sangat menarikPenginapan Cemara, Saleo di Raja Ampat.
Ini Pengalaman yang udah lama banget, sekitar 2016 an. Mudah-mudahan masih relevan.
Pertama kali menginjakkan kaki di tanah papua, kebetulan mendapatkan tugas untuk berkeliling ke beberapa kabupaten di papua barat, dan rejeki juga salah satu kabupaten yang kami kunjungi adalah raja ampat. Salah satu senior di kantor yang emang seorang petulang dengan jaringan pecinta alamnya mendapatkan rekomendasi di sini. Saat itu, personel yang lain, apalagi yang cewek2, memang ragu, karena saat itu yang kami tau hanya satu penginapan yang "layak". Sebuah cattage (dan satu satunya) yang harganya fantastis, dan off budget dari kantor. Mau diakali bagaimana pun, kami harus merogoh kocek pribadi untuk sekedar bermalam satu malam di cottage itu.
Tapi kami mau tidak mau percaya pada senior ini, akhirnya kami mengambil penginapan ini. dengan menggabungkan uang saku penginapan dari kantor kami menyewa dua bangunan yang paling bagus di situ (gambar no 2) komplit dengan makan malamnya. Uang saku penginapan kami, Alhamdulillah cukup.
Ternyata, saat itu, memang hanya kami yang menginap di guest house itu. Dan, tidak salah pilihan senior kami, kami disambut dengan sangat baik. saya masih inget nama pemilknya Pak Nyong. Beliau mantan pilot helicopter perusahaan freeport. kami dianggap seperti keluarga. bahkan anak-anaknya tidak sungkan bermain bola dengan kami. 3 malam kami di situ. Di saat hari kosong kami bekerja, kami dipersilahkan memanfaatkan semua fasilitas yang ada di situ secara gratis, Kano, pelampung, kaki katak, semua bebas dipakai tanpa biaya. Dan bahkan di hari ke tiga, Pak Nyong meminta salah dua anaknya untuk mengantarkan kami ke spot snorkling di dekat situ. Saya yang tidak bisa berenang mengetahui hal itu, dua hari sebelumnya harus membiasakan diri menggunakan pelampung dan menenangkan diri dari kepanikan akan dalamnya lautan. Meskipun kami tidak sempat (dan tidak punya uang) untuk mengunjungi Bukit Pianemo dan pulau wayag, tapi cukup bagi kami menikmati keindahan raja ampat.
Saya masih inget betul bagaimana mereka menjamu kami, dengan ikan bakar dabu-dabu. makan malam bersama, menghabiskan malam dengan bercerita sambil menyeruput kopi dan menghisap rokok. Priceless.
btw kalau solo traveling mahal banget berarti ya, karena beberapa item yang seharusnya bisa share
lalu mengenai transportasi dll yang saya browsing, harganya jutaan dan belasan juta, dengan boat masyarakat disana, sepertinya pembayaran harus cash kah? serem juga mesti bawa berapa cash di tas