Udah lama wahai guruku, hamba tidak corat coret gak jelas disini, maka ijinkanlah.. Tabik..
-Kelakar Hujan-
Siang yang penuh aroma tanah basah itu, bertaut dengan ingatan-ingatan yang kembali
Ricik hujan melarutkan debu
Dan kau, berlarian tanpa berpikir
Akupun tanpa berpikir
Keluar menyambangi hujan sore itu
Sejenak jiwa-jiwa yang pernah belia itu
Berbaur dengan riuhnya hujan
Sudah kusimpan dengan baik
Setiap detik sore itu
Setiap tawa dan setiap luapan airmata
Yang dicatat oleh air yang membasahi
Rambut, kening, kemeja garis-garismu
Dan sepatumu, yang kau buang jauh-jauh
Menghilang dalam hujan bulan Desember itu
"Pergi! " Hardikmu
"Kecuali sudah kau siapkan untukku 20 juta per bulan! "
Dan hujanpun menelanmu begitu saja
Kau pergi bertelanjang kaki
Dan aku bertelanjang jiwa disini
Luntur, pupus
*ada apa dengan angka 20 juta?