Perahu itu diperkirakan kandas sekitar tahun 1810.
VIVAnews - Ada temuan mengejutkan di lokasi ground zero menara kembar World Trade Center (WTC), New York, yang luluh lantak dihantam pesawat-bom Al Qaidah. Temuan itu bukanlah sisa-sisa jasad korban aksi teror dahsyat komplotan Osama bin Laden, pada 11 September 2001 silam.
Itu adalah bangkai kapal yang diperkirakan kandas sekitar tahun 1810. Diduga, tujuan utama perahu misterius itu adalah tepi pantai Manhattan.
Bangkai kapal dengan panjang sekitar 10 meter itu ditemukan di bawah permukaan tanah sedalam sekitar enam meter. Temuan ini menggemparkan, karena seperti begitu saja muncul ke atas permukaan tanah.
Di tengah bisingnya deru buldoser yang terus menggali dan merenovasi Ground Zero, para arkeolog ramai berdatangan.
"Temuan bangkai kapal ini adalah puncak dari penggalian gedung WTC. Ini sangat menakjubkan," kata Molly McDonald, arkeolog yang berada di lokasi sambil menunjuk ke arah dua potong kayu kapal yang menghunjam menembus tanah.
Bangkai kapal itu terkubur di bawah lumpur yang sedang digali untuk renovasi dan perbaikan area bekas Menara WTC. McDonald dan tiga rekannya berhasil menggalinya, hingga bagian lambung kapal terlihat jelas.
Bagian ini terkubur di lokasi di mana akan dibangun pusat perbelanjaan baru. Para peneliti dengan sangat berhati-hati bergumul dengan lumpur untuk mencari bagian-bagian kapal lainnya.
Sejarawan bidang kelautan, Norman Brower meyakini, perahu ini pernah berlayar ke Karibia. Kesimpulan sementara itu dinyatakan setelah mereka memeriksa jejak yang tertinggal di kapal itu.
"Bau yang tersisa ini seperti air laut yang surut," kata McDonald. Kendati demikian, masih banyak misteri yang harus dipecahkan dari temuan bersejarah ini. "Kenapa kapal ini dibangun? Bagaimana penggunaannya? Dan mengapa kapal ini karam dan tenggelam?"
Peristiwa menggemparkan ini terjadi pada Selasa, 13 Juli lalu. Ketika itu petugas menemukannya secara tidak sengaja saat sedang melakukan penggalian di ujung selatan Ground Zero. Kini, tim konsultan lingkungan sudah diterjunkan untuk mendokumentasikan artefak di lokasi yang akan menjadi pusat perdagangan itu.
VIVAnews - Ada temuan mengejutkan di lokasi ground zero menara kembar World Trade Center (WTC), New York, yang luluh lantak dihantam pesawat-bom Al Qaidah. Temuan itu bukanlah sisa-sisa jasad korban aksi teror dahsyat komplotan Osama bin Laden, pada 11 September 2001 silam.
Itu adalah bangkai kapal yang diperkirakan kandas sekitar tahun 1810. Diduga, tujuan utama perahu misterius itu adalah tepi pantai Manhattan.
Bangkai kapal dengan panjang sekitar 10 meter itu ditemukan di bawah permukaan tanah sedalam sekitar enam meter. Temuan ini menggemparkan, karena seperti begitu saja muncul ke atas permukaan tanah.
Di tengah bisingnya deru buldoser yang terus menggali dan merenovasi Ground Zero, para arkeolog ramai berdatangan.
"Temuan bangkai kapal ini adalah puncak dari penggalian gedung WTC. Ini sangat menakjubkan," kata Molly McDonald, arkeolog yang berada di lokasi sambil menunjuk ke arah dua potong kayu kapal yang menghunjam menembus tanah.
Bangkai kapal itu terkubur di bawah lumpur yang sedang digali untuk renovasi dan perbaikan area bekas Menara WTC. McDonald dan tiga rekannya berhasil menggalinya, hingga bagian lambung kapal terlihat jelas.
Bagian ini terkubur di lokasi di mana akan dibangun pusat perbelanjaan baru. Para peneliti dengan sangat berhati-hati bergumul dengan lumpur untuk mencari bagian-bagian kapal lainnya.
Sejarawan bidang kelautan, Norman Brower meyakini, perahu ini pernah berlayar ke Karibia. Kesimpulan sementara itu dinyatakan setelah mereka memeriksa jejak yang tertinggal di kapal itu.
"Bau yang tersisa ini seperti air laut yang surut," kata McDonald. Kendati demikian, masih banyak misteri yang harus dipecahkan dari temuan bersejarah ini. "Kenapa kapal ini dibangun? Bagaimana penggunaannya? Dan mengapa kapal ini karam dan tenggelam?"
Peristiwa menggemparkan ini terjadi pada Selasa, 13 Juli lalu. Ketika itu petugas menemukannya secara tidak sengaja saat sedang melakukan penggalian di ujung selatan Ground Zero. Kini, tim konsultan lingkungan sudah diterjunkan untuk mendokumentasikan artefak di lokasi yang akan menjadi pusat perdagangan itu.