ndhruwo
Adik Semprot
Seorang gadis pulang ke rumahnya.
Didapatinya seorang pemuda memarkir
mobil di depan rumahnya.
Awalnya si gadis itu tidak merasa curiga.
Namun kecurigaan muncul ketika ternyata
peristiwa itu berulang setiap harinya.
Si gadis diam-diam memperhatikan,
tampaknya ia pemuda yang sopan, karena
di mobil lebih banyak menundukkan
pandangan.
Ada rasa lain di hati si gadis, jangan-jangan
pemuda ini sedang mencuri pandang
terhadapnya, atau sedang mengamati
gerak-geriknya lantaran ingin
mendekatinya.
Terselip rasa gelisah sekaligus bahagia yg
mendalam.
Jantungnya pun berdetak aneh, ketika
kembali ia dapati pemuda itu memarkir
mobil di depan rumahnya.
Pikiranpun melayang, membayangkan ia
segera menikah tanpa telat usia.
Diam-diam ia juga mulai mengamati,
mobilnya memang sederhana ... Tapi tidak
masalah, karena tampaknya ia pemuda
baik, cakep dan bening pula....
Walaupun lebih banyak menundukkan
pandangan di dalam mobil.
Waktu berlalu, dan perasaan si gadis
semakin terasa ada yg beda, hingga ia
bertanya pada dirinya sendiri, inikah yg
dinamakan cinta ?
Tapi ada rasa heran terselip di benaknya,
jika memang pemuda itu menyukainya,
kenapa tidak juga mendatangi ayahnya
untuk melamar?.
Padahal lama sudah pemuda itu
memperhatikannya?
Apakah ia takut diusir ayahnya karena mobil
bututnya?
Tapi melihat keseriusannya, si gadis percaya
bahwa pemuda itu mencintainya.
Bagimana tidak, berjam-jam lamanya ia
berada di depan rumahnya, saat si gadis
pergi, kemudian masuk rumah dan hendak
pergi...
Si pemuda tetap dalam posisinya.
Bisa jadi pemuda itu sering mencuri
pandang terhadapnya.
Sepertinya si gadis tidak bisa bersabar lagi
menunggu lebih lama.
Karena hari-hari berlalu ia menunggu
belum juga ada perkembangan.
Hingga suatu hari ia bulatkan tekad dan
keberaniannya untuk menyambangi si
pemuda itu.
Jika memang ingin menikahinya, agar
segera berbuat sesuatu, mengetuk pintu,
menemui orang tua dan kemudian
melamarnya...
Pelan namun pasti, si gadis mendekati
mobil itu, sementara si pemuda masih
menunduk di dalam mobilnya seperti
biasanya.
Dengan menahan napas ...
Dag..dig..dug..
Si gadis pun bertanya.
Gadis: Maaf..., boleh tahu, kenapa Anda
sering memarkir mobil di depan rumah
kami?
Pemuda : Hanya WIFI di rumah Mbak saja
yg tidak diberi password, jadi saya numpang internetan di sini setiap hari.
Gadis : ........???
Didapatinya seorang pemuda memarkir
mobil di depan rumahnya.
Awalnya si gadis itu tidak merasa curiga.
Namun kecurigaan muncul ketika ternyata
peristiwa itu berulang setiap harinya.
Si gadis diam-diam memperhatikan,
tampaknya ia pemuda yang sopan, karena
di mobil lebih banyak menundukkan
pandangan.
Ada rasa lain di hati si gadis, jangan-jangan
pemuda ini sedang mencuri pandang
terhadapnya, atau sedang mengamati
gerak-geriknya lantaran ingin
mendekatinya.
Terselip rasa gelisah sekaligus bahagia yg
mendalam.
Jantungnya pun berdetak aneh, ketika
kembali ia dapati pemuda itu memarkir
mobil di depan rumahnya.
Pikiranpun melayang, membayangkan ia
segera menikah tanpa telat usia.
Diam-diam ia juga mulai mengamati,
mobilnya memang sederhana ... Tapi tidak
masalah, karena tampaknya ia pemuda
baik, cakep dan bening pula....
Walaupun lebih banyak menundukkan
pandangan di dalam mobil.
Waktu berlalu, dan perasaan si gadis
semakin terasa ada yg beda, hingga ia
bertanya pada dirinya sendiri, inikah yg
dinamakan cinta ?
Tapi ada rasa heran terselip di benaknya,
jika memang pemuda itu menyukainya,
kenapa tidak juga mendatangi ayahnya
untuk melamar?.
Padahal lama sudah pemuda itu
memperhatikannya?
Apakah ia takut diusir ayahnya karena mobil
bututnya?
Tapi melihat keseriusannya, si gadis percaya
bahwa pemuda itu mencintainya.
Bagimana tidak, berjam-jam lamanya ia
berada di depan rumahnya, saat si gadis
pergi, kemudian masuk rumah dan hendak
pergi...
Si pemuda tetap dalam posisinya.
Bisa jadi pemuda itu sering mencuri
pandang terhadapnya.
Sepertinya si gadis tidak bisa bersabar lagi
menunggu lebih lama.
Karena hari-hari berlalu ia menunggu
belum juga ada perkembangan.
Hingga suatu hari ia bulatkan tekad dan
keberaniannya untuk menyambangi si
pemuda itu.
Jika memang ingin menikahinya, agar
segera berbuat sesuatu, mengetuk pintu,
menemui orang tua dan kemudian
melamarnya...
Pelan namun pasti, si gadis mendekati
mobil itu, sementara si pemuda masih
menunduk di dalam mobilnya seperti
biasanya.
Dengan menahan napas ...
Dag..dig..dug..
Si gadis pun bertanya.
Gadis: Maaf..., boleh tahu, kenapa Anda
sering memarkir mobil di depan rumah
kami?
Pemuda : Hanya WIFI di rumah Mbak saja
yg tidak diberi password, jadi saya numpang internetan di sini setiap hari.
Gadis : ........???