Bagus hu, kalo buat forecast 3-6 bulan kedepan bagaimana hu? Dari situasi yang ada apakah sudah waktunya nimbun sembako hu?
Ane bakalan deg2an menanti data minggu ini hu. Was2 komoditas impor makin naik.
terlalu pendek, baiknya setahun.
lagipula menimbun sembako itu hanya peruntukkan pabrikan bahan pangan pokok, semisal pabrik gula, pabrik terigu dan pabrik minyak goreng. trik dipakai oleh korporasi besar dengan konsorsium bisnis, misalnya pabrik, logistik, dan distribusi ada dalam satu grup usaha. UMKM ga akan sanggup bertindak sama. mau berdikari perlu effort besar dan persiapannya mesti matang dan bekerja sama apik.
ilustrasi sederhana pada gerakan lumbung gabah, bukan lumbung beras. kalo kita punya sawah sendiri ya enak kan bisa atur stok benih stok beras kedepannya. kalo ga punya, kan mesti komunal base. siapa yang punya fasilitas lumbung/gudang untuk simpan gabah. 25% sampai 30% hasil panen disimpan dalam bentuk gabah. nantinya gabah ini disortir untuk calon benih dan sebagian digiling jadi beras kala pasokan beras di pasar sedang menyusut. secara ga langsung kendali harga bisa terjadi sekiranya secara serentak masyarakat satu daerah bisa berlaku sama. teruntuk komoditi pangan pokok rules yang ga boleh dilanggar itu kan, stok nya harus ready to use, dan ready to distribute. makanya, peran pemerintah mesti ada, nyatanya kan setengah hati juga. eh bahas ini bisa jadi bab tersendiri sih!
khusus pangan pendukung, semisal sayur dan buah, ini kalau mengandalkan pasar ya habis kita. gerakan urban farming secara filosofi bisa berfungsi bahwa kita mesti menyediakan pangan mandiri. tapi lagi-lagi setengah hati juga dari pemerintah memberikan dorongan dan programnya. masyarakat jenuh, jemu dan dikecewakan.
negara2 area besar seperti australia, perancis, amerika serikat, china, kanada, brazil, kebijakan pangan mereka integratif by sistem hulu ke hilir. stok mereka bisa 2-3 tahun aman. lah kita? database hasil panen gabah aja acuannya dari potensi panen, bukan perhitungan panen riil kan?
rada OOT, tapi ada irisannya,
sejak kebijakan strategis global kita berhubungan erat dengan China, pertengahan 2014 itu ya. yakni masa transisi SBY ke Jokowi, sudah ada langkah pengamanan ekonomi strategis dari sisi sumber daya energi dan mineral. sayang aja, kaum oportunis selalu mengikuti kemana arah kebijakan itu bergerak. alhasil pergerakannya belok terus. padahal goal setting-nya jangan sampai kita kehilangan daya beli dan dorong bisnis lokal dengan cara tumbuhkan UMKM lintas batas. malah kita dibanjiri produk massal impor yang murah meriah bebas tarif dan cukai. sedangkan dalam negeri statis aja, ga ada insentif, ga ada inisiasi, ga ada project sustainable. kelompok UMKM lintas batas yang tumbuh pesat akhirnya mereka yang terafiliasi dengan circle kekuasaan (lokal) dan UMKM kepanjangan tangan korporasi asing. kita kehilangan produktifitas untuk menumbuhkan persaingan dan alternatif barang dan jasa.
just my opinion.