Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nabi khidir

lasis

Suka Semprot
Daftar
19 Oct 2014
Post
23
Like diterima
0
Lokasi
Yogyakarta
para SUHU ana mohon bagi pengetahuannya tentang nabi khidir. kisah hidup, makamnya (kalo udah meninggal), dimana doi sekarang (kalo masih hidup). atau referensi yang bisa dipertanggungjawabkan tentang sosok beliau. ane penasaran dari kelas 2 SMP sampe sekarang belom ada jawaban yang memuaskan. tolong bagi ilmmunya buat nubiew yang awam ini
 
Maaf suhu bukannya engk mau bantuin tapi terlalu berbau sara :ampun:
 
Maaf suhu bukannya engk mau bantuin tapi terlalu berbau sara :ampun:

IMHO,, ga apa² untuk dibahas, selama tidak keluar dari konteks pertanyaan dan rules. Nubie yakin,karena ini forum dewasa,maka para suhunya juga dewasa (bukan hanya masalah umur). Saling menghormati & saling menghargai. Monggo para suhu,,,:ampun:
 
Gelar tiker... Nyimak juga.. :)
 
Mungkin makalah berikut dapat memuaskan pertanyaan ts :ampun: kalo nubie ada salah kata.

Nabi Khidir A.s merupakan Hamba Allah Swt yang sangat khusus,*karena beliau adalah salah satu hamba Allah yang ditunda kematiannya dan masih diberi rejeki.
Selain itu beliau diutus untuk* memberi pelajaran*Makrifat*kepada Para Wali, para Sufi, maupun kepada orang* yang dengan tekun mendekatkan diri kepada Allah Swt.Nabi Khidir A.s mengajarkan ilmu tentang Makrifat, ada yang menyebutkan Nabi Khidir A.s juga mengajarkan ilmu*Laduni.
Banyak orang yang ingin bertemu dengan Nabi Khidir A.s, terutama para penganut Tarekat, ataupun mereka yang ingin berguru kepada Nabi Khidir A.s.
Kesalahan terbesar mereka adalah karena mereka ingin bertemu, seharusnya jangan punya keinginan untuk bertemu, ikhlaskanlah beliau yang menemui kita
Dalam beberapa riwayat, Nabi Khidir A.s memiliki Ciri-ciri fisik yang tidak dimiliki oleh orang lain, yaitu: jempol tangan kanan tidak bertulang, beliau selalu membawa*tongkat, dan perawakan beliau lebih tinggi dari kebanyakan kita.
Al-Khiḍr*(Arab:Khaḍr, Khaḍer, al-Khaḍir) keterangan mengenai beliau terdapat dalam Al-Qur’an * Surah Al-Kahfi ayat 65-82.* dan beberapa hadist.
“Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel,Khidr dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal sebagai ‘Sosok yang tetap Hidup’ atau ‘Abadi’.
Tiga lainnya adalah Nabi Idris A.s, Nabi Ilyas A.s,* dan Nabi Isa A.s.Nabi Khidir A.s abadi karena ia dianggap telah meminum air kehidupan.Dalam kisah literatur Islam,* satu orang bisa bermacam-macam sebutan nama dan julukan yang telah disandang oleh Khidr. Beberapa orang mengatakan Khidr adalah gelarnya;* yang lainnya menganggapnya sebagai nama julukan. *dan juga dihubungkan dengan Pengembara abadi.
Para cendikiawan telah menganggapnya dan mengkarakterkan sosoknya sebagai orang suci, nabi, pembimbing nabi yang misterius, dan lain lain.Al-Khiḍr secara harfiah berarti**‘Seseorang yang Hijau’*melambangkan kesegaran jiwa, warna hijau melambangkan kesegaran akan pengetahuan “berlarut langsung dari sumber kehidupan.” Dalam situs*Encyclopædia Britannica, dikatakan bahwa Khidr memiliki* sebuah nama, yang paling terkenal adalah*Balyā bin Malkān.Menurut Syeikh Imam M. Ma’rifatullah al-Arsy, Segitiga Bermuda merupakan tempat titik terujung di dunia ini.
Ditengah kawasan itu terdapat sebuah telaga yang airnya dapat membuat siapa saja yang meminumnya menjadi panjang umur, ditempat itu pula Khidr bertahta sebagai penjaga sumber air kehidupan tersebut.

Sekian
Semoga membantu :beer:
 
Terima kasih atas pembabarannya, suhu Thombol :jempol:
Ane semprotin dulu sekeliling ya suhu, habis itu cek kulkasnya suhu :beer:

Mungkin ada para suhu yang lainnya, yang mungkin mau berbagi atau menambahkan :ampun:
 
terimakasih buat para suhu yang mau ngeladenin pertanyaan nubie.
mungkin ada referensi atau literatur yang bisa ane kaji dan pelajari sekalian om suhu...
soalnya penasaran ane sampe ke-ubun kepala suhu hhe
makasih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nubie lanjutken...

Teguran Allah Swt kepada Musa A.s

Kisah Nabi Musa A.s dan Nabi Khiḍir A.s dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahfi* ayat 65-82. Menurut Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab menceritakan bahwa beliau mendengar nabi Muhammad Saw bersabda:*“Sesungguhnya pada suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu beliau ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Jawab Nabi Musa A.s,*“Aku”*Lalu Allah Swt menegur Nabi Musa A.s dengan firman-Nya,“Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”
Lantas Musa A.s pun bertanya,*“Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?”*
Allah Swt pun berfirman,*“Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.”*
Sesungguhnya teguran Allah Swt itu mencetuskan keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa A.s untuk menemui hamba yang shaleh itu. Di samping itu, Nabi Musa A.s juga ingin sekali mempelajari ilmu dari Hamba Allah tersebut.
Nabi Musa A.s kemudiannya menunaikan perintah Allah Swt itu dengan membawa ikan di dalam wadah dan berangkat bersama-sama pembantunya yang juga merupakan murid dan pembantunya, Yusya bin Nun.Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena telah menempuh perjalanan cukup jauh. Ikan yang mereka bawa di dalam wadah itu tiba-tiba meronta-ronta dan selanjutnya terjatuh ke dalam air. Allah Swt membuatkan aliran air untuk memudahkan ikan sampai ke laut. Yusya` tertegun memperhatikan kebesaran Allah Swt menghidupkan semula ikan yang telah mati itu.
Selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya’ tertidur dan ketika terjaga, beliau lupa untuk menceritakannya kepada Nabi Musa A.s Mereka kemudiannya meneruskan lagi perjalanan siang dan malamnya dan pada keesokan paginya.Ibn Abbas berkata,*“Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.”*Yusya’ berkata kepada Nabi Musa A.s,“Tahukah guru bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi*: 63)
Musa segera teringat sesuatu, bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan tempat pertemuan dengan hamba Allah yang sedang dicarinya tersebut. Kini, kedua-dua mereka berbalik arah untuk kembali ke tempat tersebut yaitu di batu yang menjadi tempat persinggahan mereka sebelumnya, tempat bertemunya dua buah lautan.
Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (Surah Al-Kahfi*: 64)
Terdapat banyak pendapat tentang tempat pertemuan Musa dengan Khidir.*Ada yang mengatakan bahwa tempat tersebut adalah pertemuan Laut Romawi dengan Parsia yaitu tempat bertemunya Laut Merah dengan Samudra Hindia.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di tempat pertemuan antara Laut Roma dengan Lautan Atlantik.
Di samping itu, ada juga yang mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di sebuah tempat yang bernama Ras Muhammad yaitu antara*Teluk Suez dengan Teluk Aqabah di Laut Merah.Setibanya mereka di tempat yang dituju, mereka melihat seorang hamba Allah yang berjubah putih bersih.
Nabi Musa A.s pun mengucapkan salam kepadanya. Nabi Khidir A.s menjawab salamnya dan bertanya,*“Dari mana datangnya kesejahteraan di bumi yang tidak mempunyai kesejahteraan?*Siapakah kamu”*
Jawab Musa,*“Aku adalah Musa.”*
Nabi Khidir A.s bertanya lagi,*“Musa dari Bani Isra’il?”*
Nabi Musa A.s menjawab,*“Ya. Aku datang menemui Tuan supaya Tuan dapat mengajarkan sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah diajarkan kepada Tuan.”
Nabi Khidir A.s menegaskan,*“Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku.” (Surah Al-Kahfi*: 67)
“Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah sebagian daripada ilmu karunia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak diajarkan kepadamu wahai Musa.*Kamu juga memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu yang tidak kuketahuinya.”
Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentang tuan dalam sesuatu urusan pun.” (Surah Al-Kahfi*: 69)
Dia (Khidir) selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Surah Al-Kahfi*: 70)
Nabi Musa A.s mengikuti Nabi Khidir A.s dan terjadilah, peristiwa yang menguji diri Musa yang telah berjanji bahwa Nabi Musa A.s tidak akan bertanya mengenai sesuatu tindakan* Nabi Khidir A.s. *
Setiap tindakan Nabi Khidir A.s itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa A.s terperanjat.
Peristiwa ketika* Nabi Khidir A.s menghancurkan perahu yang mereka ditumpangi . Nabi Musa A.s bertanya kepada Nabi Khidir A.s. Nabi Khidir A.s mengingatkan akan janji Nabi Musa A.s, dan Nabi Musa A.s meminta maaf karena lalai mengingkari janji* untuk tidak bertanya mengenai tindakan Nabi Khidir A.s.
Ketika* mereka tiba di suatu daratan, Nabi Khidir A.s membunuh bocah yang sedang bermain dengan teman sebayanya. Dan lagi-lagi Nabi Musa A.s bertanya kepada Nabi Khidir A.s.Nabi Khidir A.s kembali mengingatkan janji Nabi Musa A.s, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap yang dilakukan oleh Nabi Khidir A.s, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa A.s harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir A.s.
Mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu*Perkampungan. Sikap penduduk Kampung itu tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa A.s merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir A.s malah menyuruh Nabi Musa A.s untuk* memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak . Nabi Musa A.s tidak kuasa untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir A.s ini.Akhirnya Nabi Khidir A.s menegaskan pada Nabi Musa A.s bahwa beliau tidak dapat menerima Nabi Musa A.s untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa A.s tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan* bersama dengan Nabi Khidir A.s.Nabi Khidir A.s menguraikan* mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa A.s bertanya.

Demikan lanjutannya mohon maaf kalau sudah terlalu mengarah ke SARA SECHAN nubie akan re-edit postingan nubie... :ampun:
 
Ndak papa suhu meski mengarah ke agama tertentu asal yg disampaikan adalah kebaikan. Lagian bisa sedikit. memuaskan dahaga pembaca lainñya, khususnya saya.
:sembah: suhu thombol
 
Klo kepengin ketemu yang bersangkutan, Datang Sholat Jum'at PERTAMA KALI, Pulang TERAKHIR KALI, lakukan selama 41 Sholat Jum'at BERTURUT-TURUT
 
Klo kepengin ketemu yang bersangkutan, Datang Sholat Jum'at PERTAMA KALI, Pulang TERAKHIR KALI, lakukan selama 41 Sholat Jum'at BERTURUT-TURUT

Kabar yang ane denger pun juga seperti itu..
dan saat jumatan terakhir, yang bersangkutan bisa berwujud apa dan siapa saja..tinggal kejelian orang yang mao ketemu itu, harus bisa menbedakan..

Entah
 
Sesuai request nubie coba lanjutkan
Mohon maaf kalau ada salah kata hingga SARA SECHAN dateng :ha:

Pesan Makrifat Nabi Khidir

Pesan yang pertama :
ketika berpisah dengan Nabi Musa A.s, dia (Musa)
berkata, “Berilah aku wasiat”.
Jawab Nabi Khidir A.s: “Wahai Musa, jadilah kamu
orang yang berguna bagi orang lain,

Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang
hanya menimbulkan kecemasan diantara mereka
sehingga kamu dibenci mereka.
Jadilah kamu orang yang senantiasa
menampakkan wajah ceria dan janganlah sampai
mengerutkan dahimu kepada mereka.
Janganlah kamu keras kepala atau bekerja tanpa
tujuan.
Apabila kamu mencela seseorang hanya karena
kekeliruannya saja, kemudian tangisi dosa-
dosamu, wahai Ibnu Imron!”
(Al Bidayah Wan
Nihayah juz I hal. 329 dan Ihya’ Ulumuddin juz IV
hal. 56).

Pesan ke Dua.
Diriwayatkan bahwa setelah Khidir akan meninggalkan Nabi Musa A.s, dia (Khidir)
berpesan kepadanya : “Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti apa yang belum kamu fahami, tetapi janganlah sampai kamu jadikan ilmu-ilmu hanya sebagai bahan omongan.”
(Riwayat Ibnu Abi Hatim dan
Ibnu Asakir).
Faham sesuatu ilmu bukan untuk modal berdebat, menonjolkan sesuatu faham yang berseberangan dan faham yang baru selesai dipelajarinya itu adalah yang paling benar
sehingga bangga atas golongannya itu dan mengajak adu argument bahwa dialah yang paling benar sendiri, ini tidak dibenarkan sebab berdebat itu tidak diperbolehkan sebagaimana
surat Al Baqarah ayat 139 :
“Katakanlah, apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah
Tuhan kami dan Tuhan kamu, bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”.
Berseberangan faham yang sudah diyakini tidaklah perlu diusik satu sama lain karena masing-masing sudah kokoh dalam keyakinannya hanya saja ajakan orang-orang yang masih ngambang atau yang belum iman.


Sekian dulu nubie ceritanya pengel ngetiknya di android :ha:
:beer:
 
Hadddeeeh :pusing: begitu nubie coba pindahin dari notepad kok settingannya beda yach... :pusing:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd