urup itu bukan berarti hanya api.
urup itu seperti spirit.
spirit itu dalam bahasa linggis dijawakan jadi: roh, semangat, arwah penasaran, murni, petunjuk.
lha sebenarnya konteksnya urup bapak bapak dan ibu ibu sekalian ini apa?
apa cuma mendengar simbah bicara A maka A juga isi alam semesta?
bukankah kita harus lebih membuka lagi mata dan pikiran?
mari kita cek...
½ hidup = ½ mati.
pertanyaan kepada dosen ts harusnya dibalikkan dengan pertanyaan:
hidup itu apa, pak?
lalu mati itu apa?
apakah manusia (konteks filsafat spiritual ini tentu bahasan untuk bangsa manusia, kan?) itu hidup?
klo dosennya bilang: "iya, tentu. bukankah kalian mengetahuinya lebih besar daripada aku?"
maka, jawablah dengan pertanyaan tambahan.
"ra sah crigis pak, jawaben, kon ngerti ta ga, urip iku apa? yen ora ngerti omonga, ora sah plintat plintut kaya entut...!"
nah....
sebagian besar manusia takut untuk mengatakan tidak tahu. sebab menurut manusia, ketidaktahuan adalah aib. lalu mereka menciptakan term: "maaf, saya belum tahu!"
JELAS beda.
belum dan tidak itu berbeda.
teks dan konteks nya sudah berbeda, apalagi ini digunakan sebagai bahasa/ kata jawaban dalam pencarian ilmu pengetahuan.
jawab saja: iya, saya tahu.
atau: iya, saya tidak tahu.
maka segalanya akan berbeda...
urup itu seperti spirit.
spirit itu dalam bahasa linggis dijawakan jadi: roh, semangat, arwah penasaran, murni, petunjuk.
lha sebenarnya konteksnya urup bapak bapak dan ibu ibu sekalian ini apa?
apa cuma mendengar simbah bicara A maka A juga isi alam semesta?
bukankah kita harus lebih membuka lagi mata dan pikiran?
mari kita cek...
½ hidup = ½ mati.
pertanyaan kepada dosen ts harusnya dibalikkan dengan pertanyaan:
hidup itu apa, pak?
lalu mati itu apa?
apakah manusia (konteks filsafat spiritual ini tentu bahasan untuk bangsa manusia, kan?) itu hidup?
klo dosennya bilang: "iya, tentu. bukankah kalian mengetahuinya lebih besar daripada aku?"
maka, jawablah dengan pertanyaan tambahan.
"ra sah crigis pak, jawaben, kon ngerti ta ga, urip iku apa? yen ora ngerti omonga, ora sah plintat plintut kaya entut...!"
nah....
sebagian besar manusia takut untuk mengatakan tidak tahu. sebab menurut manusia, ketidaktahuan adalah aib. lalu mereka menciptakan term: "maaf, saya belum tahu!"
JELAS beda.
belum dan tidak itu berbeda.
teks dan konteks nya sudah berbeda, apalagi ini digunakan sebagai bahasa/ kata jawaban dalam pencarian ilmu pengetahuan.
jawab saja: iya, saya tahu.
atau: iya, saya tidak tahu.
maka segalanya akan berbeda...