Obat-obatan tertentu
seringkali digunakan untuk
membangkitkan gairah seksual.
Sayangnya, seorang wanita
yang berharap memperbaiki
kehidupan seksual dengan obat
penambah dorongan seks harus
mengalami rasa sakit luar biasa
yang membuatnya nyaris
lumpuh.
Akibat asupan obat pembangkit
libido, wanita 29 tahun yang
tidak disebutkan namanya
mengalami ereksi klitoris yang
menyakitkan selama lima hari.
Livescience menulis, wanita
tersebut adalah salah satu
peserta uji klinis yang diminta
minum obat anti-depresan
Wellbutrin (bupropion) dan
trazodone.
Saat mengalami nyeri dan
bengkak di bagian genitalnya,
dia berhenti minum obat.
Namun, rasa sakitnya makin
memburuk. Kondisi itu
merupakan priapism.
Sebagian besar kondisi ini
terjadi pada pria, namun dalam
beberapa kasus dialami wanita.
Pada priapism, penis atau
klitoris dipenuhi darah yang
menyebabkan rasa nyeri dan
ereksi dalam waktu lama.
Selain diakibatkan
penyumbatan darah, obat-
obatan tertentu yang
mengganggu kinerja saraf
dapat memicu kondisi priapism.
"Rasa sakit sangat mengganggu
aktivitas karena penderitanya
tak bisa berjalan, duduk, atau
berdiri tanpa merasakan sakit
yang kian menjadi-jadi," tulis
laporan dalam Journal of Sexual
Medicine yang dimuat dalam
Daily Mail.
Setelah diperiksa, dokter
menemukan, klitoris wanita
tersebut berubah warna
menjadi ungu dan
membengkak hingga 2x7
centimeter.
Dokter lantas memberi obat
memblokir reseptor alpha -
adrenergik setiap enam jam.
Sehari kemudian, wanita
tersebut diizinkan pulang dari
rumah sakit.
Sumber
seringkali digunakan untuk
membangkitkan gairah seksual.
Sayangnya, seorang wanita
yang berharap memperbaiki
kehidupan seksual dengan obat
penambah dorongan seks harus
mengalami rasa sakit luar biasa
yang membuatnya nyaris
lumpuh.
Akibat asupan obat pembangkit
libido, wanita 29 tahun yang
tidak disebutkan namanya
mengalami ereksi klitoris yang
menyakitkan selama lima hari.
Livescience menulis, wanita
tersebut adalah salah satu
peserta uji klinis yang diminta
minum obat anti-depresan
Wellbutrin (bupropion) dan
trazodone.
Saat mengalami nyeri dan
bengkak di bagian genitalnya,
dia berhenti minum obat.
Namun, rasa sakitnya makin
memburuk. Kondisi itu
merupakan priapism.
Sebagian besar kondisi ini
terjadi pada pria, namun dalam
beberapa kasus dialami wanita.
Pada priapism, penis atau
klitoris dipenuhi darah yang
menyebabkan rasa nyeri dan
ereksi dalam waktu lama.
Selain diakibatkan
penyumbatan darah, obat-
obatan tertentu yang
mengganggu kinerja saraf
dapat memicu kondisi priapism.
"Rasa sakit sangat mengganggu
aktivitas karena penderitanya
tak bisa berjalan, duduk, atau
berdiri tanpa merasakan sakit
yang kian menjadi-jadi," tulis
laporan dalam Journal of Sexual
Medicine yang dimuat dalam
Daily Mail.
Setelah diperiksa, dokter
menemukan, klitoris wanita
tersebut berubah warna
menjadi ungu dan
membengkak hingga 2x7
centimeter.
Dokter lantas memberi obat
memblokir reseptor alpha -
adrenergik setiap enam jam.
Sehari kemudian, wanita
tersebut diizinkan pulang dari
rumah sakit.
Sumber
