superfly
Pertapa Semprot
Terima kasih sudi mampir di trit puisi nubi ini gan.Ijin tongkrong
Terima kasih sudi mampir di trit puisi nubi ini gan.Ijin tongkrong
sukaaaaaaaaku tak ingin merindukanmu seperti
bintang mendamba bulan
karena kau tahu?
bulan dan bintang adalah ilusi
mereka terlihat di langit yang sama
namun berada di ruang yang berbeda
bulan adalah milik semesta yang lain
adapun bulan milik kenyataan yang lain
aku hanya ingin merindukanmu
seperti sepi menantikan keheningan
yang tak pernah saling mengenal
namun kehilangan makna jika yang lainnya tiada
Terima kasih sudi mampir sis.sukaaaaaaa
Dengan sangat senang hati mba era. Puisi aku biasa aja kok.ijin mengikuti trit ini ya
aku menemukanmu dalam remah-remah kata
yang tak tersadur dalam rayuan sang malam
kepada rembulan
dan aku menemukanmu kembali
pada batas antara mimpi dan kefanaan
(atau pada kesia-siaan)
Biasa aja om abu. Ane mah masih nubie.Cewek mana yg nggak klepek-klepek baca puisi ini. Dalam bgt kata2nya. Romantis bgt Kamen rider Ichigo ini, xixi
Waduh, ada bebi. Silakan nongki syantik beb. Yg di page satu masih romantis. Tapi yg di page 2 isinya galau.Menghayati dulu
Siapp kakak masih nyimak iniWaduh, ada bebi. Silakan nongki syantik beb. Yg di page satu masih romantis. Tapi yg di page 2 isinya galau.
Mau bikin yg romantis lagi tapi tunggu inspirasi.
Biasa aja om abu. Ane mah masih nubie.
Terima kasih sudah sudi mampir di trit puisi ini. Silakan kalo mau berbalas puisi di sini.
Kita santai2 aja di sini.
Angin
Aku adalah angin
Tak pernah dirasa
Dan tak pernah merasa
Dilahirkan diantara manusia
Aku bisa berlari semauku
Entah ke langit
Atau ke bumi
Ingin aku berubah
Tapi, sekali aku adalah angin
Akan tetap jadi angin
Dan tidak akan berubah
31 Mei 2020
yang satu ini endingnya menikam, terkesan sadis, tapi kok bisa memunculkan kesan manis yah? Apa karena berupa pertanyaan retoris yg pas, atau karena diskripsi singkat, momen antara kematian dan kehidupan yg tersirat dalam kalimat itu?Penciptaan
Pernahkah kau menelan panas yang terperantai oleh apa pun?
Gelegak yang murni
Tak membunuh
Tapi juga tak membiarkanmu bernafas
Apa yang lebih menyakitkan ketika kau akrab dengan kematian tapi tak juga dikunjungi?
Karena aku memilih kata2 yang tidak muram, mba era.yang satu ini endingnya menikam, terkesan sadis, tapi kok bisa memunculkan kesan manis yah? Apa karena berupa pertanyaan retoris yg pas, atau karena diskripsi singkat, momen antara kematian dan kehidupan yg tersirat dalam kalimat itu?
Kamen rider pujangga rupanyaKarena aku memilih kata2 yang tidak muram, mba era.
Kata2 yang muram seperti kematian dan membunuh jadi tak terasa hawa muramnya karena dikelilingi kata2 yg lbh netral.
Aku juga kombinasikan lagi itu dengan kata2 yg kontradiktif satu sama lain. Seperti kematian dgn akrab. Lalu membunuh dengan nafas.
Kata2 ini bukan berarti antonim. Tapi secara logika sosial dan keseharian sangat bertentangan.
Jadi memang ada pertentangan kesan manis dan muram.
Penciptaan
Pernahkah kau menelan panas yang tak terperantai oleh apa pun?
Gelegak yang murni
Tak membunuh
Tapi juga tak membiarkanmu bernafas
Apa yang lebih menyakitkan ketika kau akrab dengan kematian tapi tak juga dikunjungi?
Biasanya ciwi suka yg romantis sis. Aku biikin itu pas lagi galau. Jadi muram gitu deh. Tapi malah banyak yg suka.Suka ini, dalem.