Kasus Maharany Suciyono, mahasiswi yang ditangkap sedang bersama Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien oleh KPK terkait suap impor daging sapi, membuktikan masih adanya praktik menyimpang di masyarakat.
Sosiolog Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar mengatakan, ada beberapa hal yang membuat seseorang melakukan perbuatan tercela tersebut, di antaranya adalah usaha memenuhi kebutuhan gaya hidup.
"Dalam kasus saudari M, saya bisa mengkategorikannya ke dalam corruption by need. Dia memerlukan biaya untuk mengikuti gaya hidupnya," kata Musni Umar kepada merdeka.com, Minggu (3/2).
Namun, lanjut Musni, jika si cewek berasal dari keluarga yang mampu, bisa menempuh pendidikan di bangku perguruan tinggi bermutu, dapat uang saku, maka perilaku tersebut bisa dimasukan ke dalam corruption greed.
Dia mengingatkan, yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anaknya tidak terjebak ke dalam perilaku tidak sehat ini dengan memperhatikan perubahan di diri anaknya.
"Terutama perubahan ekonomi. Perhatikan, apabila anaknya tiba-tiba memiliki barang mewah, itu harus dicurigai," ujarnya.
Tapi dia mengingatkan orang tua, agar jangan menanyakan secara langsung setiap perubahan di diri anak mereka.
"Tanya baik-baik, kalau perlu ada harus bisa memata-matai, agar tidak terlanjur terjerat kesusilaan," katanya.
Musni Umar mengingatkan, permasalahan di atas tidak bisa ditanggung sendiri oleh sang remaja. Ada tanggung jawab berbagai pihak, di antaranya orang tua, teman, dan lingkungan perguruan tinggi.
"Lingkungan tidak boleh tidak peduli dengan permasalahan ini. Lingkungannya seperti orang tua, teman, tempatnya kuliah harus mengontrol dalam memilih pergaulan, memberi informasi agar jangan terjerembab dalam perbuatan yang tercela," katanya.
Sumbernya: http://id.berita.yahoo.com/kenapa-s...Npb25hbHxudXNhbnRhcmEEcHQDc3RvcnlwYWdl;_ylv=3
Sosiolog Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar mengatakan, ada beberapa hal yang membuat seseorang melakukan perbuatan tercela tersebut, di antaranya adalah usaha memenuhi kebutuhan gaya hidup.
"Dalam kasus saudari M, saya bisa mengkategorikannya ke dalam corruption by need. Dia memerlukan biaya untuk mengikuti gaya hidupnya," kata Musni Umar kepada merdeka.com, Minggu (3/2).
Namun, lanjut Musni, jika si cewek berasal dari keluarga yang mampu, bisa menempuh pendidikan di bangku perguruan tinggi bermutu, dapat uang saku, maka perilaku tersebut bisa dimasukan ke dalam corruption greed.
Dia mengingatkan, yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anaknya tidak terjebak ke dalam perilaku tidak sehat ini dengan memperhatikan perubahan di diri anaknya.
"Terutama perubahan ekonomi. Perhatikan, apabila anaknya tiba-tiba memiliki barang mewah, itu harus dicurigai," ujarnya.
Tapi dia mengingatkan orang tua, agar jangan menanyakan secara langsung setiap perubahan di diri anak mereka.
"Tanya baik-baik, kalau perlu ada harus bisa memata-matai, agar tidak terlanjur terjerat kesusilaan," katanya.
Musni Umar mengingatkan, permasalahan di atas tidak bisa ditanggung sendiri oleh sang remaja. Ada tanggung jawab berbagai pihak, di antaranya orang tua, teman, dan lingkungan perguruan tinggi.
"Lingkungan tidak boleh tidak peduli dengan permasalahan ini. Lingkungannya seperti orang tua, teman, tempatnya kuliah harus mengontrol dalam memilih pergaulan, memberi informasi agar jangan terjerembab dalam perbuatan yang tercela," katanya.
Sumbernya: http://id.berita.yahoo.com/kenapa-s...Npb25hbHxudXNhbnRhcmEEcHQDc3RvcnlwYWdl;_ylv=3