Aku sih menilai kinerja pbb sejauh ini memuaskan. Tidak semua penyelesaian konflik bisa di terima kedua pihak dgn senang hati. Kalo memang dirasa kurang memuaskan, bisa di bawa ke rapat pbb..
Dalam setiap pertikaian di dunia, pbb menjadi penengah, menjadi wadah untuk berkomunikasi mencari solusi yg terbaik. Pbb bisa turun tangan secara langsung, kalo negara itu masuk kategori negara gagal. Bisa bayangkan konflik2 di dunia tanpa adanya pbb..? Bisa bayangkan penyelesaian sengketa sipadan ligitan tanpa adanya pbb..?
Tanpa pbb, aku yakin seyakin yakinnya perang besar udah lama terjadi antara blok barat dan blok timur.
Kalo menurut ane sih gan, poin utama negara2 dunia nggak sering maju ke ranah konflik perang bukan lantaran PBB, tapi emang ongkos kerusakan akibat perang itu mahal harganya.
Sistem politik negara-negara dunia sudah jauh berkembang, tidak seperti zaman WW dulu. Negara-negara dunia sudah "dewasa" dalam berpikir. Bisa dibilang, PBB hanyalah pelengkap saja, dan kebanyakan hanya untuk opsi apabila ada konflik masal yang melibatkan lebih dari 2 negara. Banyak negara yang sempat memanas bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa campur tangan PBB. Bahkan negara sekuat US dan Rusia juga bisa saling "kalem" dengan hasil kesepakatan mereka sendiri, terlepas dari hak veto mereka.
PBB menurut ane nggak lebih cuma sekadar lembaga yang diisi oleh celoteh-celoteh yang dirangkum untuk ditampilkan ke depan publik. PBB itu sejatinya cuma cangkang yang kosong, ruang lingkup, bukan isi dari perdamaian ataupun keutuhan dunia itu sendiri.
Coba bayangkan jika Korut menyatakan perang kepada korsel. Lantas kemudian US dan china pun nimbrung, perang meletus. Lalu, PBB di mana? Mereka berunding dulu, lalu mengirim pasukan "Topi Baja Biru"-nya. Dan ternyata, pasukan perdamaiannya pun tercabik-cabik di dalam perang, terus berkelanjutan.
Apa yang dilakukan PBB setelahnya? Bingung.
Mereka juga nggak tahu siapa yang harus dibawa ke Den Haag buat diadili. Perang sudah terlanjur meletus, kehancuran di mana-mana. Alasan negara-negara tersebut bertikai juga sangat ketat, nggak bisa justifikasi dengan gampangnya. Dan ujung-ujungnya, nama PBB pun diragukan.
PBB cuma cangkang yang dibentuk oleh negara-negara anggota. Meskipun dia independen, dia tetap nggak bisa "main tunggal". Itulah sebabnya PBB bisanya cuma ngomong. PBB hanyalah Perserikatan Bangsa Bangsa, bukan Perdamaian Bangsa-Bangsa. Karena nyatanya, damai hanyalah bualan bagi PBB, yang tak lebih dari gurauan visi-misi layaknya sebuah organisasi. Yang ada hanyalah "perserikatan" yang condong terhadap kerjasama dan berjabat tangan.
"Untung gue apa?", cuma itu yang dibahas.
Agan sendiri yang bilang, bahwa PBB akan bertindak jika negara itu gagal alias hancur dulu kan? Kalau begitu, apa gunanya lagi PBB nimbrung? Meramaikan tawuran?
Kalo ane sih udah nggak respek lagi dengan yang namanya PBB. Terakhir, mengenai ISIS yang merajalela di Suriah, dan PBB seperti menutup mata, sampai kementerian Suriah bela-belain kirim surat "urgent" kepada sang sekjen dan DK-nya, itu menurut ane emang udah keterlaluan untuk lembaga sevital PBB.