AKI UJANG
Guru Besar Semprot
( maaf kalau repost )
Nenek dirawat di rumah sakit. Menurut dokter, asmanya sudah semakin parah hingga perlu dipasang saluran oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, Ujang memanggil H Muhidin (tukang do'a) agar di doakan. Sedang asyik H. Muhidin berdoa, tiba-tiba muka nenek berubah membiru seolah-olah tidak bernafas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek untuk menulis sesuatu dan memberi kertas tersebut kepada H. Muhidin.
Sambil terus berdoa H. Muhidin langsung menyimpan kertas tersebut tanpa membacanya kerana pikirnya dia tidak sanggup membaca surat wasiat tersebut didepan Ujang, cucunya si nenek, tak lama kemudian nenek meninggal dunia.
Pada hari ketujuh meninggalnya nenek, H. Muhidin diundang untuk datang kerumah Ujang.
Selesai memimpin do'a, H Muhidin berbicara, "Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhumah yang belum sempat saya sampaikan, yang pasti nasehat untuk anak cucunya semua. Mari kita sama-sama membaca suratnya".
H. Muhidin membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi :
" Muhidin,jangan berdiri di situ ...! Selang oksigen aku terinjak kamu, Goblog ! "
Nenek dirawat di rumah sakit. Menurut dokter, asmanya sudah semakin parah hingga perlu dipasang saluran oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, Ujang memanggil H Muhidin (tukang do'a) agar di doakan. Sedang asyik H. Muhidin berdoa, tiba-tiba muka nenek berubah membiru seolah-olah tidak bernafas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek untuk menulis sesuatu dan memberi kertas tersebut kepada H. Muhidin.
Sambil terus berdoa H. Muhidin langsung menyimpan kertas tersebut tanpa membacanya kerana pikirnya dia tidak sanggup membaca surat wasiat tersebut didepan Ujang, cucunya si nenek, tak lama kemudian nenek meninggal dunia.
Pada hari ketujuh meninggalnya nenek, H. Muhidin diundang untuk datang kerumah Ujang.
Selesai memimpin do'a, H Muhidin berbicara, "Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhumah yang belum sempat saya sampaikan, yang pasti nasehat untuk anak cucunya semua. Mari kita sama-sama membaca suratnya".
H. Muhidin membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi :
" Muhidin,jangan berdiri di situ ...! Selang oksigen aku terinjak kamu, Goblog ! "