Dewasa ini trend selfie menjadi andalan bagi para pemakai smartphone untuk mengabadikan setiap momen dalam hidupnya. Namun beberapa orang sampai nekat melakukan selfie yang berujung kematian. Misalnya Erie Yunanto, anak Yogyakarta yang melakukan selfie di puncak Merapi. Sebelum terjatuh ke kawah merapi sedalam 200 meter, mahasiswa Atmajaya jurusan Teknik Mesin ini diketahui sempat berfoto selfie di puncak Gunung Merapi. Bahkan yang lebih parahnya lagi, seorang pemuda asal Meksiko harus kehilangan nyawanya lantaran berpose dengan sepucuk pistol yang penuh berisi peluru.
Terkait hal tersebut, Rusia segera merespon atas banyaknya insiden kecelakaan dan berakibat maut yang disebabkan karena selfie, dengan meluncurkan program kesehatan publik berupa kampanye larangan selfie. Dimana di Rusia sendiri lusinan kematian dan ratusan insiden terjadi akibat selfie tersebut. Di Disneyland Hong Kong, penggunaan tongsis bahkan sudah mulai dilarang.
Sejatinya pemerintah Rusia berharap kampanye ini dapat menyadarkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat melakukan selfie sehingga mengurangi jumlah korban meninggal atau luka-luka yang disebabkan oleh selfie. Kampanye yang dilakukan lewat brosur, video dan website Kementerian Dalam Negeri Rusia ini mulai disosialisasikan sejak Rabu,7 Juli 2015. Dalam kampanye ini, serangkaian tanda rambu-rambu berbentuk kartun lucu, digambarkan bagaimana berbahayanya saat seseorang melakukan selfie. Helo Bola