Gila, 4 Murid SD Palak Teman Sekolah Pakai Senjata Tajam dan Busur
Senjata inilah yang digunakan para murid SD memalak temannya sendiri. Foto via prokal
POJOKSATU.id, SAMARINDA Kenakalan anak-anak di zaman sekarang makin meresahkan. Bayangkan bocah Sekolah Dasar (SD) saja, sudah doyan ngerokok, melakukan tawuran, ngelem, bahkan memalak teman sendiri.
Seperti kasus 4 murid SD di wilayah Kelurahan Simpang Tiga, Loa Janan Ilir. Masing adalah Ar (11), Og (10), Rd (12), dan Mr (11). Saat teman-teman mereka pulang ke rumah masing-masing, mereka malah asyik merokok menggunakan rokok elektrik di sekitar sekolah.
Perilaku tak pantas mereka itu, kepergok sang kepala sekolah. Kepala Sekolah lantas menyerahkan keempatnya ke Babinsa untuk mendapat pembinaan.
Cara mereka sangat tidak wajar. Bagaimana tidak, asap rokok yang mereka hisap dihembuskan ke dalam sebuah botol air mineral, terang Babinsa Kelurahan Simpang Tiga, Serda Muhammad Yasik, seperti dilansir prokal (grup pojoksatu), Senin (23/10).
Tidak hanya itu, mereka pun membuat senjata tajam dari seng yang dibentuk menjadi sebuah busur dan ketapel. Sajam ini digunakan mengancam teman sekolah mereka saat memalak. Tidak hanya itu, mereka tidak segan melukai korban pemerasannya bila melawan.
Salah satu dari mereka sudah pernah tertangkap dengan kasus serupa. Karena mengulang lagi, akhirnya pihak sekolah menyerahkan kepada saya dan diteruskan ke Kantor Polsekta Samarinda Seberang, ungkap Yasik.
Terpisah, Wakil Sekretaris KPAI Samarinda, Rina Zainun menuturkan, pada dasarnya anak-anak berani mengulang perbuatan mereka, walaupun telah berurusan dengan pihak berwajib, karena ada rasa ingin diakui dan dianggap ada oleh lingkungan mereka.
Jadi tertangkap polisi merupakan hal membanggakan bagi mereka. Itu modal mereka jadi pemimpin dalam suatu geng, terangnya.
Rina menuturkan, orangtua memegang peran terbesar dalam perkembangan pergaulan anak. Karena penentu perilaku mereka adalah perhatian orangtua dan pembentuk karakter mereka adalah lingkungan.
Biasanya mereka anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang. Karena kenakalannya, lingkungan menolak keberadaan mereka. Itu yang membuat mereka semakin beringas dan mencari perhatian melalui tindakan-tindakan kriminal, pungkas Rina.
Sumber:http://pojoksatu.id/pendidikan/2016...-teman-sekolah-pakai-senjata-tajam-dan-busur/
Senjata inilah yang digunakan para murid SD memalak temannya sendiri. Foto via prokal
POJOKSATU.id, SAMARINDA Kenakalan anak-anak di zaman sekarang makin meresahkan. Bayangkan bocah Sekolah Dasar (SD) saja, sudah doyan ngerokok, melakukan tawuran, ngelem, bahkan memalak teman sendiri.
Seperti kasus 4 murid SD di wilayah Kelurahan Simpang Tiga, Loa Janan Ilir. Masing adalah Ar (11), Og (10), Rd (12), dan Mr (11). Saat teman-teman mereka pulang ke rumah masing-masing, mereka malah asyik merokok menggunakan rokok elektrik di sekitar sekolah.
Perilaku tak pantas mereka itu, kepergok sang kepala sekolah. Kepala Sekolah lantas menyerahkan keempatnya ke Babinsa untuk mendapat pembinaan.
Cara mereka sangat tidak wajar. Bagaimana tidak, asap rokok yang mereka hisap dihembuskan ke dalam sebuah botol air mineral, terang Babinsa Kelurahan Simpang Tiga, Serda Muhammad Yasik, seperti dilansir prokal (grup pojoksatu), Senin (23/10).
Tidak hanya itu, mereka pun membuat senjata tajam dari seng yang dibentuk menjadi sebuah busur dan ketapel. Sajam ini digunakan mengancam teman sekolah mereka saat memalak. Tidak hanya itu, mereka tidak segan melukai korban pemerasannya bila melawan.
Salah satu dari mereka sudah pernah tertangkap dengan kasus serupa. Karena mengulang lagi, akhirnya pihak sekolah menyerahkan kepada saya dan diteruskan ke Kantor Polsekta Samarinda Seberang, ungkap Yasik.
Terpisah, Wakil Sekretaris KPAI Samarinda, Rina Zainun menuturkan, pada dasarnya anak-anak berani mengulang perbuatan mereka, walaupun telah berurusan dengan pihak berwajib, karena ada rasa ingin diakui dan dianggap ada oleh lingkungan mereka.
Jadi tertangkap polisi merupakan hal membanggakan bagi mereka. Itu modal mereka jadi pemimpin dalam suatu geng, terangnya.
Rina menuturkan, orangtua memegang peran terbesar dalam perkembangan pergaulan anak. Karena penentu perilaku mereka adalah perhatian orangtua dan pembentuk karakter mereka adalah lingkungan.
Biasanya mereka anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang. Karena kenakalannya, lingkungan menolak keberadaan mereka. Itu yang membuat mereka semakin beringas dan mencari perhatian melalui tindakan-tindakan kriminal, pungkas Rina.
Sumber:http://pojoksatu.id/pendidikan/2016...-teman-sekolah-pakai-senjata-tajam-dan-busur/