BD-Dia
di balkon ini kuingat suaramu. kau lafalkan namaku perlahan di sela hela nafasmu yang tertahan. masih menggema. terdengar manis dan hangat dalam kenangan. andai saja kupunya setitik nyali untuk menatapmu sambil berkata: "jangan terlalu lama pergi, lekaslah kembali". apa daya, aku hanya seorang pecundang kecil yang hanya bisa menuangkan bara tubuhku, tiap diksi dan silabel di lembaran kertas usang. setidaknya mungkin aku akan terlihat sehat, agak berbudaya dan sedikit berguna. ah sudahlah! selalu kutunggu kau dalam dua tanda kurung itu.