Joni menemui seorang pekerja seks yang direkomendasikan oleh temannya.
Ketika Joni bertanya tarifnya, si pramusyahwat berkata, "Tarif dengan tangan Rp. 500.000."
"Hah mahal amat. Yang bener dong," kata Joni.
"Kamu tahu nggak Kafe Tajir, yang di ujung jalan ini ?" tanya pramusyahwat.
"Ya, kenapa ?"
"Ada tiga Kafe Tajir di kota ini dan semuanya kepunyaanku, dari hasil ketrampilan tanganku mengocok penis lelaki."
Tergoda juga Joni untuk mencobanya. Ternyata ia benar-benar ahli dan Joni merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Setelah selesai, Joni bertanya, "Kalau oral seks sejuta ya ?"
"Satu setengah juta," jawab si pekerja seks.
"Gila ! Oral seks macam apa semahal itu," kata Joni.
"Sejumlah hotel di kota ini aku beli dengan duit yang aku peroleh dari pekerjaanku ngoral. Itu karena para pelangganku sangat puas dan selalu kembali lagi," kata pramusyahwat.
Joni akhirnya tergoda untuk mencobanya dan merasa sangat puas.
Penasaran, Joni bertanya, "Kalau penetrasi ke vagina, berapa ya ?"
Si pekerja seks mengajak Joni ke jendela dan sambil menunjuk gedung-gedung di sekitarnya, ia berkata, "Kamu lihat mal-mal dan gedung-gedung perkantoran itu?"
"Semua itu punyamu juga ?" tanya Joni.
"Bisa jadi, kalau saja aku punya vagina ..."
Ketika Joni bertanya tarifnya, si pramusyahwat berkata, "Tarif dengan tangan Rp. 500.000."
"Hah mahal amat. Yang bener dong," kata Joni.
"Kamu tahu nggak Kafe Tajir, yang di ujung jalan ini ?" tanya pramusyahwat.
"Ya, kenapa ?"
"Ada tiga Kafe Tajir di kota ini dan semuanya kepunyaanku, dari hasil ketrampilan tanganku mengocok penis lelaki."
Tergoda juga Joni untuk mencobanya. Ternyata ia benar-benar ahli dan Joni merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Setelah selesai, Joni bertanya, "Kalau oral seks sejuta ya ?"
"Satu setengah juta," jawab si pekerja seks.
"Gila ! Oral seks macam apa semahal itu," kata Joni.
"Sejumlah hotel di kota ini aku beli dengan duit yang aku peroleh dari pekerjaanku ngoral. Itu karena para pelangganku sangat puas dan selalu kembali lagi," kata pramusyahwat.
Joni akhirnya tergoda untuk mencobanya dan merasa sangat puas.
Penasaran, Joni bertanya, "Kalau penetrasi ke vagina, berapa ya ?"
Si pekerja seks mengajak Joni ke jendela dan sambil menunjuk gedung-gedung di sekitarnya, ia berkata, "Kamu lihat mal-mal dan gedung-gedung perkantoran itu?"
"Semua itu punyamu juga ?" tanya Joni.
"Bisa jadi, kalau saja aku punya vagina ..."