AKI UJANG
Guru Besar Semprot
Ujang adalah seorang bujangan yang berprofesi sebagai tukang kredit. Pada suatu ketika saat dia sedang berkeliling tiba-tiba dipanggil pembeli dan Ujang tahu bahwa pembeli yang satu ini adalah janda kembang.
"Kang Ujang, ini panci berapa ?" tanya si Janda. Ujang tidak langsung langsung menjawab, dia terpana melihat si Janda hanya berbaju tipis sehingga CDnya yang hitam kelihatan menerawang.
"Hey ... koq malah bengong ! Ini panci berapa ?" kata si Janda sambil menepuk bahunya Ujang.
Setelah celingak celinguk, Ujang bilang pelan-pelan "Neng ... itu panci gak usah dibayar deh .... eeeeuuuu .... asal .... eeeuuuu ..." kata Ujang diputus.
"Asal apa ?" si Janda mendelik sambil senyum.
"Asal Kang Ujang bisa lihat punya Eneng ..." jawabnya sambil menunjuk ke selangkangan si Janda.
Si Janda terdiam, lalu berpikir "ah.... toh cuma dilihat ini, panci bisa gratis" ... lalu Janda itu bilang "Asal cuma lihat ya Kang ..." terus dia masuk ke rumah. Ujang simpan dagangannya lalu ikut masuk.
Di ruang tamu, si Janda duduk, melepas celana dalamnya lalu membuka pahanya. Ujang melotot, nafasnya memburu melihat "perabot" si Janda. Tak lama kemudian Kang Ujang bilang lagi "Neng ... eeeuuu, gimana kalo gini. Tanggungan Akang yang depan, bawa deh sama Eneng, buat Eneng, asal ...." kembali Ujang memutus omongannya. "Asal apa ?" kata si Janda. "Asal Akang boleh pegang punya Eneng ..." jawab Ujang. Si Janda mikir lagi "lah, cuma di pegang aja, barang" dagangannya separo buatku ...". Lalu Janda itu bilang : "Sok atuh" sambil mengangkat sedikit pinggulnya. Dengan suka cita Ujang meraba "perabot" si Janda, membelai clitnya, menggesekkan jarinya di belahan yang mulai lembab. Setelah beberapa saat si Janda bilang "Udah Kang, siniin tuh tanggungan yang depan" dan Ujang segera menjawab dengan nafas yang sudah sedikit memburu "Gini Neng, Akang serius. Semua dagangan Akang boleh Eneng bawa ... asal punya Akang bisa ditempelin dan digesekkin ke punya Eneng". Si Janda mikir lagi "ah cuma digesekin ini, g bakalan apa-apa". Lalu dia mengangguk setuju dan Ujang segera mengeluarkan pistolnya, si Janda dibaringkan di kursi lalu Ujang mulai menggesek-gesekkan topi bajanya ke perabot si Janda. Tak lama kemudian si Janda dengan setengah merintih bilang ..." Kang Ujang, barang-barang Akang bawa aja lagi .... asssaaallll ....." si Janda terputus omongannya. "Asal apa Neng ?" jawab Ujang dengan nafas memburu ...... "Asal dimasukin aja sekalian Kang ..... oooohhhh .... gakk kuuuaaat ......." jawab si Janda sambil menekan pantatnya Ujang ...
"Kang Ujang, ini panci berapa ?" tanya si Janda. Ujang tidak langsung langsung menjawab, dia terpana melihat si Janda hanya berbaju tipis sehingga CDnya yang hitam kelihatan menerawang.
"Hey ... koq malah bengong ! Ini panci berapa ?" kata si Janda sambil menepuk bahunya Ujang.
Setelah celingak celinguk, Ujang bilang pelan-pelan "Neng ... itu panci gak usah dibayar deh .... eeeeuuuu .... asal .... eeeuuuu ..." kata Ujang diputus.
"Asal apa ?" si Janda mendelik sambil senyum.
"Asal Kang Ujang bisa lihat punya Eneng ..." jawabnya sambil menunjuk ke selangkangan si Janda.
Si Janda terdiam, lalu berpikir "ah.... toh cuma dilihat ini, panci bisa gratis" ... lalu Janda itu bilang "Asal cuma lihat ya Kang ..." terus dia masuk ke rumah. Ujang simpan dagangannya lalu ikut masuk.
Di ruang tamu, si Janda duduk, melepas celana dalamnya lalu membuka pahanya. Ujang melotot, nafasnya memburu melihat "perabot" si Janda. Tak lama kemudian Kang Ujang bilang lagi "Neng ... eeeuuu, gimana kalo gini. Tanggungan Akang yang depan, bawa deh sama Eneng, buat Eneng, asal ...." kembali Ujang memutus omongannya. "Asal apa ?" kata si Janda. "Asal Akang boleh pegang punya Eneng ..." jawab Ujang. Si Janda mikir lagi "lah, cuma di pegang aja, barang" dagangannya separo buatku ...". Lalu Janda itu bilang : "Sok atuh" sambil mengangkat sedikit pinggulnya. Dengan suka cita Ujang meraba "perabot" si Janda, membelai clitnya, menggesekkan jarinya di belahan yang mulai lembab. Setelah beberapa saat si Janda bilang "Udah Kang, siniin tuh tanggungan yang depan" dan Ujang segera menjawab dengan nafas yang sudah sedikit memburu "Gini Neng, Akang serius. Semua dagangan Akang boleh Eneng bawa ... asal punya Akang bisa ditempelin dan digesekkin ke punya Eneng". Si Janda mikir lagi "ah cuma digesekin ini, g bakalan apa-apa". Lalu dia mengangguk setuju dan Ujang segera mengeluarkan pistolnya, si Janda dibaringkan di kursi lalu Ujang mulai menggesek-gesekkan topi bajanya ke perabot si Janda. Tak lama kemudian si Janda dengan setengah merintih bilang ..." Kang Ujang, barang-barang Akang bawa aja lagi .... asssaaallll ....." si Janda terputus omongannya. "Asal apa Neng ?" jawab Ujang dengan nafas memburu ...... "Asal dimasukin aja sekalian Kang ..... oooohhhh .... gakk kuuuaaat ......." jawab si Janda sambil menekan pantatnya Ujang ...