Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[DISKUSI] Bagaimana kematian para Punakawan?

Sepertinya memang masuk akal Om Ren. Hanya saja saya tergelitik untuk lebih tau bagaimana akhir hidup para Panakawan.

Saya pernah tidak sengaja baca thread di ka*kus,Semar hidup sampai jaman kerajaan Majapahit (kalo saya gak salah ingat) lalu beliau moksa karena ada suatu alasan.
Hmm....artikel tersebut memang terkesan seperti karangan. But,bukankah mengarang cerita yang menyangkut pautkan sejarah pasti punya sumber yang pasti? Hlah...bener gak sih penyampaianku?
 
Lhadalah..jebul ono bahasan sg koyo ngene..
Ketemu lik maneh.
Huasuu...

Punokawan...
Ngggg ngggg ngggg..
Abot
 
Panakawan.... klu di sunda mah ya Semar, Astrajingga (Cepot), Dawala (petruk), Gareng yaa... O ya ama saudaranya semar om Togog..

Setau nubie mah cuma tokoh tambahan yg diciptakan di wilayah nusantara ini dalam saduran kitab Mahabrata dan Ramayana. Karena dlm cerita aslinya tidak ada para panakawan ini. Kisah Mahabrata dan Ramayana tidak berkaitan, tapi di nusantara dlm cerita kedua kitab tersebut di munculkan para panakawan ini.

Maaf hu pengetahuan nubie cuma dari komik wayang R.A. Kosasih dan liat di wayang golek hehehe...

Dan karena Semar ama Togog yg sebenernya adalah dewa alias kakak dari Dewa Batara Guru, dan anak2nya adalah ciptaan Semar maka memang tidak diceritakan mati sampai akhir kisah.

Mengenai filosofinya sih nubie ga terlalu ribet mikirinnya, lah nubie mah cuma penikmat cerita senang budaya tanpa pusing mikirin segala macam filosofinyaa...

Maaf ya para suhu kalau nubie salah...
 
Panakawan.... klu di sunda mah ya Semar, Astrajingga (Cepot), Dawala (petruk), Gareng yaa... O ya ama saudaranya semar om Togog..

Setau nubie mah cuma tokoh tambahan yg diciptakan di wilayah nusantara ini dalam saduran kitab Mahabrata dan Ramayana. Karena dlm cerita aslinya tidak ada para panakawan ini. Kisah Mahabrata dan Ramayana tidak berkaitan, tapi di nusantara dlm cerita kedua kitab tersebut di munculkan para panakawan ini.

Maaf hu pengetahuan nubie cuma dari komik wayang R.A. Kosasih dan liat di wayang golek hehehe...

Dan karena Semar ama Togog yg sebenernya adalah dewa alias kakak dari Dewa Batara Guru, dan anak2nya adalah ciptaan Semar maka memang tidak diceritakan mati sampai akhir kisah.

Mengenai filosofinya sih nubie ga terlalu ribet mikirinnya, lah nubie mah cuma penikmat cerita senang budaya tanpa pusing mikirin segala macam filosofinyaa...

Maaf ya para suhu kalau nubie salah...

Kalo di Sunda,apakah punakawan juga ada filosofinya?
 
Lhadalah..jebul ono bahasan sg koyo ngene..
Ketemu lik maneh.
Huasuu...

Punokawan...
Ngggg ngggg ngggg..
Abot

Hlaa....kulo tenggo penjabaranipun Om Sare.
 
Hlaa....kulo tenggo penjabaranipun Om Sare.

waduhh, saya ga paham yg beginian Om.
Cukup menyimak saja sbg tambahan wawasan.
kalau seumpama diminta jawab biar diwakilkan rekan sekota saya, Mod Himalaia..
:Peace:
 
waduhh, saya ga paham yg beginian Om.
Cukup menyimak saja sbg tambahan wawasan.
kalau seumpama diminta jawab biar diwakilkan rekan sekota saya, Mod Himalaia..
:Peace:

Kalau dijawab memang sudah,tapi kok kurang mantab Om. Atau memang saya yang kurang paham? Hlaaahh...kalau om Sare gak sengaja dapet infonya,saya mohon untuk dishare di sini Om. :ampun:
 
klo menurut apa yg ane tanya ma sesepuh d kampung ane yg tau soal agama n kejawen,,,
sbenernya tokoh punakawan cs itu hanya di indonesia saja,dan yg mnciptakan tokoh itu para wali ( khususnya Sunan Kalijogo ) krna beliau yg mnyebarkan siar islam melalui media kesenian rakyat.salah satunya adalah wayang...

kui seng aku krungu....
 
klo menurut apa yg ane tanya ma sesepuh d kampung ane yg tau soal agama n kejawen,,,
sbenernya tokoh punakawan cs itu hanya di indonesia saja,dan yg mnciptakan tokoh itu para wali ( khususnya Sunan Kalijogo ) krna beliau yg mnyebarkan siar islam melalui media kesenian rakyat.salah satunya adalah wayang...

kui seng aku krungu....

Hmmm....wow...!
Menarik. :jempol:
Trus diceritain juga gak Om, tentang matinya para panakawan?
 
Hmmm....wow...!
Menarik. :jempol:
Trus diceritain juga gak Om, tentang matinya para panakawan?

waduh...sayang sekali suhu saya ga tanya soal itu n ga di critain soal itu...hehehe...
coba nnti kalo saya pulkam saya tanyakan...

tokoh pewayangan di tanah jawa itu sbnarnya sarat dgn nama islam,krna waktu islam masuk ke tanah jawa,agama dan budaya hindu masih kuat.! shingga para wali itu menyebarkan siar islam dgn kesenian rakyat dan salah satunya wayang..

itu saja yg saya ingat,mngkin klo sya dah pulkam bisa saya tanyakan lg sama sesepuh d kampung ane...
 
ntar om. ...

ane tapa dlu di makam nya TATANG.S

mana tau dapet wangsit

hehehehe

:ngacir:
 
Klo menurut newbie sih Punakawan lebih kearah spritual,, bisa di bilng tidak nyata dalam bentuk fisik.. Seperti di jelaskan suhu diatas Punakawan penggambaran sipat manusia,, newbie jg pernh dengar di daerah Bali, mungkin mirib di kenal dengan Kanda Pat/Saudara 4,, ( saudara yg ikut lahir saat manusia lahir, cm gx ketok wujud ne)..

Karena penggambaran sifat manusia tiap2 Punakawan pasti mewakili salah satu sifat dasar manusia,, bisa di bilng ada ajaran sifat manusia di balik tiap Punakawan..
Karena itu merupakan cerminan sifat manusia mungkin dalam penyampain wejangan2 susah,, jadi mungkin oleh orang2 dl di wujudkan dalam kesenian, wayang kulit ato sayang wong,, sehingga lebih memudahkan penyampain filosofi di balik tiap Punakawan..

Mungkin ky gt HU pendapat newbie,, :ampun: sekedar pendapat pribadi klo salah mungkin bawah newbie bisa meluruskan :D
 
Sunan Kalijaga telah menciptakan wayang kulit tersebut untuk sarana dakwah, agar manusia senantiasa Eling marang GUSTI ALLAH.
Punakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan.
Penafsiran lainnya, Puna atau Pana itu berarti fana. Jadi Punakawan juga bisa ditafsirkan teman/saudara yang mengajak ke jalan kefanaan. Jadi jika digabungkan maka arti dari tokoh Semar, Nala Gareng, Petruk, Bagong itu memiliki arti 'bergegaslah memperoleh kebaikan, tinggalkanlah perkara buruk'.

Filosofi : Semar,dengan jari telunjuk seolah menuding,melambangkan KARSA/keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu. mata yang menyipit juga melambangkan ketelitian dan keseriusan dalam menciptakan.

Filosofi : anak pertama Semar,dengan tangan yang cacat,kaki yang pincang,mata yg juling,melambangkan CIPTA.bahwa menciptakan sesuatu, dan tidak sempurna, kita tidak boleh menyerah.bagaimanapun kita sudah berusaha.apapun hasilnya,pasrahkan padaNya.


Filosofi : anak kedua Semar. Dari kegagalan menciptakan Gareng, lahirlah Petruk. dengan tangan dan kaki yg panjang, tubuh tinggi langsing, hidung mancung,wujud dari CIPTA, yang kemudian diberi RASA, sehingga terlihat lebih indah dengan begitu banyak kelebihan.

Filosofi : anak ketiga Semar. Wujud dari KARYA. dialah yg dianggap sebagai manusia yang sesungguhnya. walau petruk lengkap dengan keindahan dan kesempurnaan, tapi bagong lah yang dianggap sebagai manusia utuh. karena dia memiliki kekurangan. Jadi manusia yang sejati adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. jadi jangan takut atau malu karena kekurangan kita. karena kekurangan itulah yang menjadikan kita manusia seutuhnya.yang perlu kita pikirkan sekarang adalah, bagaimana meminimalkan kekurangan kita, dan memaksimalkan kelebihan kita. karena bagaimanapun kekurangan dan kelebihan itu tidak bisa kita buang atau kita hilangkan.
 
Sunan Kalijaga telah menciptakan wayang kulit tersebut untuk sarana dakwah, agar manusia senantiasa Eling marang GUSTI ALLAH.
Punakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan.
Penafsiran lainnya, Puna atau Pana itu berarti fana. Jadi Punakawan juga bisa ditafsirkan teman/saudara yang mengajak ke jalan kefanaan. Jadi jika digabungkan maka arti dari tokoh Semar, Nala Gareng, Petruk, Bagong itu memiliki arti 'bergegaslah memperoleh kebaikan, tinggalkanlah perkara buruk'.

Filosofi : Semar,dengan jari telunjuk seolah menuding,melambangkan KARSA/keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu. mata yang menyipit juga melambangkan ketelitian dan keseriusan dalam menciptakan.

Filosofi : anak pertama Semar,dengan tangan yang cacat,kaki yang pincang,mata yg juling,melambangkan CIPTA.bahwa menciptakan sesuatu, dan tidak sempurna, kita tidak boleh menyerah.bagaimanapun kita sudah berusaha.apapun hasilnya,pasrahkan padaNya.


Filosofi : anak kedua Semar. Dari kegagalan menciptakan Gareng, lahirlah Petruk. dengan tangan dan kaki yg panjang, tubuh tinggi langsing, hidung mancung,wujud dari CIPTA, yang kemudian diberi RASA, sehingga terlihat lebih indah dengan begitu banyak kelebihan.

Filosofi : anak ketiga Semar. Wujud dari KARYA. dialah yg dianggap sebagai manusia yang sesungguhnya. walau petruk lengkap dengan keindahan dan kesempurnaan, tapi bagong lah yang dianggap sebagai manusia utuh. karena dia memiliki kekurangan. Jadi manusia yang sejati adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. jadi jangan takut atau malu karena kekurangan kita. karena kekurangan itulah yang menjadikan kita manusia seutuhnya.yang perlu kita pikirkan sekarang adalah, bagaimana meminimalkan kekurangan kita, dan memaksimalkan kelebihan kita. karena bagaimanapun kekurangan dan kelebihan itu tidak bisa kita buang atau kita hilangkan.

Klo ndak salah wayank kukit ada sebelm itu,, bukan di ciptakan oleh Sunan Kalijaga,, Sunan kalijaga Hanya menggunakan wayank kulit untuk menyebar kan Agama, dan mengubah dan menyesuaikan cerita wayank yg asli untuk menyebrkan agama
 
Sejarah Punakawan

Pementasan wayang hampir selalu dibumbui dengan tingkah laku lucu para panakawan. Pada umumnya kisah yang dipentaskan bersumber dari naskah Mahabharata dan Ramayana yang berasal dari India. Meskipun demikian, dalam kedua naskah tersebut sama sekali tidak dijumpai adanya tokoh panakawan. Hal ini dikarenakan panakawan merupakan unsur lokal ciptaan pujangga Jawa sendiri.
Menurut sejarawan Slamet Muljana, tokoh panakawan muncul pertama kali dalam karya sastra berjudul Ghatotkacasraya karangan Empu Panuluh pada zaman Kerajaan Kadiri. Naskah ini menceritakan tentang bantuan Gatotkaca terhadap sepupunya, yaitu Abimanyu yang berusaha menikahi Ksitisundari, putri Sri Kresna.
Dikisahkan Abimanyu memiliki tiga orang panakawan bernama:
Jurudyah
Punta
Prasanta
Ketiganya dianggap sebagai panakawan pertama dalam sejarah kesusastraan Jawa. Dalam kisah tersebut peran ketiganya masih belum seberapa, seolah hanya sebagai pengikut biasa.
Panakawan selanjutnya adalah Semar, yang muncul dalam karya sastra berjudul Sudamala dari zaman Kerajaan Majapahit. Dalam naskah ini, Semar lebih banyak berperan aktif daripada ketiga panakawan di atas. Pada zaman selanjutnya, untuk menjaga keterkaitan antara kedua golongan panakawan tersebut, para dalang dalam pementasan wayang seringkali menyebut Jurudyah Puntaprasanta sebagai salah satu nama sebutan lain untuk Semar.

Gara-Gara
Para dalang dalam setiap bagian pertengahan pementasan wayang, hampir selalu mengisahkan adanya peristiwa gara-gara (baca: goro-goro seperti melafalkan 'gorong-gorong'; dari bahasa Jawa) yaitu sebuah keadaan saat terjadi bencana besar menimpa bumi. Antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, bahkan sampai korupsi yang merajalela. Panjang-pendek serta keindahan tata bahasa yang diucapkan untuk melukiskan keadaan gara-gara tidak ada standar baku, karena semuanya kembali pada kreativitas dalang masing-masing.
Para dalang kemudian mengisahkan bahwa setelah gara-gara berakhir, para panakawan muncul dengan ekspresi bahagia, menebar humor, dan bersenda gurau. Hal ini merupakan simbol bahwa setelah munculnya peristiwa kekacauan atau kerusuhan yang menimpa suatu negara, maka diharapkan rakyat kecil adalah pihak pertama yang mendapatkan keuntungan, bukan sebaliknya.
Akibat kesalahpahaman, istilah gara-gara saat ini dianggap sebagai saat kemunculan para panakawan. Gara-gara dianggap sebagai waktu untuk dalang menghentikan sementara kisah yang sedang dipentaskan, dan menggantinya dengan sajian musik dan hiburan bagi para penonton.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Panakawan

Karena cuma tokoh-tokoh tambahan, figuran atau cameo dan bukan tokoh utama cerita maka kisah kematian Punakawan sepertinya memang tidak pernah ditulis.
Punakawan mungkin cuma tokoh versi fanfic humor dari dongeng/cerita awal.
 
Klo ndak salah wayank kukit ada sebelm itu,, bukan di ciptakan oleh Sunan Kalijaga,, Sunan kalijaga Hanya menggunakan wayank kulit untuk menyebar kan Agama, dan mengubah dan menyesuaikan cerita wayank yg asli untuk menyebrkan agama

trimakasih atas koreksinya suhu 🙏

Sejarah Kesenian Wayang Kulit
Sejarah asal usul kesenian wayang kulit, seperti disebut diatas, tidak bisa lepas dari sejarah wayang sendiri. Tidak ada bukti konkret tentang adanya wayang sebelum abad pertama, dimana ini bertepatan dengan munculnya ajaran Hindu dan Buddha ke area Asia Tenggara. Hal ini dipercaya menjadi hipotesa bahwa seni ini datang dari India ataupun Tiongkok, dimana kedua negara tadi memiliki tradisi yang telah berjalan turun-temurun tentang penggunaan bayangan boneka atau pertunjukkan teater secara keseluruhan. Jivan Pani juga pernah mengeluarkan pendapat bahwa wayang berkembang dari dua jenis seni yang berasal dari Odisha, India Timur, yaitu Ravana Chhaya yang merupakan sebuah teater boneka dan tarian Chhau. Meski begitu, banyak juga penceritaan sejarah wayang yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan teater boneka tradisional.

Catatan sejarah pertama tentang adanya pertunjukkan wayang mengacu pada sebuah prasasti yang bisa dilacak berasal dari tahun 930, yang mengatakan si Galigi mawayang. Saat itulah sampai sekarang, beberapa fitur teater boneka tradisional tetap ada. Galigi sendiri merupakan seorang penampil yang sering dimintai untuk menggelar pertunjukkan ketika ada acara atau upacara penting. Pada saat itu, ia biasanya membawakan sebuah cerita tentang Bima, seorang ksatria dari kisah Mahabharata. Penampilan yang dibawakan oleh Galigi tercatat dalam kakawin Arjunawiwaha yang dibuat oleh Mpu Kanwa pada tahun 1035 yang mendiskripsikannya sebagai seorang yang cepat, dan hanya berjarak satu wayang dari Jagatkarana. Kata jagatkarana merupakan sebuah ungkapan untuk membandingkan kehidupan nyata kita dengan dunia perwayangan, dimana Jagatkarana yang berarti penggerak dunia atau dalang terbesar hanyalah berjarak satu layar dari kita.
 
Terakhir diubah:
Ikut urun remuk om.. kalo toh memang punakawan itu adalah sosok beberapa orang... kalo menurut ane sih mereka bukan meninggal tp moksa.... seperti kebanyakan tokoh yang ada di pewayangan.... dengan kata lain mereka menyendiri di suatu tempat yg tidak di ketahui orang dan menuju ke keabadian.. atau bisa di sebut nyawiji marang gusti kang moho kuwoso.. mungkin itu aja menurut ane gan.. mungkin juga bisa salah sih hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd