggris mampu? Itulah pertanyaan yang diajukan Pengkajian Keamanan dan Pertahanan Strategis yang saat ini sedang dilakukan. Sejumlah ahli pertahanan memandang program Joint Strike Fighter akan dipotong.
Biayanya sudah membuat khawatir Washington. Amerika pada mulanya berharap pesawat akan diserahkan tahun 2010 tetapi kemudian diubah menjadi 2012. Negara tersebut berencana membeli 2.450 pesawat senilai lebih 320 milyar dolar. Jumlah ini sama dengan hampir setengah anggaran Pentagon.
Biaya Amerika lebih besar karena mereka memesan tiga jenis pesawat F-35. Satu jenis untuk Angkatan Udara yang dapat mendarat dan lepas landas pada landasan pacu konvensional, satu jenis untuk Angkatan Laut yang dapat terbang dari kapal induk, dan satu jenis lagi untuk Korps Marinir yang mirip dengan jet Inggris yaitu F-35 yang dapat lepas landas dari landasan pendek dan mampu mendarat secara vertikal.
Harga pesawat ini senilai 70 juta poundsterling atau 969 milyar Rupiah
Pengembangan generasi terbaru pesawat perang ini sudah melampaui anggaran dan melewati tenggat waktu (deadline).
Jet tersebut ditempatkan di hangar Markas Udara Sungai Patuxent milik Angkatan Laut Amerika Serikat, di Maryland, agar tidak dapat dilihat orang dan tidak terkena sinar matahari, awak darat AS dan Inggris mempersiapkan berbagai hal sebelum pesawat tersebut terbang di langit biru.
Personel angkatan udara Inggris (RAF) dan angkatan laut (Royal Navy) sudah bekerja sama dengan awak Amerika saat melakukan uji coba akhir sebelum memasuki tahap produksi.
Tidak ada yang terlalu lain dari biasa tentang Lockheed Martin JSF karena bentuknya seperti pesawat jet tempur modern. Tetapi yang tidak terlihat yang membuat jet ini khusus. Perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.
Komandan skuadron, Steve Long, adalah pilot RAF pertama yang mengemudi jet satu kursi tersebut.
Dia nyaris tidak percaya begitu beruntung. Long mirip anak laki-laki yang baru diberikan mainan sangat mahal.
Duduk di dalam kokpit yang mewah dia menjelaskan keunikan pesawat. Dia mengatakan pesawat ini dapat mencapai bagian dunia yang tidak bisa dijangkau pesawat-pesawat lainnya.
JSF juga merupakan mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat dan pesawat lain, dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat.
Pilot mempunyai "mata dewa" saat perang.
Dengan menekan tombol, kamera di bawah berfungsi melihat keseluruhan pesawat.
Saat terbang, jet ini mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik. Pilot tidak disibukkan dengan mengemudi sehingga lebih dapat memusatkan perhatian berperang.
Tetapi apakah Inggris memerlukan pesawat seperti ini? Apakah Inggris mampu? Itulah pertanyaan yang diajukan Pengkajian Keamanan dan Pertahanan Strategis yang saat ini sedang dilakukan. Sejumlah ahli pertahanan memandang program Joint Strike Fighter akan dipotong.
Biayanya sudah membuat khawatir Washington. Amerika pada mulanya berharap pesawat akan diserahkan tahun 2010 tetapi kemudian diubah menjadi 2012. Negara tersebut berencana membeli 2.450 pesawat senilai lebih 320 milyar dolar. Jumlah ini sama dengan hampir setengah anggaran Pentagon.
Biaya Amerika lebih besar karena mereka memesan tiga jenis pesawat F-35. Satu jenis untuk Angkatan Udara yang dapat mendarat dan lepas landas pada landasan pacu konvensional, satu jenis untuk Angkatan Laut yang dapat terbang dari kapal induk, dan satu jenis lagi untuk Korps Marinir yang mirip dengan jet Inggris yaitu F-35 yang dapat lepas landas dari landasan pendek dan mampu mendarat secara vertikal.