Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

misteri dibuatnya situ cileunca

Reza347

Semprot Lover
Daftar
15 Jan 2011
Post
247
Like diterima
7
Lokasi
Jawa barat
Asal Mula Situ Cileunca
Situ Cileunca terletak di desa Panggalengan sekitar 45 km sebelah selatan kota Bandung. Pada saat itu,Tuan Kuhlan,seorang Belanda yang memimpin daerah tersebut ingin membuat pembangkit tenaga listrik agar daerah Panggalengan menjadi terang benderang.Namun keinginanya tak munkin terwujud apabila tidak terdapat danau atau dam untuk menggerakan generator
Beliau akhirnya memanggil juragan Arya,Pak Mahesti dan Pak Nurbayin yang terkenal sakti di desanya.
Dengan mengarahkan seluruh warga desa dan ke tiga orang sakti tersebut,akhirnya mereka bergotong royong membuat danau.Uniknya,pembuatan danau tersebut tanpa menggunakan peralatan dari besi,namun menggunakan alu.Oleh karena itu,tak mungkin pembuatan proyek tersebut terwujud apabila tak melibatkan orang orang sakti seperti Juragan Arya ,Pak Mahesti dan Pak Nurbayin.Ketiga orang sakti tersebut meminta bantuan pada leluhur mereka.Leluhur mereka berjanji akan membantu pembuatan danau tersebut pada malam hari.Beliau juga memberikan tiga buah alu sakti kepada ketiga orang sakti tersebut.
Akhinya berkat keuletan serta kesabaran penduduk setempat,setelah memakan waktu selama tujuh tahun,akhirnya tepat pada tahun 1928 terbentuklah danau Situ Culeunca..Namun sejak danau Situ Cileunca selesai.Juragan Arya bagai menghilang tanpa meninggalkan bekas.
Sebagai acara peresmian danau Situ Cileunca, Tuan Kuhlan berencana akan menyelenggarakan hiburan wayang golek. Acara tersebut akan digelar di tengah Situ. Oleh sebab itu, kini sedang dibuat perahu besar untuk menampung para nayaga dan peralatannya.
Siang hari sebelum acara dimulai, kepala kerbau jantan yang akan digunakan untuk ritual tidak ada. Meraka begitu cemas. Mereka takut para lelembut marah karena sesaji tidak lengkap. Namun apa boleh dikata, acara tidak mungkin ditunda karena tamu undangan sudah banyak berdatangan.
Malampun tiba. Para tamu undangan berduyun ¨C duyun menuju tepi Situ Cileunca untuk menyaksikan pegelaran wayang golek. Namun saat penonton sedang menikmati acara, tiba ¨C tiba berhembuslah angin kencang. Makin lama angin tersebut semakin kencang, membuat par penonton dan pemain wayang golek panik. Ditambah lagi keadaan yang begitu gelap, karena lampu dan obor padam. Hanya dalam waktu singkat, angina topan itu menyapu bersih para nayaga di atas perahu. Akhirnya mereka tenggelam ke dasar Situ.
Sementara itu, Pak Mehesti dan Pak Nurbayin tidak dapat berbuat banyak. Walau bagaimanapun, kekuatan alam tak mungkin dapat dilawan.
Sejak peristiwa itu, Situ Cileunca tampak sunyi. Kini Tuan Kuhlan juga lebih banyak duduk sambil merenung. Danau yang diperkirakannya akan menjadi sumber penghasilan para warga, kini sirnalah sudah. Antara kenyataan dan mistik berkecambuk menjadi satu di jiwa seorang belanda ini.
Sejak kejadian itu pula, samar ¨C samar sering terdengar tetabuhan tembang Sunda yang mnengharukan sekali dari tengah Situ. Bahkan pernah juga muncul arwah para nayaga di tengah Situ. Mereka berdiri di atas air dengan wajah yang menyeramkan dan suara tangis yang menyayat hati.
Di suatu malam, betapa terkejutnya Tuan Kuhlan, ketika tiba ¨C tiba arwah para penabuh wayang golek mendatanginya. Seketika wajah Tuan Kuhlan pusat pasi bagaikan mayat. Ia hanya mampu diam berdiri memetung di tempatnya. Para arwah itu berpesan agar ia segera melangkapi sesaji kepala kerbau hitam, agar mereka tidak lagi disandra oleh penguasa Situ Cileunca.
Keesokan harinya, di tepi Situ cileunca segera diadakan ritual untuk menyempurnakan arwah penasaran.
Setalah diadakan ritual, suara tetabuhan tembang sunda itu tetap saja terdengar, walaupun arwah penasaran itu tidak lagi muncul. Bahkan sering juga muncul sapi putih dal lulun samak jelmaan siluman. Sudah pernah ada dua orang pemuda yang menjadi tumbal. Satu selamat dan satu tidak. Pak Mahesti lalu berpesan kepada warga desa agar selalu berhati ¨C hati dan tidak mengganggu apabila suatu saat muncul sapi putih atau lulun samak
Pak Mahesti yang merasa mempunyai tanggung jawab menjaga keselamatan warga desapun tak tinggal diam. Dengan memusatkan seluruh panca indranya, ia berusaha menghubungi alam lelembut di dalam Situ. Mantra dari ayat suci Al-Quran mengalir deras seiring dengan semerbak kemenyan. Tak lama kemudian, terjadi dialog antara Pak Mahesti dengan penguasa Situ Cileunca. Pak Mahesti menegaskan agar mereka pindah dari daerah itu. Pak Mahesti yakin bahwa sehebat ¨C hebatnya bangsa siluman, tidak akan mampu mengalahkan bangsa manusia yang harkatnya lebih tinggi.
Sejak saat itu, makhluk halus penghuni Situ Cileunca tidak pernah manampakan diri lagi. Mareka telah pindah ke Situ Bagendit, Kabupaten Garut sebelah timur.
Namun tetabuhan tembang Sunda dan suara tetabuhan wayang golek kerap kali terdengar hingga kini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd