Jika selama ini Anda terlanjur percaya pada mitos yang mengatakan semakin besar ukuran alat vital, semakin puas pasangan, maka Anda salah! Karena sebenarnya tidak ada kaitan antara ukuran penis dengan tingkat kepuasan seksual seseorang. Semoga ulasan berikut bisa lebih meyakinkan Anda.
Meski teknologi semakin maju dan canggih, masyarakat kita tampaknya tetap percaya pada anggapan bahwa kejantanan pria diukur dari besar kecilnya penis mereka. Tak heran jika produk yang dipercaya bisa membesarkan ukuran alat vital ramai dicari orang, baik obat yang dioles, telan sampai melakukan terapi pijat.
Kalau sejak awal sudah dikatakan mitos, pasti salah. Mitos itu terus berkembang karena pengetahuan seksualitas kita rendah, kata dr.Nugroho S,.SpAnd dari RS.Fatmawati, Jakarta, mengenai anggapan keliru soal ukuran penis dan kepuasan seksual.
Menurutnya, untuk memuaskan pasangan tidak harus memiliki penis besar, tetapi yang terpenting penis itu bisa ereksi dengan sempurna atau mampu dipertahankan sesuai yang diinginkan.
Ukuran penis rata-rata orang Indonesia adalah 7-9 cm saat tidak ereksi. Pada beberapa kasus memang bisa terjadi ukuran penis yang sangat kecil (micro penis), yakni sekitar 2-3 cm. Penyebabnya beragam, salah satunya karena kekurangan hormone testosterone sejak masih masa pertumbuhan. Tentu saja ukuran penis sekecil itu merupakan kelainan dan tidak bisa memuaskan pasangannya.
Dengan keadaan fungsi hormon seks normal, perkembangan penis laki-laki akan berhenti pada usia remaja (14 - 17 tahun). Setelah usia tersebut tidak mungkin melakukan pembesaran atau memanjangkan ukuran penis, kecuali dengan jalan operasi, ini pun berisiko tinggi.
Yang penting ereksi
Selama tidak memiliki masalah micro penis, meski seseorang memiliki ukuran penis di bawah rata-rata, asalkan bisa ereksi sempurna serta memiliki pengetahuan seksualitas dan mengetahui daerah peka rangsang pasangannya, pasti ia bisa memuaskan pasangannya. Buat apa penis besar tetapi tidak bisa mempertahankan ereksi sempurna ? ujar dr.Nugroho.
Banyak masyarakat baik pria maupun wanita yang termakan mitos seks yang salah, sehingga terpengaruh secara psikologis dalam hubungan seksualnya. Seseorang istri yang percaya penis kecil tidak akan bisa memuaskan, akan tertanam di otaknya. Jadi sehebat apa pun teknik yang dilakukan pasangannya ia tidak akan merasa puas, karena itu mitosnya harus dihilangkan dulu dari kepala tambahnya.
Begitupun pada pria, jika termakan mitos, ia akan merasa tidak percaya diri untuk melakukan hubungan seksual karena takut tidak bisa memenuhi standar harapan pasangannya. Tak sedikit yang akhirnya benar-benar tidak mampu berhubungan seks dengan baik.
Sebaliknya, banyak pria yang merasa bangga jika bisa melakukan penetrasi sampai mentok atau menyentuh mulut rahim. Padahal menurut dr.Nugroho mitos ini justru sama sekali salah. Mengapa mentok, itu sebenarnya karena si wanita belum siap melakukan penetrasi, karena wanita yang terangsang baik akan terjadi reaksi seksual, vaginanya akan memanjang dan melembung di bagian belakang, jadi penis tidak akan mentok papar dr.Nugroho.
"Seharusnya si wanita berkata terus terang jika belum siap melakukan penetrasi dan meminta pasangan untuk lebih lama melakukan foreplay, saran dr.Nugroho.
Budaya orang timur memang menabukan pembicaraan soal seks, akibatnya banyak pasangan yang menutup diri dan malu untuk terbuka kepada pasangannya sendiri. Sehingga masing-masing hanya menduga-duga apakah pasangannya puas hanya dari bahasa tubuh.
Agar pasangan puas
Jadi, memiliki ukuran penis besar bukan jaminan keberhasilan hubungan seksual. Biar kecil yang penting bisa mempertahankan ereksi lebih lama sampai pasangannya mencapai puncak. Apa saja kiatnya untuk memutar balikkan kekurangan menjadi kelebihan?
Rutin berolahraga, memiliki gaya hidup sehat. Hobi olahraga akan membantu Anda lebih tahan lama saat bercinta. Perbaiki teknik bercinta. Baca berbagai buku seksualitas Komunikasi.seksual pada pasangan untuk lebih terbuka, selain itu bersikaplah peka dan sensitif terhadap kebutuhan wanita.
Foreplay yang lama. Pahamilah bahwa wanita membutuhkan foreplay yang lama dan posisi yang variatif untuk mempertahankan mood ketika bercinta. Yang lebih penting dari segalanya ketika berhubungan adalah perasaan dan emosi yang terlibat. Duuh...
Meski teknologi semakin maju dan canggih, masyarakat kita tampaknya tetap percaya pada anggapan bahwa kejantanan pria diukur dari besar kecilnya penis mereka. Tak heran jika produk yang dipercaya bisa membesarkan ukuran alat vital ramai dicari orang, baik obat yang dioles, telan sampai melakukan terapi pijat.
Kalau sejak awal sudah dikatakan mitos, pasti salah. Mitos itu terus berkembang karena pengetahuan seksualitas kita rendah, kata dr.Nugroho S,.SpAnd dari RS.Fatmawati, Jakarta, mengenai anggapan keliru soal ukuran penis dan kepuasan seksual.
Menurutnya, untuk memuaskan pasangan tidak harus memiliki penis besar, tetapi yang terpenting penis itu bisa ereksi dengan sempurna atau mampu dipertahankan sesuai yang diinginkan.
Ukuran penis rata-rata orang Indonesia adalah 7-9 cm saat tidak ereksi. Pada beberapa kasus memang bisa terjadi ukuran penis yang sangat kecil (micro penis), yakni sekitar 2-3 cm. Penyebabnya beragam, salah satunya karena kekurangan hormone testosterone sejak masih masa pertumbuhan. Tentu saja ukuran penis sekecil itu merupakan kelainan dan tidak bisa memuaskan pasangannya.
Dengan keadaan fungsi hormon seks normal, perkembangan penis laki-laki akan berhenti pada usia remaja (14 - 17 tahun). Setelah usia tersebut tidak mungkin melakukan pembesaran atau memanjangkan ukuran penis, kecuali dengan jalan operasi, ini pun berisiko tinggi.
Yang penting ereksi
Selama tidak memiliki masalah micro penis, meski seseorang memiliki ukuran penis di bawah rata-rata, asalkan bisa ereksi sempurna serta memiliki pengetahuan seksualitas dan mengetahui daerah peka rangsang pasangannya, pasti ia bisa memuaskan pasangannya. Buat apa penis besar tetapi tidak bisa mempertahankan ereksi sempurna ? ujar dr.Nugroho.
Banyak masyarakat baik pria maupun wanita yang termakan mitos seks yang salah, sehingga terpengaruh secara psikologis dalam hubungan seksualnya. Seseorang istri yang percaya penis kecil tidak akan bisa memuaskan, akan tertanam di otaknya. Jadi sehebat apa pun teknik yang dilakukan pasangannya ia tidak akan merasa puas, karena itu mitosnya harus dihilangkan dulu dari kepala tambahnya.
Begitupun pada pria, jika termakan mitos, ia akan merasa tidak percaya diri untuk melakukan hubungan seksual karena takut tidak bisa memenuhi standar harapan pasangannya. Tak sedikit yang akhirnya benar-benar tidak mampu berhubungan seks dengan baik.
Sebaliknya, banyak pria yang merasa bangga jika bisa melakukan penetrasi sampai mentok atau menyentuh mulut rahim. Padahal menurut dr.Nugroho mitos ini justru sama sekali salah. Mengapa mentok, itu sebenarnya karena si wanita belum siap melakukan penetrasi, karena wanita yang terangsang baik akan terjadi reaksi seksual, vaginanya akan memanjang dan melembung di bagian belakang, jadi penis tidak akan mentok papar dr.Nugroho.
"Seharusnya si wanita berkata terus terang jika belum siap melakukan penetrasi dan meminta pasangan untuk lebih lama melakukan foreplay, saran dr.Nugroho.
Budaya orang timur memang menabukan pembicaraan soal seks, akibatnya banyak pasangan yang menutup diri dan malu untuk terbuka kepada pasangannya sendiri. Sehingga masing-masing hanya menduga-duga apakah pasangannya puas hanya dari bahasa tubuh.
Agar pasangan puas
Jadi, memiliki ukuran penis besar bukan jaminan keberhasilan hubungan seksual. Biar kecil yang penting bisa mempertahankan ereksi lebih lama sampai pasangannya mencapai puncak. Apa saja kiatnya untuk memutar balikkan kekurangan menjadi kelebihan?
Rutin berolahraga, memiliki gaya hidup sehat. Hobi olahraga akan membantu Anda lebih tahan lama saat bercinta. Perbaiki teknik bercinta. Baca berbagai buku seksualitas Komunikasi.seksual pada pasangan untuk lebih terbuka, selain itu bersikaplah peka dan sensitif terhadap kebutuhan wanita.
Foreplay yang lama. Pahamilah bahwa wanita membutuhkan foreplay yang lama dan posisi yang variatif untuk mempertahankan mood ketika bercinta. Yang lebih penting dari segalanya ketika berhubungan adalah perasaan dan emosi yang terlibat. Duuh...