Di sebuah komplek perumahan yang tidak mengharuskan elit di Jakarta Timur tinggal seorang anak bernama Bayu.
Usianyabaru 11 tahun. Dia tmbuh d keluarga kelas menengah dari seorang ayah bernama Haris dan ibu brnama Nia.
Haris, Ayah Bayu, merupakan karyawan swasta sebuah perusahaan BUMN di Jakarta. Usianya 39 tahun. Haris sering sibuk dengan pekerjaannya.
Meski dmikian, akhir pekan selalu ia sempatkan waktu bersama keluarga. Hanya saja, yang dianggap buruk dari Haris ini adalah orangnya tergolong dadakan.,
Misalnya pernah bayu mengajak ayahnya bermain bulu tangkis saat akhir pekan, namun ayah tak bisa karena ada pekerjaan kantor yang tenggat waktunya dan harus dikerjakan di rumah. Oleh karena itu, segera bayu pergi dan memilih bermain dengan temannya saja. Tak lama kemudian ayahnya tiba-tiba mencari bayu untuk melaksanakan hal yang tadinya batal. Ya jelas saja ayah tak menemukan bayu, bayunya sudah pergi.
Nia, Ibu Bayu, merupakan ibu rumah tangga pada umumnya. Usianya 37 tahun. Sebelumnya, dia sempat bekerja di*sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang konsultasi perbankan. Namun, pasca melahirkan Bayu, ia sepakat untuk resign dari pekerjaan dan fokus menjadi ibu rumah tangga atas restu dari sang suami.
Dilingkungan tempat tnggal Nia sering digoda bapak-bapak hdung belang. Bagaimana tidak, tubuh nia yang sintal dan padat ditopang dengan tinggi 168cm mengundang para lelaki untuk menggodanya. Belum lagi payudaranya yang berukuran 34 E membuat hawa nafsu para laki-laki bergejolak dan 'adik kecil' terbangun.
Hal tersebut bisa digambarkan karena Nia sering menggunakan kaos ketat dan celana pendek jika ke warung atau toko disekitar lingkungan rumahnya. Oleh karena itu tak heran buah dada yg membusung serta sintal tubuhny mnjd tontonan gratisan bagi para lelaki, terutama kaum bapak.
Oleh karena bayu anak semata wayang, tentu orang tuanya sangat posesif terhadap bayu. Bayu sering disuruh langsung pulang ketika pulang dari sekolah. Apalagi sekolah bayu termasuk sekolah yang meniadakan pekerjaan rumah sehingga tak ada waktu berkumpul bersama teman diluar jam sekolah, kecuali akhir pekan.
Selebihnyabayumenghabiskan waktunya dirumah. Orang tuany pun berkumpul dengan siapa bayu bergaul di sekolah maupun lingkungan sekitar. Tak heran bayu sering dianggap sebagai anak yang kuper alias kurang pergaulan dan polos oleh teman sebayanya.
Cerita dimulai...
Akhir pekan tiba, pagi menyongsong, matahari mulai terbit dari timur memancarkan sinar pelita, tentu menyenangkn dan bahagia bagi keluarga Pak Haris, terutama Bayu. Dirinya merasa merdeka karena 5 hari terkungkung di dalam rumah, kecuali saat sekolah dan sekarang, akhir pekan. Nmun, akhir pekan ini ia tak gunakan waktunya untuk bermain bersama teman temannya karena dia bersama kedua orang orang tua sepakat untuk rekreasi ke Garut.
"Ma.... ma.... mamama dimana?" Tanya bayu yang masih kusut usai bangun tdur.
"Di sini de" sahut Nia, ibu bayu, yangtampak dengan perlahan mempersiapkan bekal untuk
rekreasi.
"Mama lagi*apa? Kelihatannya*sibuk banget pagi pagi begini".*
"Kamu pasti lupa de. Kan hari ini kita mau jalan jalan ke Garut?!" Sambil menatap bayu yang berada di sampingnya.
"Ohh ya yaaaaa!" Sahut bayu kegirangan.
Langsung ia bergegas mncri ayah ksmua sdut ruangan. Ternyata, sang ayah lg mngecek knisi mbil yg digunakan.
"Yah...ayahhyahhh??? Ayah dimana??? Kita jadi ke Garut kan???"*
"Di sini de! Iya dong." Jawab sang ayah sambil memeriksa kondisi mobilnya
"Assyiiikkkk jalan jalan jalan jalan jalannn"*
Begtu crianya wajah bayu hari itu sampai smpai sang ayah keheranan. Hanya saja,
"De, tapi perginya gak sama ayah ya. Sama mama aja. Ayah mendadak harus menengok teman ayah yang suatu malam kecelakaan."
Wajah bayu yang tadi ceria seketika teringat akan kekecewaan yang begitu mendalam.
"Yah ayah",*bayu menggerutu.
"Maaf ya dee ayah gak*bisa nemenin." Jawab ayah bayu smbil memegang pundaknya.
Nia, ibu bayu, menghampiri keduanya.
"Gak kita tunda aja mas? Kita ubah aja jadi bareng-bareng nengok teman mas."
"Jangan, kasihan bayu. Lagipula ini sudah direncanain jauh jauh hari."
"Tapi ayah janji nanti ayah nyusul kalian ke Garut usai nengok teman ayah ya".
Bayu agak terkejut dengan wajah tak yakin.
"Bnran yah?"
"Nanti gak bisa lagi tahu tahunya"
"Tahu nih sih ayah nanti tiba-tiba gakbisa lagi. Lagipula ayah pakai mobil siapa" timpal Nia seusai bayu menjawab.
Iya kali ini ayah janjiiii benerr... tapi gakhari ini juga ya. Tapi besok nyusulnya. Ayah nanti berangkat sm atasan ayah yg jg mau ke Garut."
"Yahhhhhhhh" jawab bersamaan bayu dan ibunya.
Namun Nia tetap meyakini bayu bahwa ayahnya tetap datang meski tidak berangkat secara bersamaan.
Tak lama ayah bayu menyuruh anak dan istri segera siap siap.
"Yasudah kalian siap-siap gih. Makin siang nanti makin kena macet"
Kemudian,
Bayu dan ibunya tampak sudah siap-siap. Ayah bayu tersenyum menatap penampilan Bayu yang mencerminkan cara berpakaian anak lelaki pada umumnya jika mau pergi. Iatak membayangkan anaknya yang dulu masih bayi sekarang sudah beranjak menuju usia abg.
"Ganteng banget anak ayah" jawab ayahbayu sambil mengelus rambut anaknya.
Namun ia agak heran dengan penampilan istrinya. Nia menggunakan blus merah agak longgar dengan bagian dada terlihat. Bawahannya iamenggunakan jins ketat.
"Nia, kok pakaian kamu begini sih? Pakai blus blahan dada kelihatan. Longgar lagi... kamu nunduk, itu payudara kamu diintip orang nanti."
Nia mencoba menenangkan suami sembari sambil bercanda.
"Mas Haris gak usah khawatir. lagi pula aku*sama bayu kan naik mobil. Kalo masalah yang ngintip nanti aku tinju massal"
"Yasudah deh kalian langsung berangkat gih. Barang barang yang mau di bawa udah dimasukin kemobilkan ? Jangan sampai ada yang ketinggalan."
"Eh, nia kmu tahu jalan kan? Aku juga khawatir kamu nanti malah kesasar." Ucap ayah bayu.
"Tenang mas kan ponselku ada GPS. Aku juga sedikit tahu kok jalur perjalanan ke Garut." Nia mencoba kembali menenangkn suaminya.
"Oke yasudah deh. Nanti kalo ada apa-apa hubungin aku yaa. Udah cepetan masuk mobil".
Bayu duduk di depan bersama ibu yang menyetir. Mobil grand livi meluncur perlahan tak lupa nia membuka kaca mobil sambil melambai tangan kesuaminya. Di sisi lain Bayu sedang asyik dengan ponselnya entah apa yang sedang disibukkannya.
"Bayu ayo dadah sm ayah...dadah"
Waktu demi waktu terus berjalan hingga siang tiba....
Nia sibuk mengemudikan mobil. Bayu sibuk dengan ponselnya. Masalah kemudian muncul...
“Ma… kok mama kayak orang bngung?” Tanya bayu dengan raut muka heran.
"Iya nih de. Mama bingung jalannya kemana. Ini gara-gara mama sok tahu. Mama gak ngandelin GPS juga. Gak ada jaringan lagi"
Bayu jadi ikut bingung. Dia bingung ingin berbuat apa. Sedangkan raut wajah Nia, sang ibu, tanda kecemasan begitu terlihat. Dia menengok kiri kanan yang sekitar banyak pepohonan dan beberapa rumah pedesaan.
Tak lama kemudian mobil berhenti.
"Ma, ma, kok mobilnya berhenti?" Tnya bayu.
Dengan nada melemah nia menajawab," bahan bakarnya habis de karena terlalu yakin mama jadi kelupaan isi bahan bakar"
"Ma terus bagaimana?" Bayu sedikit panik.*
Nia mengajak bayu keluar dari mobil sambil berusaha mencari bantuan.
"De, kita keluar dulu yuk. Kita cari bantuan. Siapa tahu ada yang bisa membantuin kita"
Dari kejauhan nia dan bayu yang kebingungan seketika keluar dari mobil diamati seorang bapak berusia 47 tahun. Namanya pak bejo. Kulit yang coklat kehitaman ditambah kumis dan perut yang agak tambun menjadi ciri khasnya.Ia merupakan penduduk sekitar yang bekerja sebagai buruh tani. Istrinya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia. Sedangkan sang anak bekerja di Bandung. Penampilan pak bejo begtu adanya. Ia lebih sering telanjang dada dengan celana pendek. Itu terkait dengan pekerjaan sebagai buruh tani.
Tak lama kemudian pak bejo mencoba menghampiri ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.
"Maaf yaa bu, kayaknya lagi bingung adayang bisa saya bantu?" Tanya pak bejo.
"Ini pak, saya sama anak saya lagi kebingungan. Tadinya mau ke garut. Eh,malah kesasar ksini. Malah bahan bakar habis lagi" jawab nia
Pak bejo rasanya tak mendengar apayang dikatakan nia. Ia malah sibuk mengamati tubuh nia yang sintal. Terlebih lagi bagian dada nia terlihat. Hatinya mendesak,
"Weleh weleh yang begini nih bikin si otong gak tahann."
Pandangan pak bejo membuat nia sedikit risau. Dia merasa pak bejo ingin menerkamnya.
"Yasudah bu, ke rumah saya aja dulu. Mobilnya disini aja. Lagipula rumah saya dekat. Tuh rumah saya..." jawab pak bejo sambil menunjuk ke arah rumahnya
"Yasudah pak kita ke rumah bapak dulu aja"
"Yuk de kita ke rumah bapak ini dulu supaya kita dapat bantuan". Jawab nia sambil menenangkan anaknya yang tampak kebingungan.
"Ma tetap jadi kan ke Garut?" Jawab bayu yg terpintas masih bingung.
Sedangkan, sambil brjalan mengantarkan ibu dan anak itu, diwajah pak bejo terlintas sebuah senyuman. Entah apa arti senyuman itu.
Akhirnya Nia dan Bayu sampai di rumah pak bejo. Rumah itu tidak begitu besar hanya saja memiliki dua lantai.
"Maaf yaa rumahnya kecil dan juga agak berantakan. Maklum, istri dan anak saya sudah lama tidak berkunjung" jawab Pak Bejo dengan penuh keramahan.
"Tidak masalah pak. Justru saya yang ngerepotin bapak. Lah memang istri sama anak bapak kemana?" tanya Nia.
"Istri saya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia dan anak saya bekerja di Bandung. Kalau lebaran mereka kesini, kok." ucap Pak Bejo sambil membimbing Nia bersama bayu memasuki rumahnya.
“Waahh rumahhnya lumayan besar juga yaa pak”, puji nia.
Ruangan di dalam rumah tersebut tidak begitu luas. Ketika masuk sudah berhadapan dengan ruang tamu yang sekaligus ruang makan. Selain perabotan rumah tangga, terdapat sebuah televisi, meja makan berserta kursinya, dan lemari pakaian yang tidak begitu besar di sana.
Berdekatan dengan ruang tamu itu, terdapat kamar pak bejo. Dalam kamar itu, hanya terdapat tempat tidur kayu dengan kasur kapuk yang telah ditutupi sprei bwarna biru. Tak ada yang istimewa di kamar tersebut. Di lain hal, di sekeliling ruang tamu dan kamar pak bejo juga terdapat dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi dan terdapat pula tangga kayu yang menghubungkan kamar di lantai dua, tempat di mana nia dan bayu akan menginap.
Ibu dan anak tersebut kemudian diantar pak bejo langsung ke kamarnya. Ketiga orang itu menaiki tangga secara pergantian. Pak bejo terlebih dahulu kemudian bayu yang diikuti oleh nia di belakangnya.
“Nah di sini kamar ibu sama bayu. Maaf kamarnya tidak terurus begini. Ini kamar anak saya dan belum ada yang menempati semenjak anak saya bekerja di Bandung.”. terang Pak bejo.
Sambil melihat seisi kamar, nia memasuki kamar tersebut bersama bayu. Dalam kamar tersebut juga tak begitu istimewa hanya terdapat tempat tidur kayu yang tampaknya hanya cukup untuk satu orang. Sisanya, hanya sebuah lemari pakaian yang tampak sudah usang.
“Gapapa kok pak. Ini biar saya sama bayu saja yang beresin. Lagipula kan saya yang numpang. Terima kasih banyak ya pak”.
Pak bejo telat merespon, ia terlalu asyik memperhatikan tubuh nia yang terbungkus oleh kaosnya yang ketat. Buah dada yang berada di di dalamnya terasa mengundang pak bejo untuk mencicipinya. Hanya saja ia tak bisa terlalu lama menikmati pemandangan yang langka tersebut. Sebab dari tadi nia begitu memperhatikan apa yang diucapkannya.
“iii.,,, iya bu sama-sama. Kalo ibu butuh sesesuatu bilang ke saya saja. Tidak usah sungkan-sungkan.” sahut pak bejo.
“Iya pak, sekali lagi terima kasih”, ucap nia.
Pak bejo kemudian menuruni tangga. Ia lebih memilih menunggu di bawah sambil menyaksikan acara televisi yang gambarnya agak buram itu. Namun, acara tv tampak membosankan membuat dirinya teringat pada tubuh nia kembali.
“Aduhh aduhhh tubuuhh ibu nia itu bikin iman goncang sajaaa. Malah udah lama gak bersetubuh lagi. adduuuhh” Ucap pak bejo pelan.
Tidak lama kemudian pak bejo melihat nia bersama bayu menuruni tangga.*
“Pak bejooo bisa nitip bayu sebentar gak? Saya mau mandi dulu nih.” ucap nia sambil menghampiri pak bejo.
“Oh biisaaa bu. Ayo bayu kita nonton tv yuuk! kebetulan ada acara kartun anak-anak tadi kalau gak salah “ jawab pak bejo dengan nada meyakinkan.
“Iya om” sahut bayu polos.
“Oke deh. Mama mandi dulu aja dee..” ucap lina sambil menyuruh bayu duduk nonton tv.
Kemudian Pak bejo menyaksikan kartun anak-anak bersama bayu. Sungguh, hal itu sebenarnya membosankan bagi pak bejo. Namun apa boleh buat. Demi menghormati tamu yang sedang menumpang di rumahnya, ia dengan rela menyaksikan acara kartun tersebut.
Meski dipaksakan akhirnya pak bejo jenuh juga. Terbenak dalam pikiran pak bejo secara diam-diam meninggalkan bayu *yg tampak sedang serius menonton tv. Langkahnya perlahan menuju ke arah kamar mandi. Entah apa yang ingin dilakukan pak bejo.
Ternyata dia memiliki ide busuk, yakni mengintip nia yang sedang mandi. Dia benar-benar ingin melihat tubuh wanita yang membuat nafsunya bergejolak setelah lama ditinggal istri. Bagi pak bejo, tubuh nia yang tertutupi kaos tadi membuat hasrat seksualnya bangkit. Dan, sungguh amat beruntung Pak bejo. Pintu kamar mandi tak menutup secara sempurna.
“hehee untung nih pintu belum gue perbaikin”, ucap pak bejo dalam hati.
Pintu tersebut ternyata rusak. Dan, kebetulan pak bejo belum memperbaikinya. Oleh karena itu, pintu yang tak menutup sempurna itu menjadi celah bagi pak bejo untuk mengintip. Perlahan dia melihat ke dalam kamar mandi melalui celah itu.
Seketika dirinya takjub melihat tubuh sintal
nia dalam keadaan telanjang. Nia sedang menyirami seluruh tubuhnya. Sementara iti pak bejo terus memandangi bokong nia yang padat dan kencang tersebut.
Halitu membuat penis pak bejo tegang. Belum lagi dirinya melihat buah dada nia yang memiliki putting besar berwarna kecoklatan itu sedang dibasuh dengan air. Semakin keras saja kemaluan laki-laki itu. Hanya saja dirinya mencoba menahan diri. Pak bejo ingin sekali masuk ke kamar mandi, namun lelaki itu tidak ingin membuat sebuah kesalahan fatal.
“Weleh-weleh yang begini nih msti dihajar nanti malam. Susune pengen aku kenyoot. Adduuh pengen tak peluukkkk si bu niaaa itu” ucap pak bejo sangat pelan.
Oleh karena itu pak bejo berjanji pada dirinya malam nanti ia akan menyetubuhi ibu satu orang anak itu.
Tak lama sebelum ketahuan pak bejo bergegas kembali menonton tv bersama bayu.
“Bayu gak mandi? Mamanya saja lagi mandi tuh” tanya Pak bejo
“Gak om. Kayaknya dingin om kalau mandi sekarang” jawab bayu yang begitu serius nonton tv.
Tiba-tiba di tengah percakapan tersebut ada suara menyelingi
“Iya nih bayu gak mandi. Enak tahu de, dingin,...”
Betapa kagetnya pak bejo melihat nia muncul mengenakan daster berwarna hitam. Dia tidak tahu sejak kapan nia keluar dari kamar mandi. Dia melihat nia mengenakan daster yang begitu tipis sehingga tampak jelas terbungkus buah dadanya yang besar itu. Begitu juga talinya yang melilit kedua bahu nia makin membuat jakun pak bejo naik turun.
“Yasudah bayu kalau gak mau mandi. Mama juga gak mau maksa. Yasudah kita ke atas lagi yuuk. Terima kasih ya pak bejo udah jagain bayu sebentar.” Nia menjawab dengan senyuman.
Pak bejo tidak bisa berkata apa-apa. Dirinya masih terhanyut dalam gejolak nafsu yang sedang memuncak. Pandangannya tidak bisa lepas dari tubuh nia yang perlahan mulai meninggalkannya.
Sesampai dalam kamar nia mengajak puteranya untuk segera tidur karena esok hari mereka harus segera berangkat kembali.
“De, besok kita jangan sampai kesiangan yaa. Takutnya malah keduluan papa yang nyampe. Kita musti bilang apa nanti. Yasudah yuuk kita tidur”, bujuk nia kepada puteranya.
“Iya maa.. bayu juga udah ngantuk. Cape banget”, jawab bayu.
Ibu dan anak itu saling berpelukan dalam satu selimut yang menutupi. Mereka berdua berbaring di tempat tidur kayu yang sebetulnya cukup untuk satu orang saja.
Di luar kamar mereka, tampak pak bejo begitu gelisah mondar mandir seperti sedang memikirkan sesuatu.
Tak begitu lama nia ingin ke kamar mandi. Ia lupa buang air kecil sebelum tidur. Maka, ia turun ke bawah. Di lantai bawah begitu sunyi. Ia lekas saja ke kamar mandi. Seusai buang air kecil, ia
kembali ke kamarnya. Namun ketika hendak menaiki tangga pak bejo memeluknya dari belakang. pak bejo meremas buah dadanya. Lelaki itu menyeret nia ke kamarnya.
###############
Bayu terbangun di tengah malam. Jam menunjukkan pukul 23.30. Dia tak melihat sang mama yang tadi berada di sampingnya. Hal itu membuat hatinya bertanya tanya,
"Mama kemana ya?"
Oleh karena itu, bayu mencoba keluar dari kamar mencari sang mama. Dia menuruni tangga dengan pelan-pelan. Tak lama dirinya mendengar suara laki-laki dan perempuan yang tampak sedang bercakap cakap. Dia mencoba mencari darimana sumber suara itu, dan ternyata berasal dari kamar pak bejo.
Kerena pnasaran dia mencoba mendekati kamar lelaki pemilik rumah tersebut. Dirinya cukup beruntung ternyata ada celah di pintu yg tak tertutup secara sempurna. Lekas ia mengintip samahalnya yang dilakukan pak bejo. Betapa kaget dirinya melihat sang mama sedang dalam pelukan pak bejo yang hanya mengenakan celana pendek di atas tempat tidur kayu.
Pakbejo memeluk mamanya dari belakang. Kedua tangan laki laki menyelinap ke dalam daster hitam sang mama. Kedua tangan kasar itui mencengkeram dan meremas payudara sang mama.
Bayu melihat sang mama sedang mencoba sedikit melawan. Namun, pak bejo tidak diam. Pak bejo mencoba menahan setiap gerakan perlawanan mamanya.
“Uhhhhhh apa yang pak bejo lakukan?! Kalo ketahuan bayu gimana pak?! Uhhhhh..” ucap nia sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan pak bejo.
“ergghhhh tenaaaannggg buuuu. Bayu lagi tiduuurr. Lebih baik sekarang ibu buka daster ibu errggghh... saya ingin mencicipi tubuh ibu. Kalau ibu terus memberontak justru akan
membangunkan bayu. Ibu mau bayu melihat mamanya sedang dipeluk laki-laki lain yang bukan ayahnya?” Sambil terus meremas kedua buah dada nia, pak bejo mencoba menakuti-nakuti nia.
Mendengar ucapan tersebut, nia menjadi takut. Perlawanan demi perlawanan yang dirinya berikan kini akhirnya melemah. Tampak sekarang nia sudah pasrah terhadap apa yang pak bejo ingin lakukan kepada dirinya.
Perlawanannia yang melemah membuat pak bejo kemudian melepaskan cengkeramannya. Dia pun berdiri melepas celananya. Kini, lelaki berperut tambun tersebut sudah dalam keadaan telanjang.
Nia memandangi tubuh telanjang pak bejo yang berkulit coklat kehitaman. Dia melihat penis pak bejo yang mengeras. Penis tersebut di kelilingi bulu bulu halus yang tak pernah cukur. Dia memandangi penis pak bejo yang lebih besar dari ukuran penis milik suaminya. Dirinya cukup terpana. Ia merasa dirinya harus siap penis tersebut akan segera mengoyak liang kemaluannya.
“Ayooo buuu sekarang saya udaahh bugil. Giliran ibu dong sekarang hehehe” pinta pak bejo dengan senyum kemenangan.
Nia tidak berucap satu kata pun. Ia hanya meloloskan daster hitamnya. Dan, kini nia dan pak bejo sudah dalam keadaaan tak memakai sehelai benang yang menutupi tubuh mereka berdua.
Sementara itu pak bejo makin bernafsu karena tubuh yang diidam-idamkannya sudah di depan mata. Ia beranjak menaiki kasur. Nia yang sempat terduduk sebentar kini dalam keadaan berbaring.
“Bu ayo buka kakinya,, hehee saya ingin melihat memek ibu” pinta pak bejo.
Nia merespon dengan membuka kedua kakinya lebar-lebar. Kini terpampang vaginannya yang ditutupi rambut-rambut halus. Pak bejo kemudian mendekatkan mulutnya ke liang persenggamaan nia. Dia cium vagina nia.,
Dan ia merasa betapa harum dan terawatnya vagina tersebut. Tak perlu waktu lama, mulut pak bejo tiba-tiba hinggap di kemaluan ibu satu orang anak tersebut. Kemudian pak bejo julurkan lidahnya dan menjilati klitoris nia.
“emmmmmmmm mmmmm slerrrp slerrrppp slerrrpppp mmm”
Nia hanya memejamkan matanya ketika lidah pak bejo menyeruak masuk ke dalam kemaluannya. Pak bejo menjilati seluruh ruang yang ada. Nia yang mencoba memundurkan pinggulnya membuat pak bejo terus menekan bibir dan lidahnya di liang kewanitaan wanita itu. Di lain hal, nia sesekali mencoba menahan untuk tidak mendesah. Namun, tidak bisa. Dia juga mencoba memundurkan pinggulnya karena kegelian. Namun, jilatan pak bejo yang tiada henti membuat pinggulnya terdesak dan mau tak mau menerima apa yang pak bejo lakukan..
“ahhhhh uhhhhh pak bejoooo pelaannn pelaaann ahhh”
Pak bejo tak peduli. Ia terus menjilati dan sesekali menghisap kemaluan nia. Dia ingin cairan wanita yang akan disetubuhinya itu lekas keluar. Sementara itu Nia perlahan mulai menikmati apa yang pak bejo lakukan. Pinggulnya yang sebelumnya mencoba menghindar kini naik turun. Kedua tangannya meremas sprei biru yang menyelimuti kasur tempat dia kini sedang dijamah. Tak lama kemudian pak bejo menjilati itil nia dan menghisap kuat klitoris nia.
“Slerrrp slerrppp emmmmmmm sruuuupppppppp srupppppp”
tindakan tersebut membuat nia menjambak kuat rambut pak bejo. Dia tidak bisa menahan gelombang cairan yang akan segera tumpah dari liang kewanitaanya.
“Ahhhhhhh baaapppppaaakkkkkk paakkk bejoooo niiiiiaaaa gak taahhhaaaaannnnn sreeerrrtt srerrrtt aaaahhh” desah nia
Cairan kewanitaan nia tumpah. Liang senggamanya basah. Ia tidak menyangka pak bejo berhasil membuatnya orgasme.Sementara itu pak bejo tak tinggal diam. Dia menjilati cairan nia hingga tiada yang tersisa.
Usai menjilati liang kewanitaan nia, pak bejo meminta nia untuk mengulum penisnya. Nia yang sudah kepalang basah tidak bisa berbuat apa-apa. Sebaliknya dia merasa berhutang pada pak bejo yang membuatnya orgasme. Nia kemudian bangkit dari pembaringannya. Pak bejo memberbaringkan tubuhnya. Penisnya mengacung ke atas.
Nia kemudian memegang batang penis pak bejo yang sudah mengeras itu. Ia mengelus secara perlahan.
“Pak bejooo kontolnya gedee bangettt mulut nia kayaknya gak muatt arghh” ucap nia dengan nada memrlas.
Tangan pak bejo kemudian memegang kepala nia. Diarahkan bibir nia yang seksi itu ke penisnya. Nia mau tak mau membuka mulutnya dan menelan batang kemaluan pak bejo. Dengan tangan yang masih memegang kepala nia, pak bejo membimbing nia mengulum penisnya.
“Bagus buuu ohhhhh ohhhhh enakkk banget buuuu niaa kulumannyaa ohhh” Pak bejo meracau
Tak lama kemudian pak bejo melepaskan pegangannya dari kepala wanita itu. Nia mulai memaju mundurkan mulutnya sendiri secara perlahan. Penis itu sangat pas di mulutnya. Tak hanya itu, sesekali ia menghisap kemaluan pak bejo.
“emmmmm emmmm emmmm sruupp srupp”
Nia terus mengulum bahkan sempat ia percepat kulumannya. Namun, pak bejo tak juga menumpahkan spermanya. Kemudia ia melepaskan mulutnya dari penis pak bejo.
“Ahhhh pak bejoo kok gak keluar keluar sihhh nia cape tahhuu paakkk” kesal nia.
“Maaf yaa bu. Ibu mau saya keluar? Kalau mau ayo bu masukkin memek ibu ke kontol sayaa” pak bejo memohon.
FULLNYA DIBAWAH


https://victie.com/novels/istri_yang_diberi_cobaan
Grup


https://t. me/+fp2rg8q-RKExMDc1
_______________________________________________
BUAT KALIAN YANG MAU MEMBELI VERSI FULL CHAPTER NO RIBET HUB TELE MIMIN @carlcawho UNTUK MENDAPATKAN HARGA YANG LEBIH MURAH
Usianyabaru 11 tahun. Dia tmbuh d keluarga kelas menengah dari seorang ayah bernama Haris dan ibu brnama Nia.
Haris, Ayah Bayu, merupakan karyawan swasta sebuah perusahaan BUMN di Jakarta. Usianya 39 tahun. Haris sering sibuk dengan pekerjaannya.
Meski dmikian, akhir pekan selalu ia sempatkan waktu bersama keluarga. Hanya saja, yang dianggap buruk dari Haris ini adalah orangnya tergolong dadakan.,
Misalnya pernah bayu mengajak ayahnya bermain bulu tangkis saat akhir pekan, namun ayah tak bisa karena ada pekerjaan kantor yang tenggat waktunya dan harus dikerjakan di rumah. Oleh karena itu, segera bayu pergi dan memilih bermain dengan temannya saja. Tak lama kemudian ayahnya tiba-tiba mencari bayu untuk melaksanakan hal yang tadinya batal. Ya jelas saja ayah tak menemukan bayu, bayunya sudah pergi.
Nia, Ibu Bayu, merupakan ibu rumah tangga pada umumnya. Usianya 37 tahun. Sebelumnya, dia sempat bekerja di*sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang konsultasi perbankan. Namun, pasca melahirkan Bayu, ia sepakat untuk resign dari pekerjaan dan fokus menjadi ibu rumah tangga atas restu dari sang suami.
Dilingkungan tempat tnggal Nia sering digoda bapak-bapak hdung belang. Bagaimana tidak, tubuh nia yang sintal dan padat ditopang dengan tinggi 168cm mengundang para lelaki untuk menggodanya. Belum lagi payudaranya yang berukuran 34 E membuat hawa nafsu para laki-laki bergejolak dan 'adik kecil' terbangun.
Hal tersebut bisa digambarkan karena Nia sering menggunakan kaos ketat dan celana pendek jika ke warung atau toko disekitar lingkungan rumahnya. Oleh karena itu tak heran buah dada yg membusung serta sintal tubuhny mnjd tontonan gratisan bagi para lelaki, terutama kaum bapak.
Oleh karena bayu anak semata wayang, tentu orang tuanya sangat posesif terhadap bayu. Bayu sering disuruh langsung pulang ketika pulang dari sekolah. Apalagi sekolah bayu termasuk sekolah yang meniadakan pekerjaan rumah sehingga tak ada waktu berkumpul bersama teman diluar jam sekolah, kecuali akhir pekan.
Selebihnyabayumenghabiskan waktunya dirumah. Orang tuany pun berkumpul dengan siapa bayu bergaul di sekolah maupun lingkungan sekitar. Tak heran bayu sering dianggap sebagai anak yang kuper alias kurang pergaulan dan polos oleh teman sebayanya.
Cerita dimulai...
Akhir pekan tiba, pagi menyongsong, matahari mulai terbit dari timur memancarkan sinar pelita, tentu menyenangkn dan bahagia bagi keluarga Pak Haris, terutama Bayu. Dirinya merasa merdeka karena 5 hari terkungkung di dalam rumah, kecuali saat sekolah dan sekarang, akhir pekan. Nmun, akhir pekan ini ia tak gunakan waktunya untuk bermain bersama teman temannya karena dia bersama kedua orang orang tua sepakat untuk rekreasi ke Garut.
"Ma.... ma.... mamama dimana?" Tanya bayu yang masih kusut usai bangun tdur.
"Di sini de" sahut Nia, ibu bayu, yangtampak dengan perlahan mempersiapkan bekal untuk
rekreasi.
"Mama lagi*apa? Kelihatannya*sibuk banget pagi pagi begini".*
"Kamu pasti lupa de. Kan hari ini kita mau jalan jalan ke Garut?!" Sambil menatap bayu yang berada di sampingnya.
"Ohh ya yaaaaa!" Sahut bayu kegirangan.
Langsung ia bergegas mncri ayah ksmua sdut ruangan. Ternyata, sang ayah lg mngecek knisi mbil yg digunakan.
"Yah...ayahhyahhh??? Ayah dimana??? Kita jadi ke Garut kan???"*
"Di sini de! Iya dong." Jawab sang ayah sambil memeriksa kondisi mobilnya
"Assyiiikkkk jalan jalan jalan jalan jalannn"*
Begtu crianya wajah bayu hari itu sampai smpai sang ayah keheranan. Hanya saja,
"De, tapi perginya gak sama ayah ya. Sama mama aja. Ayah mendadak harus menengok teman ayah yang suatu malam kecelakaan."
Wajah bayu yang tadi ceria seketika teringat akan kekecewaan yang begitu mendalam.
"Yah ayah",*bayu menggerutu.
"Maaf ya dee ayah gak*bisa nemenin." Jawab ayah bayu smbil memegang pundaknya.
Nia, ibu bayu, menghampiri keduanya.
"Gak kita tunda aja mas? Kita ubah aja jadi bareng-bareng nengok teman mas."
"Jangan, kasihan bayu. Lagipula ini sudah direncanain jauh jauh hari."
"Tapi ayah janji nanti ayah nyusul kalian ke Garut usai nengok teman ayah ya".
Bayu agak terkejut dengan wajah tak yakin.
"Bnran yah?"
"Nanti gak bisa lagi tahu tahunya"
"Tahu nih sih ayah nanti tiba-tiba gakbisa lagi. Lagipula ayah pakai mobil siapa" timpal Nia seusai bayu menjawab.
Iya kali ini ayah janjiiii benerr... tapi gakhari ini juga ya. Tapi besok nyusulnya. Ayah nanti berangkat sm atasan ayah yg jg mau ke Garut."
"Yahhhhhhhh" jawab bersamaan bayu dan ibunya.
Namun Nia tetap meyakini bayu bahwa ayahnya tetap datang meski tidak berangkat secara bersamaan.
Tak lama ayah bayu menyuruh anak dan istri segera siap siap.
"Yasudah kalian siap-siap gih. Makin siang nanti makin kena macet"
Kemudian,
Bayu dan ibunya tampak sudah siap-siap. Ayah bayu tersenyum menatap penampilan Bayu yang mencerminkan cara berpakaian anak lelaki pada umumnya jika mau pergi. Iatak membayangkan anaknya yang dulu masih bayi sekarang sudah beranjak menuju usia abg.
"Ganteng banget anak ayah" jawab ayahbayu sambil mengelus rambut anaknya.
Namun ia agak heran dengan penampilan istrinya. Nia menggunakan blus merah agak longgar dengan bagian dada terlihat. Bawahannya iamenggunakan jins ketat.
"Nia, kok pakaian kamu begini sih? Pakai blus blahan dada kelihatan. Longgar lagi... kamu nunduk, itu payudara kamu diintip orang nanti."
Nia mencoba menenangkan suami sembari sambil bercanda.
"Mas Haris gak usah khawatir. lagi pula aku*sama bayu kan naik mobil. Kalo masalah yang ngintip nanti aku tinju massal"
"Yasudah deh kalian langsung berangkat gih. Barang barang yang mau di bawa udah dimasukin kemobilkan ? Jangan sampai ada yang ketinggalan."
"Eh, nia kmu tahu jalan kan? Aku juga khawatir kamu nanti malah kesasar." Ucap ayah bayu.
"Tenang mas kan ponselku ada GPS. Aku juga sedikit tahu kok jalur perjalanan ke Garut." Nia mencoba kembali menenangkn suaminya.
"Oke yasudah deh. Nanti kalo ada apa-apa hubungin aku yaa. Udah cepetan masuk mobil".
Bayu duduk di depan bersama ibu yang menyetir. Mobil grand livi meluncur perlahan tak lupa nia membuka kaca mobil sambil melambai tangan kesuaminya. Di sisi lain Bayu sedang asyik dengan ponselnya entah apa yang sedang disibukkannya.
"Bayu ayo dadah sm ayah...dadah"
Waktu demi waktu terus berjalan hingga siang tiba....
Nia sibuk mengemudikan mobil. Bayu sibuk dengan ponselnya. Masalah kemudian muncul...
“Ma… kok mama kayak orang bngung?” Tanya bayu dengan raut muka heran.
"Iya nih de. Mama bingung jalannya kemana. Ini gara-gara mama sok tahu. Mama gak ngandelin GPS juga. Gak ada jaringan lagi"
Bayu jadi ikut bingung. Dia bingung ingin berbuat apa. Sedangkan raut wajah Nia, sang ibu, tanda kecemasan begitu terlihat. Dia menengok kiri kanan yang sekitar banyak pepohonan dan beberapa rumah pedesaan.
Tak lama kemudian mobil berhenti.
"Ma, ma, kok mobilnya berhenti?" Tnya bayu.
Dengan nada melemah nia menajawab," bahan bakarnya habis de karena terlalu yakin mama jadi kelupaan isi bahan bakar"
"Ma terus bagaimana?" Bayu sedikit panik.*
Nia mengajak bayu keluar dari mobil sambil berusaha mencari bantuan.
"De, kita keluar dulu yuk. Kita cari bantuan. Siapa tahu ada yang bisa membantuin kita"
Dari kejauhan nia dan bayu yang kebingungan seketika keluar dari mobil diamati seorang bapak berusia 47 tahun. Namanya pak bejo. Kulit yang coklat kehitaman ditambah kumis dan perut yang agak tambun menjadi ciri khasnya.Ia merupakan penduduk sekitar yang bekerja sebagai buruh tani. Istrinya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia. Sedangkan sang anak bekerja di Bandung. Penampilan pak bejo begtu adanya. Ia lebih sering telanjang dada dengan celana pendek. Itu terkait dengan pekerjaan sebagai buruh tani.
Tak lama kemudian pak bejo mencoba menghampiri ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.
"Maaf yaa bu, kayaknya lagi bingung adayang bisa saya bantu?" Tanya pak bejo.
"Ini pak, saya sama anak saya lagi kebingungan. Tadinya mau ke garut. Eh,malah kesasar ksini. Malah bahan bakar habis lagi" jawab nia
Pak bejo rasanya tak mendengar apayang dikatakan nia. Ia malah sibuk mengamati tubuh nia yang sintal. Terlebih lagi bagian dada nia terlihat. Hatinya mendesak,
"Weleh weleh yang begini nih bikin si otong gak tahann."
Pandangan pak bejo membuat nia sedikit risau. Dia merasa pak bejo ingin menerkamnya.
"Yasudah bu, ke rumah saya aja dulu. Mobilnya disini aja. Lagipula rumah saya dekat. Tuh rumah saya..." jawab pak bejo sambil menunjuk ke arah rumahnya
"Yasudah pak kita ke rumah bapak dulu aja"
"Yuk de kita ke rumah bapak ini dulu supaya kita dapat bantuan". Jawab nia sambil menenangkan anaknya yang tampak kebingungan.
"Ma tetap jadi kan ke Garut?" Jawab bayu yg terpintas masih bingung.
Sedangkan, sambil brjalan mengantarkan ibu dan anak itu, diwajah pak bejo terlintas sebuah senyuman. Entah apa arti senyuman itu.
Akhirnya Nia dan Bayu sampai di rumah pak bejo. Rumah itu tidak begitu besar hanya saja memiliki dua lantai.
"Maaf yaa rumahnya kecil dan juga agak berantakan. Maklum, istri dan anak saya sudah lama tidak berkunjung" jawab Pak Bejo dengan penuh keramahan.
"Tidak masalah pak. Justru saya yang ngerepotin bapak. Lah memang istri sama anak bapak kemana?" tanya Nia.
"Istri saya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia dan anak saya bekerja di Bandung. Kalau lebaran mereka kesini, kok." ucap Pak Bejo sambil membimbing Nia bersama bayu memasuki rumahnya.
“Waahh rumahhnya lumayan besar juga yaa pak”, puji nia.
Ruangan di dalam rumah tersebut tidak begitu luas. Ketika masuk sudah berhadapan dengan ruang tamu yang sekaligus ruang makan. Selain perabotan rumah tangga, terdapat sebuah televisi, meja makan berserta kursinya, dan lemari pakaian yang tidak begitu besar di sana.
Berdekatan dengan ruang tamu itu, terdapat kamar pak bejo. Dalam kamar itu, hanya terdapat tempat tidur kayu dengan kasur kapuk yang telah ditutupi sprei bwarna biru. Tak ada yang istimewa di kamar tersebut. Di lain hal, di sekeliling ruang tamu dan kamar pak bejo juga terdapat dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi dan terdapat pula tangga kayu yang menghubungkan kamar di lantai dua, tempat di mana nia dan bayu akan menginap.
Ibu dan anak tersebut kemudian diantar pak bejo langsung ke kamarnya. Ketiga orang itu menaiki tangga secara pergantian. Pak bejo terlebih dahulu kemudian bayu yang diikuti oleh nia di belakangnya.
“Nah di sini kamar ibu sama bayu. Maaf kamarnya tidak terurus begini. Ini kamar anak saya dan belum ada yang menempati semenjak anak saya bekerja di Bandung.”. terang Pak bejo.
Sambil melihat seisi kamar, nia memasuki kamar tersebut bersama bayu. Dalam kamar tersebut juga tak begitu istimewa hanya terdapat tempat tidur kayu yang tampaknya hanya cukup untuk satu orang. Sisanya, hanya sebuah lemari pakaian yang tampak sudah usang.
“Gapapa kok pak. Ini biar saya sama bayu saja yang beresin. Lagipula kan saya yang numpang. Terima kasih banyak ya pak”.
Pak bejo telat merespon, ia terlalu asyik memperhatikan tubuh nia yang terbungkus oleh kaosnya yang ketat. Buah dada yang berada di di dalamnya terasa mengundang pak bejo untuk mencicipinya. Hanya saja ia tak bisa terlalu lama menikmati pemandangan yang langka tersebut. Sebab dari tadi nia begitu memperhatikan apa yang diucapkannya.
“iii.,,, iya bu sama-sama. Kalo ibu butuh sesesuatu bilang ke saya saja. Tidak usah sungkan-sungkan.” sahut pak bejo.
“Iya pak, sekali lagi terima kasih”, ucap nia.
Pak bejo kemudian menuruni tangga. Ia lebih memilih menunggu di bawah sambil menyaksikan acara televisi yang gambarnya agak buram itu. Namun, acara tv tampak membosankan membuat dirinya teringat pada tubuh nia kembali.
“Aduhh aduhhh tubuuhh ibu nia itu bikin iman goncang sajaaa. Malah udah lama gak bersetubuh lagi. adduuuhh” Ucap pak bejo pelan.
Tidak lama kemudian pak bejo melihat nia bersama bayu menuruni tangga.*
“Pak bejooo bisa nitip bayu sebentar gak? Saya mau mandi dulu nih.” ucap nia sambil menghampiri pak bejo.
“Oh biisaaa bu. Ayo bayu kita nonton tv yuuk! kebetulan ada acara kartun anak-anak tadi kalau gak salah “ jawab pak bejo dengan nada meyakinkan.
“Iya om” sahut bayu polos.
“Oke deh. Mama mandi dulu aja dee..” ucap lina sambil menyuruh bayu duduk nonton tv.
Kemudian Pak bejo menyaksikan kartun anak-anak bersama bayu. Sungguh, hal itu sebenarnya membosankan bagi pak bejo. Namun apa boleh buat. Demi menghormati tamu yang sedang menumpang di rumahnya, ia dengan rela menyaksikan acara kartun tersebut.
Meski dipaksakan akhirnya pak bejo jenuh juga. Terbenak dalam pikiran pak bejo secara diam-diam meninggalkan bayu *yg tampak sedang serius menonton tv. Langkahnya perlahan menuju ke arah kamar mandi. Entah apa yang ingin dilakukan pak bejo.
Ternyata dia memiliki ide busuk, yakni mengintip nia yang sedang mandi. Dia benar-benar ingin melihat tubuh wanita yang membuat nafsunya bergejolak setelah lama ditinggal istri. Bagi pak bejo, tubuh nia yang tertutupi kaos tadi membuat hasrat seksualnya bangkit. Dan, sungguh amat beruntung Pak bejo. Pintu kamar mandi tak menutup secara sempurna.
“hehee untung nih pintu belum gue perbaikin”, ucap pak bejo dalam hati.
Pintu tersebut ternyata rusak. Dan, kebetulan pak bejo belum memperbaikinya. Oleh karena itu, pintu yang tak menutup sempurna itu menjadi celah bagi pak bejo untuk mengintip. Perlahan dia melihat ke dalam kamar mandi melalui celah itu.
Seketika dirinya takjub melihat tubuh sintal
nia dalam keadaan telanjang. Nia sedang menyirami seluruh tubuhnya. Sementara iti pak bejo terus memandangi bokong nia yang padat dan kencang tersebut.
Halitu membuat penis pak bejo tegang. Belum lagi dirinya melihat buah dada nia yang memiliki putting besar berwarna kecoklatan itu sedang dibasuh dengan air. Semakin keras saja kemaluan laki-laki itu. Hanya saja dirinya mencoba menahan diri. Pak bejo ingin sekali masuk ke kamar mandi, namun lelaki itu tidak ingin membuat sebuah kesalahan fatal.
“Weleh-weleh yang begini nih msti dihajar nanti malam. Susune pengen aku kenyoot. Adduuh pengen tak peluukkkk si bu niaaa itu” ucap pak bejo sangat pelan.
Oleh karena itu pak bejo berjanji pada dirinya malam nanti ia akan menyetubuhi ibu satu orang anak itu.
Tak lama sebelum ketahuan pak bejo bergegas kembali menonton tv bersama bayu.
“Bayu gak mandi? Mamanya saja lagi mandi tuh” tanya Pak bejo
“Gak om. Kayaknya dingin om kalau mandi sekarang” jawab bayu yang begitu serius nonton tv.
Tiba-tiba di tengah percakapan tersebut ada suara menyelingi
“Iya nih bayu gak mandi. Enak tahu de, dingin,...”
Betapa kagetnya pak bejo melihat nia muncul mengenakan daster berwarna hitam. Dia tidak tahu sejak kapan nia keluar dari kamar mandi. Dia melihat nia mengenakan daster yang begitu tipis sehingga tampak jelas terbungkus buah dadanya yang besar itu. Begitu juga talinya yang melilit kedua bahu nia makin membuat jakun pak bejo naik turun.
“Yasudah bayu kalau gak mau mandi. Mama juga gak mau maksa. Yasudah kita ke atas lagi yuuk. Terima kasih ya pak bejo udah jagain bayu sebentar.” Nia menjawab dengan senyuman.
Pak bejo tidak bisa berkata apa-apa. Dirinya masih terhanyut dalam gejolak nafsu yang sedang memuncak. Pandangannya tidak bisa lepas dari tubuh nia yang perlahan mulai meninggalkannya.
Sesampai dalam kamar nia mengajak puteranya untuk segera tidur karena esok hari mereka harus segera berangkat kembali.
“De, besok kita jangan sampai kesiangan yaa. Takutnya malah keduluan papa yang nyampe. Kita musti bilang apa nanti. Yasudah yuuk kita tidur”, bujuk nia kepada puteranya.
“Iya maa.. bayu juga udah ngantuk. Cape banget”, jawab bayu.
Ibu dan anak itu saling berpelukan dalam satu selimut yang menutupi. Mereka berdua berbaring di tempat tidur kayu yang sebetulnya cukup untuk satu orang saja.
Di luar kamar mereka, tampak pak bejo begitu gelisah mondar mandir seperti sedang memikirkan sesuatu.
Tak begitu lama nia ingin ke kamar mandi. Ia lupa buang air kecil sebelum tidur. Maka, ia turun ke bawah. Di lantai bawah begitu sunyi. Ia lekas saja ke kamar mandi. Seusai buang air kecil, ia
kembali ke kamarnya. Namun ketika hendak menaiki tangga pak bejo memeluknya dari belakang. pak bejo meremas buah dadanya. Lelaki itu menyeret nia ke kamarnya.
###############
Bayu terbangun di tengah malam. Jam menunjukkan pukul 23.30. Dia tak melihat sang mama yang tadi berada di sampingnya. Hal itu membuat hatinya bertanya tanya,
"Mama kemana ya?"
Oleh karena itu, bayu mencoba keluar dari kamar mencari sang mama. Dia menuruni tangga dengan pelan-pelan. Tak lama dirinya mendengar suara laki-laki dan perempuan yang tampak sedang bercakap cakap. Dia mencoba mencari darimana sumber suara itu, dan ternyata berasal dari kamar pak bejo.
Kerena pnasaran dia mencoba mendekati kamar lelaki pemilik rumah tersebut. Dirinya cukup beruntung ternyata ada celah di pintu yg tak tertutup secara sempurna. Lekas ia mengintip samahalnya yang dilakukan pak bejo. Betapa kaget dirinya melihat sang mama sedang dalam pelukan pak bejo yang hanya mengenakan celana pendek di atas tempat tidur kayu.
Pakbejo memeluk mamanya dari belakang. Kedua tangan laki laki menyelinap ke dalam daster hitam sang mama. Kedua tangan kasar itui mencengkeram dan meremas payudara sang mama.
Bayu melihat sang mama sedang mencoba sedikit melawan. Namun, pak bejo tidak diam. Pak bejo mencoba menahan setiap gerakan perlawanan mamanya.
“Uhhhhhh apa yang pak bejo lakukan?! Kalo ketahuan bayu gimana pak?! Uhhhhh..” ucap nia sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan pak bejo.
“ergghhhh tenaaaannggg buuuu. Bayu lagi tiduuurr. Lebih baik sekarang ibu buka daster ibu errggghh... saya ingin mencicipi tubuh ibu. Kalau ibu terus memberontak justru akan
membangunkan bayu. Ibu mau bayu melihat mamanya sedang dipeluk laki-laki lain yang bukan ayahnya?” Sambil terus meremas kedua buah dada nia, pak bejo mencoba menakuti-nakuti nia.
Mendengar ucapan tersebut, nia menjadi takut. Perlawanan demi perlawanan yang dirinya berikan kini akhirnya melemah. Tampak sekarang nia sudah pasrah terhadap apa yang pak bejo ingin lakukan kepada dirinya.
Perlawanannia yang melemah membuat pak bejo kemudian melepaskan cengkeramannya. Dia pun berdiri melepas celananya. Kini, lelaki berperut tambun tersebut sudah dalam keadaan telanjang.
Nia memandangi tubuh telanjang pak bejo yang berkulit coklat kehitaman. Dia melihat penis pak bejo yang mengeras. Penis tersebut di kelilingi bulu bulu halus yang tak pernah cukur. Dia memandangi penis pak bejo yang lebih besar dari ukuran penis milik suaminya. Dirinya cukup terpana. Ia merasa dirinya harus siap penis tersebut akan segera mengoyak liang kemaluannya.
“Ayooo buuu sekarang saya udaahh bugil. Giliran ibu dong sekarang hehehe” pinta pak bejo dengan senyum kemenangan.
Nia tidak berucap satu kata pun. Ia hanya meloloskan daster hitamnya. Dan, kini nia dan pak bejo sudah dalam keadaaan tak memakai sehelai benang yang menutupi tubuh mereka berdua.
Sementara itu pak bejo makin bernafsu karena tubuh yang diidam-idamkannya sudah di depan mata. Ia beranjak menaiki kasur. Nia yang sempat terduduk sebentar kini dalam keadaan berbaring.
“Bu ayo buka kakinya,, hehee saya ingin melihat memek ibu” pinta pak bejo.
Nia merespon dengan membuka kedua kakinya lebar-lebar. Kini terpampang vaginannya yang ditutupi rambut-rambut halus. Pak bejo kemudian mendekatkan mulutnya ke liang persenggamaan nia. Dia cium vagina nia.,
Dan ia merasa betapa harum dan terawatnya vagina tersebut. Tak perlu waktu lama, mulut pak bejo tiba-tiba hinggap di kemaluan ibu satu orang anak tersebut. Kemudian pak bejo julurkan lidahnya dan menjilati klitoris nia.
“emmmmmmmm mmmmm slerrrp slerrrppp slerrrpppp mmm”
Nia hanya memejamkan matanya ketika lidah pak bejo menyeruak masuk ke dalam kemaluannya. Pak bejo menjilati seluruh ruang yang ada. Nia yang mencoba memundurkan pinggulnya membuat pak bejo terus menekan bibir dan lidahnya di liang kewanitaan wanita itu. Di lain hal, nia sesekali mencoba menahan untuk tidak mendesah. Namun, tidak bisa. Dia juga mencoba memundurkan pinggulnya karena kegelian. Namun, jilatan pak bejo yang tiada henti membuat pinggulnya terdesak dan mau tak mau menerima apa yang pak bejo lakukan..
“ahhhhh uhhhhh pak bejoooo pelaannn pelaaann ahhh”
Pak bejo tak peduli. Ia terus menjilati dan sesekali menghisap kemaluan nia. Dia ingin cairan wanita yang akan disetubuhinya itu lekas keluar. Sementara itu Nia perlahan mulai menikmati apa yang pak bejo lakukan. Pinggulnya yang sebelumnya mencoba menghindar kini naik turun. Kedua tangannya meremas sprei biru yang menyelimuti kasur tempat dia kini sedang dijamah. Tak lama kemudian pak bejo menjilati itil nia dan menghisap kuat klitoris nia.
“Slerrrp slerrppp emmmmmmm sruuuupppppppp srupppppp”
tindakan tersebut membuat nia menjambak kuat rambut pak bejo. Dia tidak bisa menahan gelombang cairan yang akan segera tumpah dari liang kewanitaanya.
“Ahhhhhhh baaapppppaaakkkkkk paakkk bejoooo niiiiiaaaa gak taahhhaaaaannnnn sreeerrrtt srerrrtt aaaahhh” desah nia
Cairan kewanitaan nia tumpah. Liang senggamanya basah. Ia tidak menyangka pak bejo berhasil membuatnya orgasme.Sementara itu pak bejo tak tinggal diam. Dia menjilati cairan nia hingga tiada yang tersisa.
Usai menjilati liang kewanitaan nia, pak bejo meminta nia untuk mengulum penisnya. Nia yang sudah kepalang basah tidak bisa berbuat apa-apa. Sebaliknya dia merasa berhutang pada pak bejo yang membuatnya orgasme. Nia kemudian bangkit dari pembaringannya. Pak bejo memberbaringkan tubuhnya. Penisnya mengacung ke atas.
Nia kemudian memegang batang penis pak bejo yang sudah mengeras itu. Ia mengelus secara perlahan.
“Pak bejooo kontolnya gedee bangettt mulut nia kayaknya gak muatt arghh” ucap nia dengan nada memrlas.
Tangan pak bejo kemudian memegang kepala nia. Diarahkan bibir nia yang seksi itu ke penisnya. Nia mau tak mau membuka mulutnya dan menelan batang kemaluan pak bejo. Dengan tangan yang masih memegang kepala nia, pak bejo membimbing nia mengulum penisnya.
“Bagus buuu ohhhhh ohhhhh enakkk banget buuuu niaa kulumannyaa ohhh” Pak bejo meracau
Tak lama kemudian pak bejo melepaskan pegangannya dari kepala wanita itu. Nia mulai memaju mundurkan mulutnya sendiri secara perlahan. Penis itu sangat pas di mulutnya. Tak hanya itu, sesekali ia menghisap kemaluan pak bejo.
“emmmmm emmmm emmmm sruupp srupp”
Nia terus mengulum bahkan sempat ia percepat kulumannya. Namun, pak bejo tak juga menumpahkan spermanya. Kemudia ia melepaskan mulutnya dari penis pak bejo.
“Ahhhh pak bejoo kok gak keluar keluar sihhh nia cape tahhuu paakkk” kesal nia.
“Maaf yaa bu. Ibu mau saya keluar? Kalau mau ayo bu masukkin memek ibu ke kontol sayaa” pak bejo memohon.
FULLNYA DIBAWAH



https://victie.com/novels/istri_yang_diberi_cobaan
Grup



https://t. me/+fp2rg8q-RKExMDc1
_______________________________________________
BUAT KALIAN YANG MAU MEMBELI VERSI FULL CHAPTER NO RIBET HUB TELE MIMIN @carlcawho UNTUK MENDAPATKAN HARGA YANG LEBIH MURAH