image hosting websitesJakarta - Calon presiden (capres) PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) spontan keluarkan pernyataan mengejutkan, ketika berbicara dengan media di Swiss-Bell Hotel Manado, Sulawesi Utara, akhir pekan lalu.
Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan keheranannya, kenapa suara Demokrat melejit hingga ke 10 persen. "Itu yang saya tidak tahu, gimana bisa seperti itu," kata Jokowi kepada wartawan.
Jokowi merujuk pada hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan sejumlah lembaga survei dimana Demokrat hanya memperoleh suara tujuh persen, Sementara menurut hasil rekapitulasi yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Demokrat mendapatkan suara 10,19%.
Jokowi pun menyatakan dirinya enggan menduga-duga, kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua menanggapi santai komentar Jokowi mengenai perolehan suara partainya yang dianggap melejit.
Max mengatakan, jika Jokowi merasa heran dengan hasil rekapitulasi, sebaiknya mempertanyakan masalah tersebut ke KPU.
Saya nggak mau berfikir negatif. Sebelum rekap quick qount (hitung cepat) sejumlah lembaga survei, memang suara Demokrat sudah di 10 persen, kata Max.
Sebaliknya, Max justru merasa aneh, kenapa tiba-tiba Jokowi bisa mempertanyakan perolehan suara Demokrat.
Kalau masih merasa heran, kenapa suara Demokrat yang menurutnya tujuh persen berdasarkan quick count menjadi 10 persen lebih berdasarkan rekap akhir KPU, disampaikan ke media.
Seharusnya mantan Walikota Solo ini menyambangi KPU dan menyampaikan pendapatnya.Saya heran kenapa Jokowi baru ingin tahu, kenapa suara Demokrat jeblok, ucapnya.
Ketika disinggung, apakah pernyataan Jokowi itu untuk menyerang Demokrat, Max dengan tegas mengatakan jika keheranannya tak mendasar.
Kalau dia ingin tahu, yah harusnya dia tanyakan aja ke KPU dong. Kok aneh baru herannya sekarang. Dari dulu memang Demokrat ada di kisaran 10 persen, tegasnya.
Sementara itu pengamat politik Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim Ms juga merasa aneh dengan komentar Jokowi yang tiba-tiba menyerang Demokrat dengan mengatakan suara partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini melejit.
Padahal menurut hasil quick qount yang dilakukan banyak lembaga survei menunjukkan bahwa suara Demokrat ada di kisaran 10 persen.
Salah besar jika Jokowi mengacu pada hasil quick count yang menyatakan perolehan suara Demokrat di angka tujuh persen, ujar Abdul.
Kalau memang menemukan kejanggalan, bisa ditindaklanjuti dengan melapor ke Bawaslu atau lembaga peradilan (MK) yang memiliki wewenang untuk menyelesaikan sengketa pemilu, ucapnya