berarti ada korelasi antara pembuat buku manual yang pertama, kedua, ketuga dan seterusnya, padahal buku manual itu tidak di buat dalam waktu yang samabagaimana kalo ternyata yg bikin manual book itu adalah manusia?
berarti ada korelasi antara pembuat buku manual yang pertama, kedua, ketuga dan seterusnya, padahal buku manual itu tidak di buat dalam waktu yang samabagaimana kalo ternyata yg bikin manual book itu adalah manusia?
Xixixixiix... Wah dikutuk ane dah, tp syukurnya ente yg ngutuk....
Padahal maksud ane, yg bisa membuat iman berubah tu karena pikiran kita yg selalu berkembang, sehingga jika ada nalar dalam peluasan pengetahuan keimanan, pasti akan terjadi tanya jawab & kebimbangan lagi...
Btw, makasih kutukannya.... Hehehehhee
Berarti pada intinya kita ga boleh mengembangkan pikiran agar keimanan kita ga berubah - ubah. Begitukah?
Atau kita sempitkan saja pikiran kita agar keimanan kita makin kuat? Dengan kata lain seperti itukah suhu?
Nanti lahir lg donk kaum garis keras atau kaum radikal dan sebangsanya...
Ini ane kasih contoh nyata..
Waktu SD kita belajar tentang agama dari guru SD kita.. dan kita menganggap itu sebagai kebenaran.
SMP, SMA kita jga melakukan hal yang sama.
Nah saat dewasa, otak dan pikiran kita berkembang, pikiran kita mulai terusik justru saat belajar tentang astronomi, belajar sejarah, dan justru saat belajar agama.
Seperti ane.. pikiran ane terusik untuk menanyakan hal-hal yang "tabu" justru ketika ane belajar agama lebih mendalam.. contone ane mulai bertanya.. Apakah Tuhan itu Maha Kejam juga?..
dan ane akhirnya jg tahu ternyata agama juga banyak percabangannya.
Apakah proses ini juga disebut sebagai melemahnya iman..
Padahal ini ane justru menganggap proses pencairan..
krn manusia punya nafsu dan akal nurani
mana yg lbh dikedepankan....???
tanya om..
apakah "hewan dan tumbuhan" tidak punya nafsu dan akal nurani???
tanya om..
apakah "hewan dan tumbuhan" tidak punya nafsu dan akal nurani???
Mereka cm punya insting om..