zifra
Suka Semprot
saat itu aq sedang di travel, aq duduk di kursi depan, sampingku cewek cantik.
tiba di tempat pembelian oleh-oleh bus travel itupun berhenti. aq pun berencana beli oleh-oleh. tiba2 "dopetku ilang" triak cewek yg di samping ku tadi. wew aq pun merasa seperti tersangka utama oleh semua orang di bus tadi. tiba-tiba datang seorang dengan tubuh tinggi agak kekar, yang ternyata abg cewek itu. yang sangkin sakitnya dia polisi pula, "mati aq" dalam piiranku. "ayo ngaku kau mana dompet adikku" kata pria tersebut. "sumpah bg bukan aq yg ambil" aq cuma bisa bilang itu sampe 3 kali. tiba-tiba bub. sebuah tinju telah melayang dan melandas tepat di mata kiriku, aq langsung terjatuh dan pusing. sampai-sampai kripik cabai ku kira krupuk udang. tiba pria tadi mau mukulin aq lagi, pas aq mau di pukul datang sebuah telpon ke pria itu, "untung-untung" dalam pikiranku lega. ternyata telpon itu dari pamannya. pria itu bilang klau dompet adiknya ketinggalan di rumah. dengar seperti itu aq mulai panas, dan pria tadi mulai malu dan mau minta maaf. oh tidak bisa, emang mukul orang tanpa salah minta maaf cukup apa? iya ngk, aq buat inisatif "gini aja bg, aq pukul balek abg aja baru adil, gimana?" kapan lagi mukul polisi gratis pikirku. dengan pasrah dia okekan aja , saatnya pembalasan aq ayunkan tinju ku dengan kekuatan penuh mengarah langsung ke mata polisi itu.. tiba-tiba, bangun-bangun kata ibuku.
tiba di tempat pembelian oleh-oleh bus travel itupun berhenti. aq pun berencana beli oleh-oleh. tiba2 "dopetku ilang" triak cewek yg di samping ku tadi. wew aq pun merasa seperti tersangka utama oleh semua orang di bus tadi. tiba-tiba datang seorang dengan tubuh tinggi agak kekar, yang ternyata abg cewek itu. yang sangkin sakitnya dia polisi pula, "mati aq" dalam piiranku. "ayo ngaku kau mana dompet adikku" kata pria tersebut. "sumpah bg bukan aq yg ambil" aq cuma bisa bilang itu sampe 3 kali. tiba-tiba bub. sebuah tinju telah melayang dan melandas tepat di mata kiriku, aq langsung terjatuh dan pusing. sampai-sampai kripik cabai ku kira krupuk udang. tiba pria tadi mau mukulin aq lagi, pas aq mau di pukul datang sebuah telpon ke pria itu, "untung-untung" dalam pikiranku lega. ternyata telpon itu dari pamannya. pria itu bilang klau dompet adiknya ketinggalan di rumah. dengar seperti itu aq mulai panas, dan pria tadi mulai malu dan mau minta maaf. oh tidak bisa, emang mukul orang tanpa salah minta maaf cukup apa? iya ngk, aq buat inisatif "gini aja bg, aq pukul balek abg aja baru adil, gimana?" kapan lagi mukul polisi gratis pikirku. dengan pasrah dia okekan aja , saatnya pembalasan aq ayunkan tinju ku dengan kekuatan penuh mengarah langsung ke mata polisi itu.. tiba-tiba, bangun-bangun kata ibuku.