CumaCalo
Semprot Kecil
Aku masih ingat saat rintik-rintik kecil menari malam itu..
Sepasang manusia dengan rasa "kesepian" pertama kali bertemu..
Entah apa yang Tuhan rencanakan sampai menyatukan kita kemarin..
Dengan sadar, kita sama-sama tau..
Kita hanya ingin, tapi belum siap..
Dirimu hanya lelah dengan kesepian..
Dan aku yang memang terbiasa sepi..
Padahal,, bukan aku yang kamu mau..
Tapi saat itu,, penumpangnya hanya ada aku..
Dengan bodohnya..
Semakin hari aku membiarkan perasaan yang mereka sebut "Kasih sayang" ini menjadi-jadi..
Tapi kamu..
Dengan sadar menciptakan semua luka yang teramat pedih semakin menjadi-jadi..
Kamu ingat?
Setiap rintik kecil itu menari..
Selalu ada rasa sesak yang kau beri..
Bahkan..
Karnamu,, Aku hampir gila berkali-kali..
Bukankah hujan itu sebuah keberkahan?
Tapi karnamu.. Mencium aromanya pun rasanya sesak kemarin.. Sakit bukan?
Sampai pada akhirnya kita saling menyakiti satu sama lain..
Kau dengan egomu..
Aku dengan diamku..
Kau tau?
Perpisahan yang kuucap bukan karna rasa ini sudah habis..
Tapi aku masih sayang dengan diriku sendiri..
Sudah terlalu jauh aku berkorban, berjuang, berusaha, bersimpuh, sampai bertekuk lutut untuk meyakinkan ku, benarkah ada aku di setiap denyut nadimu ?
Bahkan Tuhan pun ku pertanyakan, apakah semua yang kulakukan untukmu ini benar ?
Sampai hati kau lakukan semua yang kau mau hanya untuk memuaskan egomu..
Kau berlindung di balik kata "Surga" agar aku diam..
Andai aku perempuan yang kau mau..
Mungkin aku tidak akan berbicara dengan kesunyian dan rasa sakit..
Dan sekarang..
Sakit dan sesaknya masih terasa sampai hari ini..
Tapi lihat, sekarang aku tidak membenci hujan..
Aku mulai menyukainya..
Saat tangan ku mengadah ke atas,
Saat wajahku terkena rintikan airnya,
Saat aku berjalan, berlari, dan menangis..
Seperti semua beban dan kepedihan luka yang pernah kau tinggalkan itu hilang sesaat...
Jika hujan dapat ku beli..
Aku ingin merasakan nya setiap hari..
Agar aku lupa, rasa ini pernah ada..
Mungkin, masih dengan hujan yang sama..
Tapi semuanya semu..
Sepasang manusia dengan rasa "kesepian" pertama kali bertemu..
Entah apa yang Tuhan rencanakan sampai menyatukan kita kemarin..
Dengan sadar, kita sama-sama tau..
Kita hanya ingin, tapi belum siap..
Dirimu hanya lelah dengan kesepian..
Dan aku yang memang terbiasa sepi..
Padahal,, bukan aku yang kamu mau..
Tapi saat itu,, penumpangnya hanya ada aku..
Dengan bodohnya..
Semakin hari aku membiarkan perasaan yang mereka sebut "Kasih sayang" ini menjadi-jadi..
Tapi kamu..
Dengan sadar menciptakan semua luka yang teramat pedih semakin menjadi-jadi..
Kamu ingat?
Setiap rintik kecil itu menari..
Selalu ada rasa sesak yang kau beri..
Bahkan..
Karnamu,, Aku hampir gila berkali-kali..
Bukankah hujan itu sebuah keberkahan?
Tapi karnamu.. Mencium aromanya pun rasanya sesak kemarin.. Sakit bukan?
Sampai pada akhirnya kita saling menyakiti satu sama lain..
Kau dengan egomu..
Aku dengan diamku..
Kau tau?
Perpisahan yang kuucap bukan karna rasa ini sudah habis..
Tapi aku masih sayang dengan diriku sendiri..
Sudah terlalu jauh aku berkorban, berjuang, berusaha, bersimpuh, sampai bertekuk lutut untuk meyakinkan ku, benarkah ada aku di setiap denyut nadimu ?
Bahkan Tuhan pun ku pertanyakan, apakah semua yang kulakukan untukmu ini benar ?
Sampai hati kau lakukan semua yang kau mau hanya untuk memuaskan egomu..
Kau berlindung di balik kata "Surga" agar aku diam..
Andai aku perempuan yang kau mau..
Mungkin aku tidak akan berbicara dengan kesunyian dan rasa sakit..
Dan sekarang..
Sakit dan sesaknya masih terasa sampai hari ini..
Tapi lihat, sekarang aku tidak membenci hujan..
Aku mulai menyukainya..
Saat tangan ku mengadah ke atas,
Saat wajahku terkena rintikan airnya,
Saat aku berjalan, berlari, dan menangis..
Seperti semua beban dan kepedihan luka yang pernah kau tinggalkan itu hilang sesaat...
Jika hujan dapat ku beli..
Aku ingin merasakan nya setiap hari..
Agar aku lupa, rasa ini pernah ada..
Mungkin, masih dengan hujan yang sama..
Tapi semuanya semu..
#CumaCaloyangBuat












