Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.

RinChan's Recycle Bin

Di Tepi Ranjang itu

di tepi ranjang itu
bibirnya hangat dan basah
perlahan menyapu epidermis
membelai tulang belikat
menyentuh tanganku yang terikat


aku mendesah tertahan


tangannya ramah
mencengkram
tubuhku yang kalut dan gemetar
turun makin ke bawah
menemukanku sudah basah


betapa aku tak sanggup
menidak bara itu



dia merasuk masuk
ke dalam hati dan tubuhku
yang kian kelam dan terpatah
menorehkan kengiluan
kerisauan
nikmat


aku hangus terbakar
dalam kembara
tiada tara



*Ah betapa aku hasratkan dia ๐Ÿ™ˆ
 
Terakhir diubah:
Ia,
Mengalir dalam darahku,
Terhirup dalam setiap nafasku,
Bersinar bersama matahariku dikala terang,
Dan bersama sang bulan ia menaniku berjalan dikala malam.
โ€Ž
Ia lah lengan terlembut untuk digenggam,
Bahu ternyaman untuk disandari,
Senyum terindah,
Peluk terdamai,
Rengkuhan teraman.

Ia akan,
Memenangkan pertandingan,
Dan membuatku bangga.
Mencari jawaban,
Dan ia akan menemukannya.
Menentang keputusan,
Kuhormati pemikirannya.
Melawan kenyataan,
Kan kupeluk ia dengan penuh kesabaran.
Melampiaskan kemarahan,
Aku rela.

Hatiku bersamanya
Mโ€Žeski mungkin aku tak disana.

Ku jaga ia,
Ku bantu berdiri saat ia terpuruk,
Ku beri genggam pemandu di tengah kegelapan,
Ku beri milikku saat ia kekurangan,
Ku beri ia doa,
Agar ia tetap menjadi ia bagiku.
Wah manis... ๐Ÿ˜ Makasih dah nyumbang d trit Rin ya bang. Kalau ada yang mesyum sumbang juga di sini ya. ๐Ÿ’‹
 
Sebersit cahaya
Bergetar
Menerobos carik hitam
yang menyelubungi
mataku

Ah...
Ia mengentak keras
penuh meradang maju
Jemarinya kuat menekan
pembuluh napas
Mulutku kering
mengeja makna nirwana
Lidahku menggapai-gapai
oksigen yg menguap

Pandanganku berkabut
Rintihanku menuntut
Peluhku kalut

Lagi...
Please
...
Entakan
Tekanan
Lecutan

Ah...
Ekstasi.
 
Sebersit cahaya
Bergetar
Menerobos carik hitam
yang menyelubungi
mataku

Ah...
Ia mengentak keras
penuh meradang maju
Jemarinya kuat menekan
pembuluh napas
Mulutku kering
mengeja makna nirwana
Lidahku menggapai-gapai
oksigen yg menguap

Pandanganku berkabut
Rintihanku menuntut
Peluhku kalut

Lagi...
Please
...
Entakan
Tekanan
Lecutan

Ah...
Ekstasi.
Ahhh Sedaph banget sis @Lady Whistledown. Kerasa efek sate kambingnya. ๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹ Makasih ya. ๐Ÿ˜˜
Bener kata bang landi :ampun:
 
Bersandar pada tali warna pela..
Eh inimah puisi almarhum pujangga ya.. Maap๐Ÿ˜‚
Tapi 'sajak putih' ini memang paling berkesan sih
 
Chairil ada banyak yang aku suka. Tapi belum sempat tulis ulang. Salah satu kesukaanku ini, bang:

FB-IMG-16146970983444573.jpg
 
Kalau gayanya almarhum Sapardi Djoko Damono, pasti suka jg kan mpo'.. Lbh elegan dan tertata tapi mengalir bebas jg
 
Kalau gayanya almarhum Sapardi Djoko Damono, pasti suka jg kan mpo'.. Lbh elegan dan tertata tapi mengalir bebas jg
Sejujurnya aku ga terlalu dengan Sapardi. Kalau enggak dibuat musikalisasi sama Reda-Ari, ya biasa aja. Lebih bagus musikalisasinya ๐Ÿ™ˆ. Maaf kalau ada yg ngefans. Kurang menggetarkan gejolak jiwanya buat aku, bang. ๐Ÿ™
 
Kanak-kanak beda dunia

Sepedamu merah
Dibalik goresan-besetan
Kau terus bilang
'Naik sepeda baru'
Dari sepeda setengah harga
Bukan baru sama sekali
Riangmu berbeda
Kepakan sayap diantara derap kaki
Dulu sekali, ayah pernah melihatmu
Monokrom di antara lautan warna
Kau tenggelam
Dan ketika laut menjadi kelam
Orion di atas kepalaku
Menjadi dirimu
Permata duniaku
Selamanya tak diasah

~teruntuk malaikat-malaikat disabilitas~
 
Kanak-kanak beda dunia

Sepedamu merah
Dibalik goresan-besetan
Kau terus bilang
'Naik sepeda baru'
Dari sepeda setengah harga
Bukan baru sama sekali
Riangmu berbeda
Kepakan sayap diantara derap kaki
Dulu sekali, ayah pernah melihatmu
Monokrom di antara lautan warna
Kau tenggelam
Dan ketika laut menjadi kelam
Orion di atas kepalaku
Menjadi dirimu
Permata duniaku
Selamanya tak diasah

~teruntuk malaikat-malaikat disabilitas~
Lebih dari bagus... ๐Ÿ˜ญ
Padamulah aku, bang... :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd