Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

RinChan's Recycle Bin

Butiran buih puisi yg membelah kemarau.
Iseng mampir dan menyimak.
Sila..Tengkiu, bang. ๐Ÿ™๐Ÿป
lautan kuseberangi
gunung kudaki
gurun kulewati
hutan kujalani
akhirnya ku menemukan oase utk hati
tak terperi girang ini
jumpa dambaan hati

......
eh ketemu lagi ahahah
*abaikan gombalisasi di atas
Hahahha... Bisa aja abangku ni. ๐Ÿ˜‹ Tengkiu dah sudi mampir en setor puisi ya bang. ๐Ÿ’ƒ
 
Hahahha... Bisa aja abangku ni. ๐Ÿ˜‹ Tengkiu dah sudi mampir en setor puisi ya bang. ๐Ÿ’ƒ
hanya puisi gombal aja, rin
nothing special ahahah

antara aku dan dia
terhampar jarak yg absurb
antara dekat dan jauh
tak ada tali yg ckp utk kuraih hati nya
 
Catatan Gombal


tubuhku bagaikan bunga matahari
bergerak secara fototropik
terarah padamu...
hanya berharap kita dapat berfoto
dan bersintesis...

:o
 
revisi catatan rindu kesekian

Kali ini aku tidak akan tugur! Betapa aku jengah akan senja di atas atap asbes yang itu dan itu lagi. Kurang lebih sama jemunya aku akan Indomie. Kukatakan padamu: Persetan rindu! Persetan dengan kau! Persetan semua! Tak ada yang salah denganku. Visimu yang perlu revisi! Catat!
Aku tak sudi mengais sisa-sisa purnama!
 
catatan rindu 3

bibirku tertatih menggapai
kekosongan demi kekosongan
pada hari dan cinta
yang singkat saja

tak ada deru nafas memburu
tak ada angin lalu
tak ada seikat senja
kau selipkan di celah pintu

antara kau - aku
hanya ada kerinduan

yang siasia
 
Terakhir diubah:
catatan rindu 3

bibirku tertatih menggapai
kekosongan demi kekosongan
pada hari dan cinta
yang singkat saja


tak ada deru nafas memburu
tak ada angin lalu
tak ada seikat senja
kau tinggalkan di depan pintu


antara kau - aku
hanya ada kerinduan

yang siasia

di jalur pendakian ini kita pernah menghabiskan berbotolbotol bualan
melemparkan hasrat ke pucukpucuk cemara
meski selalu membentur ranting kecemasan

mungkin kau tak pernah tahu
pada sebuah sudut, aku telah mengulang kembali sebuah upacara
dan aku tak berani masuk pada sunyi yang lain
walau riuh ingatan menyengat begitu kuat

pasti kau tak pernah tahu
aku menyimpan namamu pada rindu itu
pada gemericik kolam dengan ricik pelan
pada sudut yang kubangun dalam alir bayu
pada perjamuan di akhir waktu.
 
di jalur pendakian ini kita pernah menghabiskan berbotolbotol bualan
melemparkan hasrat ke pucukpucuk cemara
meski selalu membentur ranting kecemasan

mungkin kau tak pernah tahu
pada sebuah sudut, aku telah mengulang kembali sebuah upacara
dan aku tak berani masuk pada sunyi yang lain
walau riuh ingatan menyengat begitu kuat

pasti kau tak pernah tahu
aku menyimpan namamu pada rindu itu
pada gemericik kolam dengan ricik pelan
pada sudut yang kubangun dalam alir bayu
pada perjamuan di akhir waktu.
Pasti ini gombal mukio... ๐Ÿ˜›
Makacy bang Cepot ๐Ÿ™๐Ÿป
 
Udah lama wahai guruku, hamba tidak corat coret gak jelas disini, maka ijinkanlah.. Tabik..

-Kelakar Hujan-

Siang yang penuh aroma tanah basah itu, bertaut dengan ingatan-ingatan yang kembali
Ricik hujan melarutkan debu
Dan kau, berlarian tanpa berpikir
Akupun tanpa berpikir
Keluar menyambangi hujan sore itu
Sejenak jiwa-jiwa yang pernah belia itu
Berbaur dengan riuhnya hujan
Sudah kusimpan dengan baik
Setiap detik sore itu
Setiap tawa dan setiap luapan airmata
Yang dicatat oleh air yang membasahi
Rambut, kening, kemeja garis-garismu
Dan sepatumu, yang kau buang jauh-jauh
Menghilang dalam hujan bulan Desember itu
"Pergi! " Hardikmu
"Kecuali sudah kau siapkan untukku 20 juta per bulan! "
Dan hujanpun menelanmu begitu saja
Kau pergi bertelanjang kaki
Dan aku bertelanjang jiwa disini
Luntur, pupus

*ada apa dengan angka 20 juta? ๐Ÿคฃ
 
Udah lama wahai guruku, hamba tidak corat coret gak jelas disini, maka ijinkanlah.. Tabik..

-Kelakar Hujan-

Siang yang penuh aroma tanah basah itu, bertaut dengan ingatan-ingatan yang kembali
Ricik hujan melarutkan debu
Dan kau, berlarian tanpa berpikir
Akupun tanpa berpikir
Keluar menyambangi hujan sore itu
Sejenak jiwa-jiwa yang pernah belia itu
Berbaur dengan riuhnya hujan
Sudah kusimpan dengan baik
Setiap detik sore itu
Setiap tawa dan setiap luapan airmata
Yang dicatat oleh air yang membasahi
Rambut, kening, kemeja garis-garismu
Dan sepatumu, yang kau buang jauh-jauh
Menghilang dalam hujan bulan Desember itu
"Pergi! " Hardikmu
"Kecuali sudah kau siapkan untukku 20 juta per bulan! "
Dan hujanpun menelanmu begitu saja
Kau pergi bertelanjang kaki
Dan aku bertelanjang jiwa disini
Luntur, pupus

*ada apa dengan angka 20 juta? ๐Ÿคฃ
Aku jadi bertanya2 juga: ada apa dengan 20jt? Hari ini ada 2 lelaki dr forum ini yg bilang prihal 20jt ke aku, bukannya ngasih yak. ๐Ÿ˜† Cuma ngomongin ttg 20 jt aja... Aneh Petanda apakah ini? ๐Ÿ™„

Makacy dah mampir nulis di mari ya abangkuh.. Rin suka puisinya.. ๐Ÿ˜ 20jtnya juga suka sih ๐Ÿ˜†
 
Aku jadi bertanya2 juga: ada apa dengan 20jt? Hari ini ada 2 lelaki dr forum ini yg bilang prihal 20jt ke aku, bukannya ngasih yak. ๐Ÿ˜† Cuma ngomongin ttg 20 jt aja... Aneh Petanda apakah ini? ๐Ÿ™„

Makacy dah mampir nulis di mari ya abangkuh.. Rin suka puisinya.. ๐Ÿ˜ 20jtnya juga suka sih ๐Ÿ˜†
Wow .... Pertanda mau dpt 20 jt ahahah
 
prihal kritik teks

Andaikan dunia kita sebagai kumpulan teks.
Segala hal akan kubaca secara skematik.
Efisien dan ringkas saja.
Namun kau...
Aku ingin meletakan hatimu perlahan
dalam sebuah kuadran, menelisiknya
dengan metode pembacaan jarak dekat.

Arrggghh...
Mengapa hanya kau
yang ingin kudekap dalam sajak...

Jkt, 09/05/22
untuk N
 
Sepertinya si pemilik hati adalah seorang yang bermakna. Sama seperti sajak, perlu dihayati dan dibaca beberapa kali sehingga benar-benar mengerti arti di setiap patah dan baris yang ada.
 
Kelinci

pernah kukenal seorang gadis
ia kelinci penumpuk kisah
pilu membuat air mengalir
dari lubang tempatnya melihat
sepanjang pandang langit kelabu
gadis itu kerap terpaku
pada kaki hujan yang runcing
di tengah peradaban
dan wajahwajah asing
perempuan lakilaki datang silih berganti
ia hanya sepenggal keindahan
yang mudah berlalu
semacam pecundang kecil
semacam rumput teki
semacam simbol menyempil
di antara renteran tabel dan kategori
entah mengapa tetap mengada

entah mengapa terus hidup

Jkt, 11-06-2022
 
perhitungan



sunyi belai rajah di tiap jalur vena

luka ini punya siapa?

kau/aku?

tak perlu kau telisik

tak perlu kau ciduk hatiku

dengan sendok takar

berat jenisnya tetap sama

aku memang bukan pemberi

takarlah hatimu sendiri

kalau kau punya nyali

tak usah terlalu ragu atau sangsi

biarkan segala datang dan pergi

toh tiap kisah kan berakhir pilu

lantas waktu membeku

di antara genangan amis darah

dan rubungan semut merah



Jkt, 08-06-2022
 
perhitungan



sunyi belai rajah di tiap jalur vena

luka ini punya siapa?

kau/aku?

tak perlu kau telisik

tak perlu kau ciduk hatiku

dengan sendok takar

berat jenisnya tetap sama

aku memang bukan pemberi

takarlah hatimu sendiri

kalau kau punya nyali

tak usah terlalu ragu atau sangsi

biarkan segala datang dan pergi

toh tiap kisah kan berakhir pilu

lantas waktu membeku

di antara genangan amis darah

dan rubungan semut merah



Jkt, 08-06-2022

pecundang kecil, cinta tak pernah terpenjara katamu.
tapi yang ku eja kini bukan cinta.
sebuah kalimat panjang perpisahan.
mungkin kelak akan juga kau rasakan, atau sudah?

aku sering tak habis pikir,
kenapa perpisahan selalu saja merobek luka.
sedang pertemuan kadang tak menciptakan gelak tawa.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd