Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nama kri usman harun harga diri indonesia

theprofessor

Semprot Holic
Daftar
17 May 2012
Post
344
Like diterima
17
Lokasi
di hatimu
Berdasarkan rencana pengembangan kekuatan periode
2005-2024, struktur operasional TNI-AL akan diubah
di mana dua komando armada (Komando Armada Kawasan
Barat dan Komando Armada Kawasan Timur) akan dilebur
menjadi satu. Dipimpin laksamana berbintang tiga
bermarkas di Surabaya. Armada ini akan membawahi
tiga komando wilayah laut (Kowilla) yaitu Kowilla Barat
dengan markas direncanakan di Tanjungpinang, Riau,
Kowilla Tengah dengan markas di Makassar dan Kowilla
Timur dengan markas di Sorong. Pembagian komando
operasional ini didasarkan pada karakteristik perairan
yang membutuhkan pola operasi dan perangkat yang
berbeda serta untuk memudahkan pergeseran pasukan
atau logistik. Marinir juga akan dimekarkan dengan
Dankormar yang dipimpin Pati berbintang tiga dengan
penambahan satu Pasmar yaitu Pasmar III yang akan
bermarkas di Sorong
Proyek-proyek ke depan antara lain pembangunan 3
kapal selam jenis Changbogo Class (Lisensi Tipe 209
Jerman) yang selesai pada 2015, pembangunan 1 Fregat
Sigma 10514, dijadwalkan selesai pada 2017, pembelian
3 MRLF (Multi Role Light Frigate) Nakhoda Ragam
Class buatan BAE Inggris yang diterima tahun 2013
(tahap I), pengembangan armada KCR-40 kelas Clurit
hingga 2014 sebanyak 8 buah, pembelian 3 KCR Stealth
kelas klewang, pembelian 3 FPB-60 dari PT PAL
(kontrak sudah ditandatangani), pembelian 11 helikopter
anti permukaan dan anti kapal selam (AKS) dan
pembelian 5 CN-235 MPA (sedang tahap pembangunan di
PT DI).
Pada 2 November 2012 di Downing Street 10, London,
Presiden SBY dan Perdana Menteri Inggris, David
Cameron menandatangani nota kesepahaman penjualan
alat-alat pertahanan untuk ketiga angkatan. Indonesia
berencana membeli peluru kendali Starstreak, senapan
penembak jitu, dan kapal perang kecil multiguna (multi-
roles light frigate/MRLF). Purnomo Yusgiantoro
(Menhankam) pada 10 Februari 2014 mengatakan ada
tiga kapal jenis multi role light fregate yang diberi
nama, yaitu KRI Bung Tomo 357, KRI John Lie 358, dan
KRI Usman Harun 359.
Nama KRI Usman Harun diambil dari nama Usman Hj
Mohd Ali dan Harun Said, dua anggota TNI dari Korps
Komando Operasi (KKO), yang kini disebut sebagai
Korps Marinir, pelaku peledekan bom di Singapura saat
konfrontasi dengan Malaysia. Keduanya tertangkap dan
dihukum gantung, jenasahnya dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta sebagai
Pahlawan Nasional. Akibat pemberian nama KRI Usman
Harun, Menlui Singapura, K. Shanmugam melalui Channel
News Asia, mengatakan penamaan KRI Usman Harun
yang baru diluncurkan oleh TNI Angkatan Laut , melukai
perasaan rakyat Singapura, terutama keluarga korban
dalam peristiwa pengeboman MacDonald House di
Orchard Road, Singapura pada tahun 1965. Sedangkan
mantan koresponden Straits Times, David Boey,
menyarankan agar kapal fregat milik Indonesia, KRI
Usman Harun tidak diizinkan melintas di perairan
Singapura. Boey juga meminta AL Republik Singapura
(RSN) sebaiknya secara sopan menolak semua latihan
militer dengan kapal itu.
Ditengah polemik itu, Kementerian Pertahanan
Singapura membatalkan pertemuan dialog pertahanan
dengan Kementerian Pertahanan RI yang sedianya
digelar di Singapura bersamaan dengan acara
kedirgantaraan, Singapore Airshow, 11-16 Februari
2014. Pembatalan secara sepihak itu tidak membuat
Indonesia bergeming. Panglima TNI, Jenderal Moeldoko
menegaskan tetap memakai nama Usman Harun sebagai
nama salah satu kapal perangnya. Menurutnya isu itu
belum mempengaruhi hubungan kerjasama militer kedua
negara. Namun keberlanjutan kerja sama tergantung
sikap Singapura. Moeldoko menambahkan dirinya tidak
terima apabila Usman Harun dianggap sebagai teroris.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional,
Teuku Faizasyah menyesalkan sikap Singapura yang
dinilai berlebihan menyikapi kasus KRI Usman Harun.
Saat tabur bunga oleh PM Lee Kuan Yeuw (di makam
kedua pahlawan nasional tersebut), kita melihat bahwa
sudah ada penyelesaikan atas masalah yang terjadi di
masa lalu. Menyikapi persoalan ini, Presiden SBY telah
menugaskan Menkopolhukam, Djoko Suyanto. Namun, dia
menegaskan Indonesia tidak akan mengganti nama kapal
perang tersebut, hanya karena pihak Singapura merasa
keberatan.
Kalau perlu pemerintah Indonesia mengganti nama
pulau-pulau terluar yang berdekatan dengan Singapura
dengan nama Pulau Usman Harun. Polemik soal KRI
Usman Harun harus dibaca dalam konstelasi bagaimana
posisi Indonesia di mata negara-negara jiran.
Setidaknya ada tiga peristiwa yang mengindikasikan “Di
Laut Kita Dihina” yaitu : pertama, pengusiran imigran
Iran ke wilayah teritorial laut Indonesia oleh militer
AL Australia pada 5 Februari 2014. Kedua, pembakaran
perahu nelayan Indonesia dan pembuangan ke laut oleh
AL PNG pada 6 Februari 2014. Ketiga, pembatalan
undangan Singapore Air Show. Ketiga peristiwa
tersebut sebenarnya menunjukkan bagaimana Australia,
PNG dan Singapura tidak layak disebut lagi sebagai
negara sahabat oleh Indonesia. Rakyat Indonesia
mendukung sikap tegas pemerintah. Pemerintah
Indonesia harus menegaskan sikap dan posisi politik
diplomatiknya, kita tidak boleh tunduk pada tekanan
asing manapun karena harga diri bangsa berada diatas
segala-galanya. Jalesveva Jayamahe yang berarti, Di
Laut Kita Berjaya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd