Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Manunggaling Kawulo Gusti

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Uluk salam dateng TS pakdekarwo :ampun:
Menarik menyimak pembahasan para sepuh sedoyo....
Adakah korelasi dg falsafah jawa tentang "Sangkan paraning Dumadi" dg ajaran syech...


Sedikit kutipan dari blog sejarah wali :
"Maka ketika di dalam suatu persidangan dakwaan para Wali tidak dapat menjerat Syech Siti Jenar, para Wali memutuskan akan membawanya ke persidangan lanjutan di hadapan Sultan Demak sebagai hakim tertinggi. Tetapi Syech Siti Jenar menolak dan berkata: "Aku telah mengajarkan apa yang aku anggap benar dan kamu juga tidak dapat menemukan kesalahan di dalam ajaran-ajaranku. Tetapi jika aku menjadi batu sandungan ...... , biarlah aku menghilang dari kehidupan manusia". Setelah berkata demikian, Syech Siti Jenar bersemadi sesaat, kemudian hilanglah Syech Siti Jenar dari hadapan mereka, moksa, menghilang masuk ke alam gaib bersama dengan raganya.

Bersamaan dengan hilangnya tubuh Syech Siti Jenar, terciumlah bau harum wangi semerbak hingga tercium baunya sampai keluar halaman mesjid. Setelah moksanya Syech Siti Jenar, dengan memimpin sejumlah besar prajurit Demak, para Wali dan Sunan Kudus sebagai panglimanya yang selalu mengikutkan laskar santri sebagai ujung tombak pasukannya memburu dan mendatangi pengikut-pengikut Syech Siti Jenar untuk ditawan dan dibawa ke Demak. Para Wali dan para prajuritnya harus sangat berhati-hati, karena para pengikut Syech Siti Jenar itu banyak yang memiliki kesaktian tinggi, ilmu kesaktian jaman Majapahit, yang bersama dengan para pengawal dan pengikutnya mampu menjungkir-balikkan para Wali dan tentaranya, sehingga para Wali dengan cerdik menggunakan strategi bukan akan menangkap mereka dengan alasan pemberontakan atau pun alasan politik lainnya yang mungkin akan menimbulkan perlawanan dan peperangan, tetapi akan membawa mereka untuk diadili di Demak, sehubungan kesesatan ajaran agama dari Syech Siti Jenar yang mereka anut.

Tetapi Ki Ageng Pengging (Ki Kebo Kenanga) dan banyak tokoh-tokoh lain pengikut Syech Siti Jenar menolak untuk ditawan dan lebih memilih mati, karena mereka yakin pada kebenaran kepercayaan mereka. Mereka mengambil jalan kematian dengan cara memutus nyawa mereka setelah bersemadi sesaat (megat-ruh). Namun sesudah kematian mereka itu, para prajurit Demak kemudian memenggal kepala mereka dan juga membantai habis keluarga mereka sampai kepada anak-anak dan bayi, termasuk juga membantai para prajurit pengikut mereka dan keluarganya dan para penduduk di sekitarnya yang mengabdi kepada mereka. Dengan demikian mereka telah mentuntaskan "persaingan agama" dan telah menumpas habis benih-benih kerajaan Majapahit yang dapat menjadi bahaya bagi Demak dikemudian hari." :ampun: :ampun:

Adakah konspirasi dijaman para wali dahulu ?
 
Maaf sy membaca kutipan di atas kok jadi para wali yg punya dosa ya??? Sumbernya bisa dipertanggungjawabkan nggak nih....
Sepengetahuan sy yg cetek ini, antar mereka saling memahami, hanya para wali berpendapat terlalu riskan kalau pemahaman syech siti jenar tersebut tersebar ke kalangan awam. Karena belajar segala sesuatu itu dari dasar, bukan puncaknya duluan. Kalau belum apa-apa sudah langsung hakikat, jangankan jaman dulu, jaman sekarang saja banyak yang keblinger, nggak mau sholat, puasa, zakat. Ngapain sholat, cukup eling saja. Yang lebih keren, Allah ada dalam diriku, ngapain sholat....
Jadi para wali berpendapat supaya dasarnya dibentuk lebih dahulu, tahap demi tahap. Kalau sudah mampu baru masuk ke tahap yg lebih tinggi.
CMIIW....
 
hmm dikit aja nambahi doank....banyak dr qt yg sholat sekedar sholat gerakan,jengkang jengking tp arti dr sholat itu sendiri qt lupa,manunggaling kawulo gusti artinya merendahkan diri dalam artian memutus ego,memutus keinginan dan benar2 melihat akan allah,permasalahan yg timbul adalah pengetahuan yg cetek dari orang2 yg mendengar dan akhirnya menjadi fitnah,gosip gg disekitar yg buat apa sholat wong allah ada dlm dirinya,sholat adalah miraj,adalah perjalanan pribadi qt untuk naik kehadirat allah walaupun mungkin tingkaf qt jauh dr tingkatan nabi,sholat yg sebenarnya adalah rangkaian kegiatan paling sulit,itulah mengapa nabi qt hrs bolak balik biar jumlah sholat qt diringankan tp sebenarnya jika orang sudah kedanan maka sholat 50 rakaat sehari pun dia enteng krn tujuan dia sholat nemui gusti allah
 
sholat itu sulit?
dr mana sulitnya?
maaf om, ga maksud ngurangi rasa hormat pada om2, dan suhu2 skalian.
jgn di buka bab sholat dan atau dg mksud menjatuhkan org yg kurang smpurna sholatnya.
bukankah kadang qt lupa untk bercermin?
bahkan ada yg ngaku islam tp ga tau sahadat.
islam turunankah?
sekali lg maaf sblm nya, disini bukan cuma satu agama.
Tuhan itu universal,
jalan yg dtmpuh menuju gusti itu beda2.
nubie takut ke "aku yg benar" muncul tanpa "Aku yg sejati"

wassalam :ampun:
 
hai hai....
ini om lostsouls from alm. DS yah. pak kabar om.
Saya faham maksud om, tapi nggak usah kita perpanjang yah om, beda bahasan soalnya, ntar melebar kemana-mana.
Bro aeoki21 juga, apa kata om lostouls nggak salah, "TAPI" itu untuk level yang sudah mampu. Kalau kita pake untuk yang masih baru belajar....yang ada nanti melupakan urusan dunia semua.
Makanya para wali dan guru2 agama mengajarkan dari dasar.

Masalah universal, karena ini pembahasannya terkait ke arah ajaran syech siti jenar, jd mau atau tidak pasti menyenggol ke agama Islam, bener gak bro.
CMIIW.

Q
 
darimana gan qidhaz tw bhwa ajaran itu murni dr syeh siti jenar?
sblm islam d.jawa ada kejawen, hindu, dll.
ada nama lain d.kepercyaan yg lain.
bukankah kita lbh tw lagu baru drpd lagu lama?:)
d.hindu sndri ada istilah manunggaling kawulo roso, jagad abdi, dll..
skali lg maaf om2, suhu2 disni,
nubi cm ingetin pmbhasanny tntg manunggaling kawulo gusti, bkn tntg syeh siti jenar.
tntg ilmu haq, bukan tntg org dn masalalunya.
takutny klo salah jd fitnah, klo bnr jd gibah :ampun:
 
darimana gan qidhaz tw bhwa ajaran itu murni dr syeh siti jenar?
sblm islam d.jawa ada kejawen, hindu, dll.
ada nama lain d.kepercyaan yg lain.
bukankah kita lbh tw lagu baru drpd lagu lama?:)
d.hindu sndri ada istilah manunggaling kawulo roso, jagad abdi, dll..
skali lg maaf om2, suhu2 disni,
nubi cm ingetin pmbhasanny tntg manunggaling kawulo gusti, bkn tntg syeh siti jenar.
tntg ilmu haq, bukan tntg org dn masalalunya.
takutny klo salah jd fitnah, klo bnr jd gibah :ampun:

Betul bro, sy baru liat ke depan.
Rasanya sy nggak ada tulis ajaran ini murni dari syech siti jenar deh.

Kalau masalah manunggaling kawulo gusti, sy nggak akan komen apa2. Karena ini sensitif, salah sedikit nyasar, apalagi pengetahuan sy cetek.
Thx.

CMIIW

Q
 
ehem....
apa perlu dibedakan ya.... antara supranatural dengan spiritual atau keyakinan?
kayaknya ane udah pernah bikin pertanyaan sejenis di bab lain di lounge nya lelembut....

ane hanya bertanya.... tanpa bermaksud OOT.
maturnuwun, rahhayu....
 
ehem....
apa perlu dibedakan ya.... antara supranatural dengan spiritual atau keyakinan?
kayaknya ane udah pernah bikin pertanyaan sejenis di bab lain di lounge nya lelembut....

ane hanya bertanya.... tanpa bermaksud OOT.
maturnuwun, rahhayu....

Kasih direct post linknya dong om,,
Kasian kami² yg nubie ini,,,
:ampun:
 
sangat bisa jika kita ingat " innalillahi wainnailaihi rajiuun" ...sesungguhny kami berasal dari engkau dan akan kembali kepada engkau ...

dan empat unsur pembentuk jasad ini tak berguna jika tak " d tiupi ruh" yang asalny dari nur ila nur a.k.a tuhan ...


:jempol: :jempol: :jempol:
Maka dari itu ane udah nyaranin dari awal
Sebelum mempelajari manunggaling kawulo Gusti tolong lebih dulu dipahami makna kalimat innalillahi wa innailaihi roji'un

:ampun:
 
bijimane kelanjutan bahasan tema ini?
adakah syech siti jenar (SSJ) menurunkan ilmunya ke seseorang, dan akhirnya ilmu itu masih ada sampe sekarang?
apakah sebenarnya "gusti" itu?
apakah benar, gusti itu hanya istilah akronim jawa yg berarti "bagusing ati"?
apakah jika gusti itu adalah tuhan, lalu kawulo bisa menyatu dengan gusti?
kalo bisa, di manakah menyatunya?
jika kawulo dan gusti menyatu, apa yang terjadi pada kawulo dan gusti itu sendiri? hilangkah mereka menjadi entitas baru? atau mereka masih eksis secara individu dan juga secara bersama dalam kesatuan "manunggal"?
ataukah, jangan jangan, gusti/ tuhan itu malah tidak ada?

ane angkat trit ini sebab ane masih suka bertanya tanya.

selamat malam.
 
bijimane kelanjutan bahasan tema ini?
adakah syech siti jenar (SSJ) menurunkan ilmunya ke seseorang, dan akhirnya ilmu itu masih ada sampe sekarang?
apakah sebenarnya "gusti" itu?
apakah benar, gusti itu hanya istilah akronim jawa yg berarti "bagusing ati"?
apakah jika gusti itu adalah tuhan, lalu kawulo bisa menyatu dengan gusti?
kalo bisa, di manakah menyatunya?
jika kawulo dan gusti menyatu, apa yang terjadi pada kawulo dan gusti itu sendiri? hilangkah mereka menjadi entitas baru? atau mereka masih eksis secara individu dan juga secara bersama dalam kesatuan "manunggal"?
ataukah, jangan jangan, gusti/ tuhan itu malah tidak ada?

ane angkat trit ini sebab ane masih suka bertanya tanya.

selamat malam.


Mungkin agak sulit menjawab pertanyaan om hima... Menurut beberapa buku yang pernah nubi baca, siti jenar sempat menurunkan ilmunya kepada beberapa muridnya. Disinyalir, beberapa raja di tanah jawa merupakan penganut beliau secara langsung ataupun tidak langsung. Spt joko tingkir, panembahan senopati, adipati pengging, hingga sultan-sultan yang memerintah kerajaan pajang.

Sampai sekarang kita masih bisa melihat ajaran siti jenar, karena essensinya yg diajarkan siti jenar bukanlah ajaran sesat. Tapi ajaran islam tentang hakikat (tingkatan pemahaman islam yang makin tinggi). Ini dahulunya dianggap sesat karena dinilai dapat membahayakan akidah ummat islam yang baru mulai tumbuh di jawa, dan masih dalam tahap syari'at...
Monggo penambahannya suhu sekalian. Koreksinya nubi harapkan.. :ampun:
 
ane sebenernya masih banyak pertanyaan ttg gusti dan kawula.
semakin ane dapat jawaban semakin banyak pertanyaan muncul.
selama ini ane bertanya pada siapa aja. mulai dr orang yg sering bertapa, orang yg rajin sholat, sampai pemabok dan pejalan kaki.
bagaimana gusti bisa manunggal dengan kawula klo kawula nya aja ga ngerti siapa dia sebenarnya?
ah....
 
izin nyimak suhu semua, harus dari dasar dulu nih biar ga gagal paham, berat bahasannya klo syariat aja blm paham n di jalankan..
 
ane sebenernya masih banyak pertanyaan ttg gusti dan kawula.
semakin ane dapat jawaban semakin banyak pertanyaan muncul.
selama ini ane bertanya pada siapa aja. mulai dr orang yg sering bertapa, orang yg rajin sholat, sampai pemabok dan pejalan kaki.
bagaimana gusti bisa manunggal dengan kawula klo kawula nya aja ga ngerti siapa dia sebenarnya?
ah....

Nah itulah om hima. Manunggaling kawula gusti (dalam hal ini adalah ilmu hakikat), merupakan tingkatan tertinggi dalam ibadah islam. Kalo kita masih memikirkan sesuatu dan bingung, itu wajar karena taraf kita baru dalam tingkat syari'at. Tingkat syari'at masih berkutat dengan raga, dan ibadah2 badaniyah semata. Tapi ketika sudah sampai di hakikat, dimana semuanya sudah menggunakan hati, bukan lagi jasmaniyah, maka gakk akan ada lagi kebingungan. Karena sudah tahu nikmatnya beribadah, nikmatnya madu ruhani yang menyatu dengan tuhannya, bukan hanya menggugurkan kewajiban semata. Itulah juga mengapa syekh siti jenar diam dan tidak melawan ketika dieksekusi. Padahal pengikutnya banyak.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd