Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Guratan - guratan hati

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Derai kecil pun bercurah
disisi ini dimana aku duduk
butirannya laksana berlagu
menyaput kisah merebak dulu

gelap sangat mesra malam ini
pengantar kidung dalam enam
Jemariku tak letih berteguh
dalam lenggoknya yang lima

Sebersit angin itu terasa
tertiup di jendela kananku
disana ia masuk
hangat.. Lalu hangat
sebentar.. Tapi tertinggal

demikianlah aku terkecup
dalam khilafku yang tercuri
kututup dengan tatapan
tidurlah.. Bencimu t'lah pergi..

#suhu Frank.. :ampun:
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bertemulah bersedu
dengan payu raut yang tak kuat
kepada siapa yang menjerit
memanggil sang Angin yang bimbang

Terusiklah..
terbimbinglah angin ke lalu
mendekap ayat ayat doa
terpulanglah ia kembali

Kala sudah berdenta
Dua puluh empat dan separuh
Nyalang hadirnya berhenti berlari
Menyandang nama Rindu yang dibawanya.

Kata 'sudah' pun bertiup
Menyibak pesat yang tadi mendung
Sampai beralur jemari yang terkawin
terbawa hingga bingkisan mimpi

Maafkan dia...
Tak apa... Sudahlah..
Ku sudah disini.. Tak pergi lagi..
 
Terakhir diubah:
Disudut hari yang hampir usai
menepi pacuan menapak dimuka
berwarna senyum yang entah apa
lukisan dalam cermin yang terderak

berikat bendera yang robek separuh
bersimbah upeti janji yang berharap
lalu sang raja keluar
memohon tahta sang Nama

apa gerangan mahkotamu
berkilaulah ia tak terkira
untuk kusebut dirimu nanti

Dan kuucap sebaris patrian
rajah yang hitam di pedang ku
bacalah...dengarkan..
Buat nanti kau sebut aku..

Ingatlah... Benam di dadamu
bekal nanti menjuntai nyawa
belahan sesal dalam doamu...
 
Terakhir diubah:
Menyalang di kemalaman
dalam duduk ku yang biasanya membatu
Angin bernyanyi lain
hembus menyibak tak kukenal

bersama lewat terpacu pikir
yang tak jera masih tak mau lari
bukan tentang murka..
Entah ini apa..

Kepulan ku tak banyak
segelas ku tak habis
bagai rasa yang tak manis
atau manis tapi bukan manis yang ini

menelungkup kelopak mataku
menangkap syahdu dalam pelupuk lalu
seperti membuka secarik pesan
bertajuk kepada ananda ku yang perkasa

Ku baca disana..
'Itu rusukmu..'
 
Keceriaan menceritakan semuanya sahabat...
Bahkan sang bayupun tak berbisik lagi...
Alampun begitu riang menyambut yang mendekat...
Para petualangpun bernyanyi kembali...

Lantas kenapa masih bersembunyi...
Tak adakah setetes rasa percaya disana...
Ataukah memang sudah terkubur segala memori...
Hingga memalingkan ego kembali bersama...

Kembali kehilangan disini...
Sepipun kembali merajam hati...
Memilih tuk pergi tanpa sesuatu yang pasti...
Tinggalkan ceria terbenam dilumpur mimpi...

Just wanna you back @ soon brada n sistah...:((
 
Rapikan barisanmu,komandan..
Jungkalkan prajuritmu yang tak setia
berbagai hayat ini berdiri
bukan untuk ditikam di tengkuk

kita ini laskar,komandan..!
mati dalam tempur ditusuk dada
bukan mati terkuras darah
karena barak yang penuh kutu

kita bukan pengintip, komandan...!
Kurir rendah pasukan dhurna
kita ini penyerang..
Bermawas gagah di garis depan..
 
Duhai samsara khanda
melupuk dikau disini
berpatri dalam relungan
Layu yang bermarga haru

Duhai sang Sudhodanna..
Urapi hatimu yang terpasung
Sendu layaknya payau
Tak manis bagai nelangsa

Konon bertiup angin sang Sakya
tak terkejar angulimala
Hingga tombak pedangnya terpuruk
bergelar sujud hingga nirwana

Usah kau sedih Kisa..
Usah kau sesal Cunda..

Semua awal pasti berakhir
Dan bagaimana itu selesai..
Demikianlah baru kan bermula..

Maka duhai para ksatria
berbanggalah kita ada
berluka kita berjalin
berletih kita bertuntun
bersaling sampai di ufuk
berpeluk sampai penghujung..
 
Haruskah tak sejalan walau sama dituju..
Mengapa tak mencoba berpegang erat...
Sebegitu beratnya rintangan merayu...
Hingga mengharuskan tak mendekat...

Memantau dibalik layar wahai nakhoda...
Terlewat semua aral yang datang merapat.
Menghantam tepat didasar jiwa durjana...
Lupakan kesadaran untuk bersiasat...
 
Haruskah tak sejalan walau sama dituju..
Mengapa tak mencoba berpegang erat...
Sebegitu beratnya rintangan merayu...
Hingga mengharuskan tak mendekat...

Memantau dibalik layar wahai nakhoda...
Terlewat semua aral yang datang merapat.
Menghantam tepat didasar jiwa durjana...
Lupakan kesadaran untuk bersiasat...


Jumawa'lah sahabatku
Demikianlah biru samudra..
Beriak tak tentu bertinggi rendah
Tak sama berlalu datang dan tumbuh

Bukan layar siapa bersibak
Sudah tunai daku percaya
Lewatmu bertopang Tuhan
Bahtera kita tak putus arah


#hormat ane suhu'J...
Izinkan thread ini menjadi tempat ane berteduh
:ampun:
 
Terakhir diubah:
Berdawailah senada Rindu
Memanggilku bersiap di geladak
Berarung melintas cermin langit
yang dulu hantarku melarung..

Ini kala'nya daku bersunyi
di pesisir tempat masa tuaku
berkidung seruling angin..
Temani hati yang lama kuabai

Tak kuasa terganti
haruslah aku..memanglah aku
Tahta intan dan duri ku
Tentang rusukku yang tertitip

Tuliskan aku dalam maaf
Pujikan aku dalam rindu
Saat doa dahulu yang sendiri
Demi ku nanti yang bersanding..
 
Kapal tua bersandar disisa - sisa kerapuhannya...
Harapkan sebentuk papan cinta memugarinya...
Temani raga lapuknya hingga tetes - tetes terakhir rindunya...
Berhenti merayu segala keinginan berkelana..

#moga Ts Caezar berkenan..:ampun:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bertualang ke alam mimpi bidadariku...
Menari riang hiburkan penatku...
Damai dipuncak problema...
Bersenda warna jalani dunia...

Kelak kembali tidurkan rindu...
Hanyutkan resah ke telaga pilu...
Benamkan diri memagut waktu...
Sebarkan bisa racuni para pecandu nafsu...
 
Dan mata yang usang ini mengeluh
mencari sauh dalam pelupuk yang jenuh
nyanyian ini masih membuatku bertapi
tak kunjung terbungkam cahayaku

Ku berdiri di pekarangan gersang
penuh jejak kering warnanya kembang
peraduan pijak kaki pelangi dulu
bertolak kini jadi genangan

Kucabik tanah mengukur akar
benih yang tersimpan bersama dulu
duhai kemana kelana sang Rinai..??
Hingga kusam rumahku kau abai..

Beranjak aku bertepi didalam
duduklah aku bercaping renung
 
Termenung dibatas khayal...
Lamunkan senja dipelupuk cinta...
Yakinkah terhilang sgala sesal...
Pabila rindu menyelubungi jiwa...

Maaf wahai sahabat penaku...
Tak terangkai indah kisah kita didunia..
Kembali meraja ego sang pecandu..
Halangkan langkah menggapai cita...

#so sorry B,.:ampun:
 
Berandai pujian yang lalu
entah yang mana bertulis Aku
ada yang sekejab berkilau
menaburkan Lena dalam kepala

mataku tengah memilih
memilah menangkap paduan janji
bermain dalam kenapa dan mengapa
daku merisau hingga tertinggal

segala bajik ini berbijak
untukku dan demi kita
tak pelak aku terhantam
tiap makar yang kubeli..

Daku cuma ingin berawal
bersiap demi nanti yang akhir
untukku dan untuk kita di nanti
penerus Cinta di rumah ini..

Doakan aku..
Doakan kita..
Salam Cinta..
selalu Cinta...


#Love U, J ... :ampun:
 
Barisan putih digelaran biru
bergumul sapa dilambai tiup
membuka tabir yang kejab tadi
berpesan sepi pada si lelap

mahligai telah kusibak
mengawal sampai merah di Barat
dan susuran terurai bercabang
terpecah berai diputus sentuh

Ada yang tangkap nadi ku
bergelung kuat dalam baring
memanggil lalu dalam sesat
anugrahi aku demi bangkit

mahkota pagi di keningku
titipan jiwa ku hayat langkah
sampai nanti sepanjang hari
sampai hari disepanjang nanti
 
Apa yang kau inginkan sesungguhnya...
Suka hanya untukmu...
Raga hanya untukmu...
Asa tak pernah lepas darimu...

Lalu mengapa sepi...
Mengapa sunyi...
Mengapa sesak hati...
Yang tergores disini...

Mungkin nista...
Mungkin jijik...
Mungkin muak...
Sudahlah...

Lebih baik diam...
Lebih baik tenggelam...
Didalam lubang kelam...
Dipenuhi perih yang merajam
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd