JeremyGilbert
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Jun 2018
- Post
- 619
- Like diterima
- 369
By ngadmin On 18/03/2014 In MILITARY
Salah satu ujung tombak kekuatan militer adalah Skadron, yakni kesatuan pasukan yang berkaitan dengan pesawat tempur dan serangan udara. Skuadron adalah satuan dalam angkatan udara yang biasanya terdiri dari 12 sampai 24 pesawat, tergantung jenis pesawat dan negara. Di kebanyakan angkatan udara, 2 atau 3 skuadron membentuk suatu wing. Sebenarnya skadron bukan hanya milik angkatan udara. Semua angkatan bisa memiliki skadron selama dia memiliki kekuatan udara pendukung. Tetapi memang paling banyak pasti dimiliki angkatan udara.
TNI Angkatan Udara dalam beberapa tahun terakhir terus membangun skadron yang ada. Entah melakukan modernisasi pesawat atau membentuk skadron baru. Berikut beberapa skadron tempur yang dimiliki angkatan udara Indonesia.
Skadron 3
F-16 yang berada di Skadron 3 Iswahyudi
Inilah Skadron Udara tempur tertua yang paling banyak terlibat dalam operasi tempur ini dibentuk pada 9 April 1951 di Pangkalan Udara Cililitan (sekarang Lanud Halim Perdanakusuma), Jakarta. Pesawat tempur pertama yang mengisi Skadud 3 adalah 50 pesawat P-51 Mustang sumbangan dari AU Belanda (Militaire Luchvaart) pada tahun 1950. Pada bulan Desember 1951, Skadud 3 dipindahkan dari Pangkalan Udara Cililitan ke Pangkalan Udara Bugis (sekarang Lanud Abd. Saleh Malang).
Skadud 3 mulai terjun kedalam kancah pertempuran tahun 1953. Operasi-operasi yang diikuti pada saat itu adalah operasi menumpas pemberontakan separatis seperti penumpasan DI/TII di Jawa Barat , Permesta di Sulawesi Selatan/Utara, PRRI di Sumatra Barat dan Operasi Sorong hingga tahun 1960. Pada tahun yang sama, Skadud 3 diterjunkan dalam operasi pembebasan Irian Barat dan konfrontasi dengan Malysia dalam operasi Trikora dan Dwikora hingga tahun 1967. Pesawat OV-10 Bronco menjadi tulang punggung Skadud 3 mulai tanggal 28 September 1976. Setelah pesawat P-51 Mustang dinyatakan grounded pada tanggal 25 Juli 1975 dan seluruhnya berjumlah 16 pesawat. Selain itu Skadud 3 juga memiliki empat pesawat Cessna T-41D, dua pesawat Cessna L-180 dan tiga pesawat AT-16 Harvard.
Mulai akhir 1989 nama Skadud 3 digunakan sebagai nama skadron pesawat tempur F-16A/B yang baru memasuki jajaran alat utama sistem senjata (alut sista) TNI AU. Skadud ini berpangkalan di Lanud Iswahjudi menggunakan bekas hanggar Skadron Udara 11 yang telah dipindahkan ke Ujung Pandang, sedangkan pesawat OV-10 Bronco dimasukkan ke dalam Skadud 1 yang sebelumnya adalah Skadron Pembom Taktis.
Skadud 3 F-16A/B dibentuk bersamaan dengan program pengadaan pesawat F-16A/B melalui program “Peace Bima Sena” yang diikuti dengan pengiriman 67 personel teknisi pesawat terbang dan empat penerbang ke Amerika Serikat untuk melaksanakan pelatihan pengoperasian dan perawatan pesawat F-16.
Skadron 14
F-5 Tiger II
Adalah salah satu skadron pesawat jet tempur yang dimiliki TNI Angkatan Udara. Kelahirannya berhubungan dengan Operasi Trikora untuk mengusir penjajah dari bumi Irian Barat (Papua). Lahir pada 1 Juli 1962 dengan home base di Pangkalan Udara Iswahjudi Maospati, Magetan, Madiun Jawa Timur. Kekuatan pertamanya adalah pesawat MiG-21 F dibeli dari Rusia sebenarnya dalam rangka pelaksanaan Operasi Trikora, namun saat tiba di Indonesia pada tahun 1962 konfrontasi dengan Belanda di Irian telah surut, sehingga peran yang sempat dimainkan hanya sebagai detterent saja terhadap pihak musuh pada saat Operasi Trikora.
Pada tanggal 5 November 1971 berdasarkan Surat Perintah Kasau Nomor: Print/225/II/KSAU tentang pembentukan Tim Garuda Bangkit dalam rangka proses penerimaan pesawat F-86 Sabre dari Pemerintah Australia. Pada awal era tahun 1980-an TNI Angkatan Udara mendatangkan pesawat jenis F-5 Tiger II buatan Northrop. Pada tanggal 5 Mei 1980 penggunaan pesawat F-5 Tiger E/F Tiger II diresmikan. Pesawat F-5 Tiger yang dilengkapi dengan segala kelengkapan peralatannya, mengawali gairah para penerbang di Skadron Udara 14. Hingga saat ini F-5 Tiger II masih digunakan dan sedang diupayakan pemerintah untuk menggantinya.
Skuadron 15
T-501 Golden Eagel
Berbasis di Lanud Iswahyudi Madiun dengan pesawat T-501 Golden Eagel yang datang pada Januari 2014 lalu. Pesawat ini menggantikan Hawk MK-53 buatan Inggris yang telah bertugas selama 30 tahun. T-50i merupakan pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea dan dikembangkan KAI dibantu Lockeed Martin. Indonesia adalah operator perdana T-50i Golden Eagle di luar Korea Selatan. Pesawat ini mampu menempati posisi light fighter dengan peralatan tempur rudal, rocket,bom, canon, serta radar. Selain itu, T-50i bisa digunakan untuk keperluan latih lanjut. Selain dilengkapi roket, pesawat ini juga bisa memuntahkan 2000 peluru dalam satu menit.
Asal muasal skadron ini adalah pada 1959, sekolah penerbang Kalijati dipindahkan ke, Yogyakarta, dengan nama baru skadron 002. Setahun kemudian diadakan perubahan dengan membentuk 3 skadron, yaitu skadron A, B, dan C. Skadron C bertugas menangani pendidikan sekolah penerbang tingkat lanjut dengan pesawat AT-16 Harvard dan BT-13 Valiant. Aturan ini berlaku sampai tahun 1965.
Pada tahun 1965, nama skadron C diubah menjadi Kesatuan Pendidikan (Kesdik) 017 dan menjadi Skadik 013 pada 1978. Pada saat bernama skadik 103 inilah, pesawat MK 53 HS Hawk buatan Hawker Sideley masuk menggantikan L-29 Dolphin. Dan setelah hadirnya pesawat Inggris ini maka skadik 103 berfungsi ganda. Selain sebagai skadron latih lanjut, juga sebagai skadron tempur taktis. Skadron udara 15 masuk dalam jajaran wing tempur 300 bersama unsur tempur lainnya, yaitu A-4 dan F-5.
Skuadron 16
Saat ini masih dalam proses pembangunan di pangkalan Udara Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, Riau. Sebanyak 24 jet tempur hibah Amerika Serikat akan ditempatkan di pangkalan ini sebagai pasukan pemukul udara utama wilayah Indonesia Barat. Ditargetkan Juni 2014 sudah bisa beroperasi. Skadron ini merupakan skadron yang dipindah dari Iswahyudi. Nantinya bukan hanya F-16 A/B yang menjadi kekuatan tetapi juga F-16 setara Blok 52
Skadron 12
Hawk 109/209
Tercatat beberapa kali Skadron Udara 12 mengalami perpindahan Home Base dan pesawat. Pada tahun 1963 Skadron Udara 12 pernah bertugas di Lanud Kemayoran dengan pesawat Mig 19 dan 21. Karena perubahan politik Indonesia dari Rusia ke Amerika Serikat maka semua pesawat buatan Rusia terpaksa di grounded sehingga menyebabkan Skadron Udara 12 dibekukan untuk sementara.
Kemudian pada awal tahun 1980 blok barat memberi kesempatan pada Indonesia untuk mengisi kekosongan selama bertahun-tahun dengan datangnya pesawat A 4 Skyhawk dari Angkatan Udara Israel dan ber-Home Base di Lanud Iswahyudi Madiun. A-4 Skyhawk yang dimiliki TNI Angkatan Udara merupakan pesawat handal Battle Proven karena pernah dipakai dalam pertempuran lima hari antara Israel melawan Negara-Negara Arab. Pada tahun 1983 Skadron Udara 12 dipindahkan ke Kota Pekanbaru Riau melalui “Ops Boyong” untuk mengisi kekosongan pertahanan negara di Wilayah Udara Sumatera sehingga tanggal 2 Mei 1983 dicatat sebagai hari jadi Skadron Udara 12.
Saat ini skadron ini berkekuatan Hawk 109/209 buatan BAe (British Aerospace) yang datang di Indonesia pada tahun 1996, termasuk pesawat canggih dengan peralatan avionic dari generasi ke empat berfungsi untuk memaksimalkan para punggawa udara dalam mengemban tugas mulia tersebut.
Skadron UAV
Pesawat tanpa awak Heron milik TNI AU
Bermarkas di Pangkalan Udara Supadio Pontianak.Merupakan skadron Pesawat Udara Nirawak (PUNA) atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Akan diperkuat pesawat tipe Wulung dan Heron. Yang jadi andalan utama di skadron ini adalah Heron. UAV buatan Malat, divisi dari IAI (Israel Aerospace Industries) ini tergolong canggih, Heron dapat terbang sejauh 350 km dan mampu terbang terus menerus hingga 52 jam. Dengan kecepatan maksimum 207 km/jam, Heron dengan ketinggian terbang hingga 10.000 meter memang layak menjadi spy plane. Rencananya, TNI AU akan memboyong 4 unit Heron ke lanud Supadio. Kedua UAV ini lebih dikedepankan untuk misi pengamatan wilayah di perbatasan, penanganan kebakaran hutan, dan pembuatan hujan buatan. Tapi tetap ada peluang jika suatu waktu dibutuhkan, UAV ini berubah menjadi UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle), seperti halnya Northrop Grumman Global Hawk dan General Atomics MQ-9 Reaper yang wara wiri melepaskan rudal memburu Al Qaeda dan Taliban di Afghanistan – Pakistan.
Skadron 11
Sukhoi Skadron 11
Diridikan pada sejak 1 Juni 1957. Kekuatannya bertumpu pada 16 jet pertama Indonesia DH Vampire jet-jet asal Inggris. Begitu hubungan politik dengan Barat terputus, RI segera merangkul Timur. Pemutusan suplai suku-cadang Vampire segera ‘dibalas’ dengan pembelian jet-jet asal Blok Timur. Maka dimulailah era MiG-15 UTI dan MiG-17PF. Begitu kasus G30S/PKI mencuat hubungan Indonesia dan timur memburuk maka suku cadang pesawat sulit dicari. Pada 4 Maret 1974, Skadron 11 pun dilikuidasi. Tragedi ini terjadi setelah markas mereka pindah ke Lanud Abrulrahman Saleh, Malang. Anggotanya kemudian disebar. Ada yang dipindah ke Kodikau, Kohanudnas, dan ada juga diikutkan dalam proyek F-86 Sabre dan T-33 Thunder Bird.
Skadron ini menggeliat kembali setelah Dephankam pada 1980-an mempercayakan 16 A-4 Skyhawk kepada TNI AU.. Jet buatan McDonnell Douglas ini datang hampir bersamaan dengan F-5E/F Tiger II yang disiapkan untuk Skadron Udara 14. Dan saat ini Skadron ini memacu 12 unit jet tempur yang terdiri dari Sukhoi tipe Su-27 SKM dan Su-30 MK2.
Skadron 1
Hawk 200
Bermarkas di Lanud Supadio Pontianak. yang juga mengawaki Hawk 100/200. Keberadaannya sangat vital mengingat Kalimantan Barat dan kawasan seputar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah kawasan yang berhadapan langsung dengan corong Laut China Selatan.
Skadron 21
EMB 314 Super Tucano.
Markas berada di Lanud Abdurahman Saleh Malang. Skadron Udara 21 berisi pesawat tempur antigerilya EMB 314 Super Tucano.
Skadron 32
Hercules C-130H bagian dari keluarga Skadron 32
Dibentuk pada 20 Juli 1965 dengan kekuatan awal 6 pesawat AN-12B Antonov buatan Russia dan berkedudukan di Pangkalan Udara Husein Sastranegara. Sempat terganggu operasionalnya pasca G30S/PKI karena hubungan dengan sovyet memburuk. Akhirnya pada tahun 1974 Skadron Udara 32 dilikuidasi dan baru diaktifikan pada l 11 Juli 1981. Dengan kekuatan C-130 B Hercules dan Hercules C-130H Standar.
Indonesia sebenarnya negeri yang hebat luar biasa. Kenapa sekarang justru sering dianggap lemah dan diremehkan. Bahkan oleh negara kecil macam Singapura. baca di
http://***********.biz/?reflink=amiruddin
Sumber https://www.jejaktapak.com/2014/03/18/ini-dia-skuadron-tempur-penjaga-langit-indonesia/
Salah satu ujung tombak kekuatan militer adalah Skadron, yakni kesatuan pasukan yang berkaitan dengan pesawat tempur dan serangan udara. Skuadron adalah satuan dalam angkatan udara yang biasanya terdiri dari 12 sampai 24 pesawat, tergantung jenis pesawat dan negara. Di kebanyakan angkatan udara, 2 atau 3 skuadron membentuk suatu wing. Sebenarnya skadron bukan hanya milik angkatan udara. Semua angkatan bisa memiliki skadron selama dia memiliki kekuatan udara pendukung. Tetapi memang paling banyak pasti dimiliki angkatan udara.
TNI Angkatan Udara dalam beberapa tahun terakhir terus membangun skadron yang ada. Entah melakukan modernisasi pesawat atau membentuk skadron baru. Berikut beberapa skadron tempur yang dimiliki angkatan udara Indonesia.
Skadron 3
F-16 yang berada di Skadron 3 Iswahyudi
Inilah Skadron Udara tempur tertua yang paling banyak terlibat dalam operasi tempur ini dibentuk pada 9 April 1951 di Pangkalan Udara Cililitan (sekarang Lanud Halim Perdanakusuma), Jakarta. Pesawat tempur pertama yang mengisi Skadud 3 adalah 50 pesawat P-51 Mustang sumbangan dari AU Belanda (Militaire Luchvaart) pada tahun 1950. Pada bulan Desember 1951, Skadud 3 dipindahkan dari Pangkalan Udara Cililitan ke Pangkalan Udara Bugis (sekarang Lanud Abd. Saleh Malang).
Skadud 3 mulai terjun kedalam kancah pertempuran tahun 1953. Operasi-operasi yang diikuti pada saat itu adalah operasi menumpas pemberontakan separatis seperti penumpasan DI/TII di Jawa Barat , Permesta di Sulawesi Selatan/Utara, PRRI di Sumatra Barat dan Operasi Sorong hingga tahun 1960. Pada tahun yang sama, Skadud 3 diterjunkan dalam operasi pembebasan Irian Barat dan konfrontasi dengan Malysia dalam operasi Trikora dan Dwikora hingga tahun 1967. Pesawat OV-10 Bronco menjadi tulang punggung Skadud 3 mulai tanggal 28 September 1976. Setelah pesawat P-51 Mustang dinyatakan grounded pada tanggal 25 Juli 1975 dan seluruhnya berjumlah 16 pesawat. Selain itu Skadud 3 juga memiliki empat pesawat Cessna T-41D, dua pesawat Cessna L-180 dan tiga pesawat AT-16 Harvard.
Mulai akhir 1989 nama Skadud 3 digunakan sebagai nama skadron pesawat tempur F-16A/B yang baru memasuki jajaran alat utama sistem senjata (alut sista) TNI AU. Skadud ini berpangkalan di Lanud Iswahjudi menggunakan bekas hanggar Skadron Udara 11 yang telah dipindahkan ke Ujung Pandang, sedangkan pesawat OV-10 Bronco dimasukkan ke dalam Skadud 1 yang sebelumnya adalah Skadron Pembom Taktis.
Skadud 3 F-16A/B dibentuk bersamaan dengan program pengadaan pesawat F-16A/B melalui program “Peace Bima Sena” yang diikuti dengan pengiriman 67 personel teknisi pesawat terbang dan empat penerbang ke Amerika Serikat untuk melaksanakan pelatihan pengoperasian dan perawatan pesawat F-16.
Skadron 14
F-5 Tiger II
Adalah salah satu skadron pesawat jet tempur yang dimiliki TNI Angkatan Udara. Kelahirannya berhubungan dengan Operasi Trikora untuk mengusir penjajah dari bumi Irian Barat (Papua). Lahir pada 1 Juli 1962 dengan home base di Pangkalan Udara Iswahjudi Maospati, Magetan, Madiun Jawa Timur. Kekuatan pertamanya adalah pesawat MiG-21 F dibeli dari Rusia sebenarnya dalam rangka pelaksanaan Operasi Trikora, namun saat tiba di Indonesia pada tahun 1962 konfrontasi dengan Belanda di Irian telah surut, sehingga peran yang sempat dimainkan hanya sebagai detterent saja terhadap pihak musuh pada saat Operasi Trikora.
Pada tanggal 5 November 1971 berdasarkan Surat Perintah Kasau Nomor: Print/225/II/KSAU tentang pembentukan Tim Garuda Bangkit dalam rangka proses penerimaan pesawat F-86 Sabre dari Pemerintah Australia. Pada awal era tahun 1980-an TNI Angkatan Udara mendatangkan pesawat jenis F-5 Tiger II buatan Northrop. Pada tanggal 5 Mei 1980 penggunaan pesawat F-5 Tiger E/F Tiger II diresmikan. Pesawat F-5 Tiger yang dilengkapi dengan segala kelengkapan peralatannya, mengawali gairah para penerbang di Skadron Udara 14. Hingga saat ini F-5 Tiger II masih digunakan dan sedang diupayakan pemerintah untuk menggantinya.
Skuadron 15
T-501 Golden Eagel
Berbasis di Lanud Iswahyudi Madiun dengan pesawat T-501 Golden Eagel yang datang pada Januari 2014 lalu. Pesawat ini menggantikan Hawk MK-53 buatan Inggris yang telah bertugas selama 30 tahun. T-50i merupakan pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea dan dikembangkan KAI dibantu Lockeed Martin. Indonesia adalah operator perdana T-50i Golden Eagle di luar Korea Selatan. Pesawat ini mampu menempati posisi light fighter dengan peralatan tempur rudal, rocket,bom, canon, serta radar. Selain itu, T-50i bisa digunakan untuk keperluan latih lanjut. Selain dilengkapi roket, pesawat ini juga bisa memuntahkan 2000 peluru dalam satu menit.
Asal muasal skadron ini adalah pada 1959, sekolah penerbang Kalijati dipindahkan ke, Yogyakarta, dengan nama baru skadron 002. Setahun kemudian diadakan perubahan dengan membentuk 3 skadron, yaitu skadron A, B, dan C. Skadron C bertugas menangani pendidikan sekolah penerbang tingkat lanjut dengan pesawat AT-16 Harvard dan BT-13 Valiant. Aturan ini berlaku sampai tahun 1965.
Pada tahun 1965, nama skadron C diubah menjadi Kesatuan Pendidikan (Kesdik) 017 dan menjadi Skadik 013 pada 1978. Pada saat bernama skadik 103 inilah, pesawat MK 53 HS Hawk buatan Hawker Sideley masuk menggantikan L-29 Dolphin. Dan setelah hadirnya pesawat Inggris ini maka skadik 103 berfungsi ganda. Selain sebagai skadron latih lanjut, juga sebagai skadron tempur taktis. Skadron udara 15 masuk dalam jajaran wing tempur 300 bersama unsur tempur lainnya, yaitu A-4 dan F-5.
Skuadron 16
Saat ini masih dalam proses pembangunan di pangkalan Udara Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, Riau. Sebanyak 24 jet tempur hibah Amerika Serikat akan ditempatkan di pangkalan ini sebagai pasukan pemukul udara utama wilayah Indonesia Barat. Ditargetkan Juni 2014 sudah bisa beroperasi. Skadron ini merupakan skadron yang dipindah dari Iswahyudi. Nantinya bukan hanya F-16 A/B yang menjadi kekuatan tetapi juga F-16 setara Blok 52
Skadron 12
Hawk 109/209
Tercatat beberapa kali Skadron Udara 12 mengalami perpindahan Home Base dan pesawat. Pada tahun 1963 Skadron Udara 12 pernah bertugas di Lanud Kemayoran dengan pesawat Mig 19 dan 21. Karena perubahan politik Indonesia dari Rusia ke Amerika Serikat maka semua pesawat buatan Rusia terpaksa di grounded sehingga menyebabkan Skadron Udara 12 dibekukan untuk sementara.
Kemudian pada awal tahun 1980 blok barat memberi kesempatan pada Indonesia untuk mengisi kekosongan selama bertahun-tahun dengan datangnya pesawat A 4 Skyhawk dari Angkatan Udara Israel dan ber-Home Base di Lanud Iswahyudi Madiun. A-4 Skyhawk yang dimiliki TNI Angkatan Udara merupakan pesawat handal Battle Proven karena pernah dipakai dalam pertempuran lima hari antara Israel melawan Negara-Negara Arab. Pada tahun 1983 Skadron Udara 12 dipindahkan ke Kota Pekanbaru Riau melalui “Ops Boyong” untuk mengisi kekosongan pertahanan negara di Wilayah Udara Sumatera sehingga tanggal 2 Mei 1983 dicatat sebagai hari jadi Skadron Udara 12.
Saat ini skadron ini berkekuatan Hawk 109/209 buatan BAe (British Aerospace) yang datang di Indonesia pada tahun 1996, termasuk pesawat canggih dengan peralatan avionic dari generasi ke empat berfungsi untuk memaksimalkan para punggawa udara dalam mengemban tugas mulia tersebut.
Skadron UAV
Pesawat tanpa awak Heron milik TNI AU
Bermarkas di Pangkalan Udara Supadio Pontianak.Merupakan skadron Pesawat Udara Nirawak (PUNA) atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Akan diperkuat pesawat tipe Wulung dan Heron. Yang jadi andalan utama di skadron ini adalah Heron. UAV buatan Malat, divisi dari IAI (Israel Aerospace Industries) ini tergolong canggih, Heron dapat terbang sejauh 350 km dan mampu terbang terus menerus hingga 52 jam. Dengan kecepatan maksimum 207 km/jam, Heron dengan ketinggian terbang hingga 10.000 meter memang layak menjadi spy plane. Rencananya, TNI AU akan memboyong 4 unit Heron ke lanud Supadio. Kedua UAV ini lebih dikedepankan untuk misi pengamatan wilayah di perbatasan, penanganan kebakaran hutan, dan pembuatan hujan buatan. Tapi tetap ada peluang jika suatu waktu dibutuhkan, UAV ini berubah menjadi UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle), seperti halnya Northrop Grumman Global Hawk dan General Atomics MQ-9 Reaper yang wara wiri melepaskan rudal memburu Al Qaeda dan Taliban di Afghanistan – Pakistan.
Skadron 11
Sukhoi Skadron 11
Diridikan pada sejak 1 Juni 1957. Kekuatannya bertumpu pada 16 jet pertama Indonesia DH Vampire jet-jet asal Inggris. Begitu hubungan politik dengan Barat terputus, RI segera merangkul Timur. Pemutusan suplai suku-cadang Vampire segera ‘dibalas’ dengan pembelian jet-jet asal Blok Timur. Maka dimulailah era MiG-15 UTI dan MiG-17PF. Begitu kasus G30S/PKI mencuat hubungan Indonesia dan timur memburuk maka suku cadang pesawat sulit dicari. Pada 4 Maret 1974, Skadron 11 pun dilikuidasi. Tragedi ini terjadi setelah markas mereka pindah ke Lanud Abrulrahman Saleh, Malang. Anggotanya kemudian disebar. Ada yang dipindah ke Kodikau, Kohanudnas, dan ada juga diikutkan dalam proyek F-86 Sabre dan T-33 Thunder Bird.
Skadron ini menggeliat kembali setelah Dephankam pada 1980-an mempercayakan 16 A-4 Skyhawk kepada TNI AU.. Jet buatan McDonnell Douglas ini datang hampir bersamaan dengan F-5E/F Tiger II yang disiapkan untuk Skadron Udara 14. Dan saat ini Skadron ini memacu 12 unit jet tempur yang terdiri dari Sukhoi tipe Su-27 SKM dan Su-30 MK2.
Skadron 1
Hawk 200
Bermarkas di Lanud Supadio Pontianak. yang juga mengawaki Hawk 100/200. Keberadaannya sangat vital mengingat Kalimantan Barat dan kawasan seputar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah kawasan yang berhadapan langsung dengan corong Laut China Selatan.
Skadron 21
EMB 314 Super Tucano.
Markas berada di Lanud Abdurahman Saleh Malang. Skadron Udara 21 berisi pesawat tempur antigerilya EMB 314 Super Tucano.
Skadron 32
Hercules C-130H bagian dari keluarga Skadron 32
Dibentuk pada 20 Juli 1965 dengan kekuatan awal 6 pesawat AN-12B Antonov buatan Russia dan berkedudukan di Pangkalan Udara Husein Sastranegara. Sempat terganggu operasionalnya pasca G30S/PKI karena hubungan dengan sovyet memburuk. Akhirnya pada tahun 1974 Skadron Udara 32 dilikuidasi dan baru diaktifikan pada l 11 Juli 1981. Dengan kekuatan C-130 B Hercules dan Hercules C-130H Standar.
Indonesia sebenarnya negeri yang hebat luar biasa. Kenapa sekarang justru sering dianggap lemah dan diremehkan. Bahkan oleh negara kecil macam Singapura. baca di
http://***********.biz/?reflink=amiruddin
Sumber https://www.jejaktapak.com/2014/03/18/ini-dia-skuadron-tempur-penjaga-langit-indonesia/
Terakhir diubah: