tidak bolehkah mencari pengetahuan sendiri?
bukankah itu sunnah nabi?
Ada ga ya yg ahli kejawen? Saya ingin belajar kejawen.
Kejawen itu masuk nya aliran kepercayaan kah? Atau masuk dimana?
Ada ga ya yg ahli kejawen? Saya ingin belajar kejawen.
Kejawen itu masuk nya aliran kepercayaan kah? Atau masuk dimana?
apakah kapitayan itu yang menganggap sang hyang pitaya adalah zat yang meneruskan hal hal dr sang pencipta?
Jangan ente sebut Pitaya lagi mod. Ane masih punya utang sama dia. Dia kan juga saingan ente berebut cewek putih tinggi langsing yg blm suka pake Bra.
Ada ga ya yg ahli kejawen? Saya ingin belajar kejawen.
Kejawen itu masuk nya aliran kepercayaan kah? Atau masuk dimana?
" Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." Q.S. Shaad: 71-72 "
So
Apa kaitan ini dg mantra "assalamualaikum wrwb" di akhir sholat?
Uluk salam dateng TS pakdekarwo
Menarik menyimak pembahasan para sepuh sedoyo....
Adakah korelasi dg falsafah jawa tentang "Sangkan paraning Dumadi" dg ajaran syech...
Sedikit kutipan dari blog sejarah wali :
"Maka ketika di dalam suatu persidangan dakwaan para Wali tidak dapat menjerat Syech Siti Jenar, para Wali memutuskan akan membawanya ke persidangan lanjutan di hadapan Sultan Demak sebagai hakim tertinggi. Tetapi Syech Siti Jenar menolak dan berkata: "Aku telah mengajarkan apa yang aku anggap benar dan kamu juga tidak dapat menemukan kesalahan di dalam ajaran-ajaranku. Tetapi jika aku menjadi batu sandungan ...... , biarlah aku menghilang dari kehidupan manusia". Setelah berkata demikian, Syech Siti Jenar bersemadi sesaat, kemudian hilanglah Syech Siti Jenar dari hadapan mereka, moksa, menghilang masuk ke alam gaib bersama dengan raganya.
Bersamaan dengan hilangnya tubuh Syech Siti Jenar, terciumlah bau harum wangi semerbak hingga tercium baunya sampai keluar halaman mesjid. Setelah moksanya Syech Siti Jenar, dengan memimpin sejumlah besar prajurit Demak, para Wali dan Sunan Kudus sebagai panglimanya yang selalu mengikutkan laskar santri sebagai ujung tombak pasukannya memburu dan mendatangi pengikut-pengikut Syech Siti Jenar untuk ditawan dan dibawa ke Demak. Para Wali dan para prajuritnya harus sangat berhati-hati, karena para pengikut Syech Siti Jenar itu banyak yang memiliki kesaktian tinggi, ilmu kesaktian jaman Majapahit, yang bersama dengan para pengawal dan pengikutnya mampu menjungkir-balikkan para Wali dan tentaranya, sehingga para Wali dengan cerdik menggunakan strategi bukan akan menangkap mereka dengan alasan pemberontakan atau pun alasan politik lainnya yang mungkin akan menimbulkan perlawanan dan peperangan, tetapi akan membawa mereka untuk diadili di Demak, sehubungan kesesatan ajaran agama dari Syech Siti Jenar yang mereka anut.
Tetapi Ki Ageng Pengging (Ki Kebo Kenanga) dan banyak tokoh-tokoh lain pengikut Syech Siti Jenar menolak untuk ditawan dan lebih memilih mati, karena mereka yakin pada kebenaran kepercayaan mereka. Mereka mengambil jalan kematian dengan cara memutus nyawa mereka setelah bersemadi sesaat (megat-ruh). Namun sesudah kematian mereka itu, para prajurit Demak kemudian memenggal kepala mereka dan juga membantai habis keluarga mereka sampai kepada anak-anak dan bayi, termasuk juga membantai para prajurit pengikut mereka dan keluarganya dan para penduduk di sekitarnya yang mengabdi kepada mereka. Dengan demikian mereka telah mentuntaskan "persaingan agama" dan telah menumpas habis benih-benih kerajaan Majapahit yang dapat menjadi bahaya bagi Demak dikemudian hari."
Adakah konspirasi dijaman para wali dahulu ?
mengapa harus dianalogikan dengan tingkatan?
kenapa tidak bisa langsung menuju ke tujuan?
apa yang sebenarnya jadi tujuan kehidupan ini?
dan yang paling sering mengganggu pikiran adalah: kenapa tidak semua orang ingin segera kembali ke penciptanya?
ah, apakah benar kita diciptakan?
jika diciptakan, apa tujuan penciptaan itu?
apakah untuk manunggal dengan penciptanya?
jika iya, kenapa harus berjenjang begitu panjang?
apakah tidak ada kelas akselerasi untuk segera kembali?
kayaknya ane harus bikin trit yang isinya pertanyaan semua, nih....
maaf, ya, om TS....
Maaf koreksi omTingkatan tertinggi itu ma'rifat .. sesungguhnya yg paling bagus adalah kita mempelajari hakikat, tareqat, lalu syari'at ... kita harus faham dahulu Siapa Tuhan itu ? Ibaratnya yg simpel sebelum kita mengendarai mobil bukankah kita harus tau dulu apa itu mobil.
hahahaha.. ini mau ane ungkapin.
Jadi gini, ane dari keluarga yang cukup heterogen. Bapak Islam campur kejawen, ibu non islam.
dan dua orang tua ane termasuk orang yg tidak begitu menjalankan syariat agamanya.
Hasilnya seperti ane ini..
tapi ane beryukur, justru ane bebas mempelajari agama apapun, ane anggep tidak ada kotak yang membatasi ane.
soal pilihan beragama, ane yakin ente juga bukan org yang bebas milih agama, pasti dipilihkan oleh orang tua kan. waktu daftar sekolah SD, ngisi formulir kependudukan.
KTP ane kebetulan Islam.. karena terlanjur dipilihkan islam, tapi orang tua ane membebaskan kalau mau pindah.
Nah ane berusaha menjalankan syariat2. sholat, puasa dan lainnya.
Selanjutnya apa yang terjadi? ane gak menemukan makna apapun. sholat hanya seperti membaca mantra-mantra arab, walaupun ane tau terjemahannya. Puasa hanya sekedar menahan haus dan lapar kemudian menikmati makan yg pada saat buka.
sehingga ane lompat langsung mempelajari apa yg org sebut hakikat.
Mempalajari makna sholat, makna puasa, dan lainnya. Melalui seorang guru di dampingi banyak buku,
Apa yang terjadi saat ane coba belajar hakekat dari seorang guru itu. Ane malah disuruh beberapa hal:
1. Ane harus bisa melepaskan seluruh hal yang ada dalam pikiran ane. termasuk pengetahuan ane tentang islam. karena itu dianggap akan membelenggu pikiran ane.
2. Ane harus meniadakan Tuhan, agar ane jadi tau nantinya makna Tuhan yang sejati.
3. Lupakan tentang makna sholat, puasa dan lainnya, dan harus mulai dari kosong.
Apa para suhu ada yg ngalamin hal serupa seperti ane, atau ane emang blm layak belajar tentang hakikat?
Ah... mungkin ane salah milih guru ini..
Guru ane ini tampangnya tidak seperti kebanyakan guru.
Hanya seorang petani yg saat ini sedang asyik belajar hidroponik.