Tidak akan kupertanyakan cintamu sekarang, Sayang.
Saat bulan masih merah dan jiwa kita dipenuhi gairah.
Sungai-sungai yang mengalir dari dadaku masih madu,
kau menggambar langit di atasnya dengan awan biru. Garis cahaya seperti kilau dari ribuan korona.
Nanti, Sayangku. Suatu hari saat tubuhku rapuh, ditinggalkan jemariku oleh kata-kata dan tak bisa lagi berpuisi.
Hatiku menjadi ruang dingin dan hampa,
lalu kutanyakan, masihkah kau setia hingga jiwaku meninggalkan fana? kembali segalaku kepada yang abadi.
Masihkah kau sanggup mencintai?
Saat bulan masih merah dan jiwa kita dipenuhi gairah.
Sungai-sungai yang mengalir dari dadaku masih madu,
kau menggambar langit di atasnya dengan awan biru. Garis cahaya seperti kilau dari ribuan korona.
Nanti, Sayangku. Suatu hari saat tubuhku rapuh, ditinggalkan jemariku oleh kata-kata dan tak bisa lagi berpuisi.
Hatiku menjadi ruang dingin dan hampa,
lalu kutanyakan, masihkah kau setia hingga jiwaku meninggalkan fana? kembali segalaku kepada yang abadi.
Masihkah kau sanggup mencintai?