raja gopal
Semprot Lover
- Daftar
- 30 Jul 2012
- Post
- 285
- Like diterima
- 228
Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten
Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka peninggalan RajaMajapahit.
Nagasasraadalah nama salah satu dapur (bentuk) keris luk tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas,
sehingga penyebutan nama dapur ini harus
disertai dengan menyatakan jumlah luk-nya.
Bentuk Bagian gandik keris ini diukir dengan
bentuk kepala naga ( biasanya dengan
bentuk mahkota raja yang beragam ),
sedangkan badannya digambarkan dengan
sisik yang halus mengikuti luk pada tengah
bilah sampai ke ujung keris.
Dengan ciri-ciri antara lain adalah kruwingan, ripandan dan greneng, dan beberapa empu
(berdasarkan zamannya seperti Majapahit ,
Mataram dan Mataram Nom) membuat keris
ber-dapur nagasasra.
Pada keris dapur Nagasasra yang baik,
sebagian besar bilahnya diberi kinatah
emas, dan pembuatan kinatah emas
semacam ini tidak disusulkan setelah wilah
ini selesai, tetapi telah dirancang oleh sang
empu sejak awal pembuatannya. Pada
tahap penyelesaian akhir, sang empu sudah
membuat bentuk kinatah ( yang benar
adalah tinatah = kata 'tatah' yang artinya dalam bahasa Indonesia = pahat,dengan sisipan in, menjadi tinatah )sesuai rancangannya . Bagian-bagian yang kelak akan dipasang emas diberi alur khusus
untuk "tempat pemasangan kedudukan
emas" dan setelah penyelesaian wilah selesai, maka dilanjutkan dengan penempelan emas oleh pande emas.
Salah satu pembuat keris dengan dapur
Nagasasra terbaik, adalah karya empu Ki
Nom, merupakan seorang empu yang
terkenal, dan hidup pada akhir zaman
kerajaan Majapahit sampai pada zaman
pemerintahan Sri Sultan Agung
Anyokrokusumo di Mataram, tetapi ada
sebagian ahli lain yang mengatakan bahwa
Ki Supo Anom pada zaman kerajaan
Mataram, sebenarnya adalah cucu dari
empu Supo Anom yang hidup pada zaman
Majapahit, dan golongan ini menyebut Ki
Nom dengan sebutan Ki Supo Anom II, dan
yang hidup di zaman Majapahit disebut Ki
Supo Anom I.
Sabuk Inten
Dapur Sabuk Inten, seperti juga dapur
Nagasasra mempunyai luk tiga belas
dengan ciri-ciri yang berbeda yaitu
mempunyai sogokan, kembang kacang,
lambe gajah dan greneng.
Komik
Nama keris Nagasasra (tanpa menyebutkan
dapur) menjadi terkenal karena menjadi
topik dalam cerita silat karya S.H. Mintarja,
diceritakan bahwa Mahesa Jenar, salah satu
muridnya Syeh Siti Jennar, mantan perwira
tinggi kerajaan Demak pada masa kerajaan
Demak Bintoro mencari kedua benda
pusaka tersebut yang konon bagi siapa
yang mendapatkannya akan menjadi
pewaris sah tahta kerajaan Demak.
KERIS NOGOSOSRO
Keris ini sering di sebut keris rajek bumi,
berukuran panjang 33cm, berluk 11 tangguh
tengahan dan berdapur Naga dengan tubuh
bersisik seribu dengan wajah Kinatah emas
yang terletak di Gandiknya, tubuhnya
melenggak lenggok mengikuti jumlah di
bilahannya dalam riwayat Keris ini di buat
zaman Kerajaan Majapahit di masa
Pemerintahan Brawijaya. Menurut sejarah
sandi kerajaan Majapahit, kala itu sang Adipati
Blambangan bermaksud untuk mengadakan
pemberontakan terhadap kerajaan Majapahit.
Untuk menumpas pemberontak yang sewaktu-
waktu akan menyerbu Kota Raja, Sang Prabu
telah mempersiapkan sebuah kekuatan
tandingan. Para Mpu pun turut di kerahkan
untuk membuat berbagai senjata perang yang
saat itu di pimpin oleh Mpu Domas. Sang Prabu
meminta kepada Mpu Supa agar dibuatkan
sebilah keris bertuah yang mampu meredam
1000 macam bencana yang mengancam wilayah
Majapahit. Sang Mpu pun memohon petunjuk
kepada Yang Maha Kuasa, dan dia mendapatkan wahyu berupa sebuah gambaran sebilah keris dengan bentuk layaknya naga dan memiliki jumlah 1000 sisik.
Maka di ciptakanlah sebilah keris pusaka
Nagasasra dengan jumlah 1000 sisik
bermahkotakan emas . Kepala naganya sendiri
tidak bermahkota, lekukkan menganggah pada
gandik, tubuhnya melenggok mengikuti jumlah
dari belahan lekukkannya, ekor naga yang
berada di ujungnya terdapat bentuk cupu yang
terletak pada ujung keris. Keris Nagasasra
yang mempunyai jumlah 1000 sisik emas dan
bersabuk intan berlian ini mempunyai manfaat
untuk mencairkan seribu bencana dari berbagai wilayah kerajaan.
Sang Prabu yang sangat berpuas hati dan
akhirnya saat itu juga keris menjadi salah satu
keris piyandel Majapahit. Saat
itu,pemberontakan dan serbuan dari tentara
Blambangan tidak berlangsung lama dan dapat
diredam yang akhirnya kerajaan Majapahit
kembali damai. Dengan demikian, kita
mendapatkan sebuah pelajaran. Bahwa dari
sebilah keris bukan hanya tercipta dengan misi-
misi tertentu dan bukan hanya sebagai sebuah
benda pusaka yang mempunyai fungsi semata.
Sebagai Sarana :
Keris Rajek Bumi, Keris yang bisa meredam dan
mampu menahan rusaknya alam, dan simbol
sisik seribu melambangkan menolak dari segala
musibah dari manusia dan memiliki pancaran
Aura yang bisa meredam segala bencana Api,
Angin, Air, Bumi, atau bencana alam. menarik
rezeki dari segala penjuru, pemiliknya di beri
keberuntungan dari segala bidang,
memudahkan karir dan jabatan, menguatkan
kedudukan serta segala maksud mudah
tercapai, dll.