Perempuan tertua di Singapura meninggal dunia di usianya yang ke-113 tahun. Perempuan bernama Teresa Hsu ini semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pekerja sosial yang sangat peduli sesama.
Teresa meninggal dengan damai di rumahnya yang ada di distrik Hougang, Singapura pada 7 Desember 2011 lalu. Teresa dilahirkan di Swatow, China pada tahun 1898. Dia kemudian hijrah ke Singapura pada tahun 1961. Sebagai seseorang yang dilahirkan di keluarga kurang mampu, Teresa tumbuh sebagai pribadi yang sangat peduli dengan sesama dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan. Demikian seperti diberitakan Asia One News, Rabu (14/12/2011).
Di Singapura, Teresa lantas mendirikan yayasan non-profit bernama 'Heart to Heart' yang memberikan makanan dan uang kepada orang-orang miskin dan membutuhkan. Secara rutin tiap minggunya, Teresa bahkan mengunjungi orang-orang yang membutuhkan bantuannya dan memberikan mereka makanan dan uang. Rutinitas ini tetap dilakukannya hingga umurnya menginjak 110 tahun.
Atas kebaikan hatinya ini dia dijuluki sebagai Bunda Teresa-nya Singapura. Dedikasi Teresa yang tinggi bagi kemanusiaan ini membuatnya diganjar 'Special Award' dalam acara penghargaan Her World's Woman of the Year 1999. Tidak hanya itu, Teresa juga menerima penghargaan khusus 'A Special Recognition' dalam National Volunteerism and Philanthropy Awards tahun 2005. Pada tahun 2009 lalu, Teresa menerima penghargaan 'Public Service Star' (Bintang Bakti Masyarakat).
Pada ulang tahunnya yang ke-110, Teresa menyatakan dirinya tak akan berhenti membantu sesama. "Saya akan tetap membagi mangkuk nasi saya bagi siapapun yang membutuhkannya," ucapnya.
Dalam situs yayasan 'Heart to Heart', terdapat pengumuman meninggalnya Teresa. Namun di situs tersebut disebutkan bahwa Teresa meminta agar berita kematiannya tidak perlu dibesar-besarkan. Dia juga meminta agar kematiannya tidak diperingati dengan ritual apapun dan tak seorangpun yang mengklaim abu jasadnya. Teresa dikremasi di hari ia meninggal.
Namun sebuah surat kabar sore China, Lianhe Wanbao memberitakan penyebab kematian Teresa. Menurut media tersebut, kondisi Teresa melemah sejak 4 bulan lalu dan harus dirawat di rumah sakit selama 3 kali akibat pneumonia dan infeksi saluran urin.
Salah seorang perawat yang bertugas di yayasan 'Heart to Heart' menuturkan, menjelang ajal Teresa sudah tak bisa berjalan dan harus duduk di kursi roda. Teresa diketahui merupakan satu dari 500 orang yang berumur di atas 100 tahun di Singapura.
Sumber : detiknews.com
Teresa meninggal dengan damai di rumahnya yang ada di distrik Hougang, Singapura pada 7 Desember 2011 lalu. Teresa dilahirkan di Swatow, China pada tahun 1898. Dia kemudian hijrah ke Singapura pada tahun 1961. Sebagai seseorang yang dilahirkan di keluarga kurang mampu, Teresa tumbuh sebagai pribadi yang sangat peduli dengan sesama dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan. Demikian seperti diberitakan Asia One News, Rabu (14/12/2011).
Di Singapura, Teresa lantas mendirikan yayasan non-profit bernama 'Heart to Heart' yang memberikan makanan dan uang kepada orang-orang miskin dan membutuhkan. Secara rutin tiap minggunya, Teresa bahkan mengunjungi orang-orang yang membutuhkan bantuannya dan memberikan mereka makanan dan uang. Rutinitas ini tetap dilakukannya hingga umurnya menginjak 110 tahun.
Atas kebaikan hatinya ini dia dijuluki sebagai Bunda Teresa-nya Singapura. Dedikasi Teresa yang tinggi bagi kemanusiaan ini membuatnya diganjar 'Special Award' dalam acara penghargaan Her World's Woman of the Year 1999. Tidak hanya itu, Teresa juga menerima penghargaan khusus 'A Special Recognition' dalam National Volunteerism and Philanthropy Awards tahun 2005. Pada tahun 2009 lalu, Teresa menerima penghargaan 'Public Service Star' (Bintang Bakti Masyarakat).
Pada ulang tahunnya yang ke-110, Teresa menyatakan dirinya tak akan berhenti membantu sesama. "Saya akan tetap membagi mangkuk nasi saya bagi siapapun yang membutuhkannya," ucapnya.
Dalam situs yayasan 'Heart to Heart', terdapat pengumuman meninggalnya Teresa. Namun di situs tersebut disebutkan bahwa Teresa meminta agar berita kematiannya tidak perlu dibesar-besarkan. Dia juga meminta agar kematiannya tidak diperingati dengan ritual apapun dan tak seorangpun yang mengklaim abu jasadnya. Teresa dikremasi di hari ia meninggal.
Namun sebuah surat kabar sore China, Lianhe Wanbao memberitakan penyebab kematian Teresa. Menurut media tersebut, kondisi Teresa melemah sejak 4 bulan lalu dan harus dirawat di rumah sakit selama 3 kali akibat pneumonia dan infeksi saluran urin.
Salah seorang perawat yang bertugas di yayasan 'Heart to Heart' menuturkan, menjelang ajal Teresa sudah tak bisa berjalan dan harus duduk di kursi roda. Teresa diketahui merupakan satu dari 500 orang yang berumur di atas 100 tahun di Singapura.
Sumber : detiknews.com