Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.

LOUNGE UNDER THE ICEBERG [Freud as an anchor]

"Bayangan saja akan meninggalkanmu di kala kegelapan "
Kutipan ini digunakan dalam konteks yg berbeda (baru keingetan πŸ˜…)...Bukan brarti gk percaya sama diri sendiri..

Garam bisa tampak seperti gula kan? Hehehe
 
Terakhir diubah:
Waaah seru banget thread-nya sis Dee... :klove:

seneng banget ada diskusi semacam ini. Berbobot, tapi ngobrolnya santai ngalir gitu aja.
Gaya sis Dee sharing juga tidak menggurui, make a comfort space in me 😌

Pas baca thread ini di forum tuh mmmm 'Just like a soul therapy in the middle of sex and nudity crowd πŸ˜‚'

Next kalo boleh aku ikut sharing pengalamanku yaaw....
 
Waaah seru banget thread-nya sis Dee... :klove:

seneng banget ada diskusi semacam ini. Berbobot, tapi ngobrolnya santai ngalir gitu aja.
Gaya sis Dee sharing juga tidak menggurui, make a comfort space in me 😌

Pas baca thread ini di forum tuh mmmm 'Just like a soul therapy in the middle of sex and nudity crowd πŸ˜‚'

Next kalo boleh aku ikut sharing pengalamanku yaaw....
Eh ada food blogger 😁kali ini cosplay jd ayam geprek apa bubur πŸ˜† hehehe
U are very welcome neng, seneng bgt malah kalo ada yg mau sharing di sini, it means that they're trust and comfort enough with this thread πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°
Tbh, tdnya aku juga mikir di forum lendir mau sok sok-an sharing ttg mental health issues, tapi ini jadi salah satu cara aku journaling ke diri sendiri, kayak ngasih self-reminder kl masih banyak yg harus di benahin di diri ini πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜ŒπŸ˜Œ
 
Chapter 5
β€’ COPING MECHANISM β€’


"Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri"

β‰ˆ runtuh β‰ˆ
 
We're all just trying to look okay while figuring out how to survive..
❀

yup, even "gravity, is working against me
And gravity wants to bring me down"

β‰ˆ gravity β‰ˆ
 
yup, even "gravity, is working against me
And gravity wants to bring me down"

β‰ˆ gravity β‰ˆ
Einstein said, "Gravitation is not responsible for people falling.."
It's your ur choice to fall or not to fall..
The last sentence is mine πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
 
yess but only for love, gravity isn't responsible to fall it. 😊
 
pernah wondering gak miss @BabyDee, kenapa coping lebih banyak yang ngelakuin destruktifnya?
apakah coping destruktif itu emang sekompleks kayak orang mau suicidal?
 
pernah wondering gak miss @BabyDee, kenapa coping lebih banyak yang ngelakuin destruktifnya?
apakah coping destruktif itu emang sekompleks kayak orang mau suicidal?
Saat browsing ttg coping mechanism, nyambung sama chapter anger dan pernah disinggung di awal sama bang sam juga, gw nemuin teori ketika seseorang memiliki coping destruktif spt marah atau denial, itu karena ketika seorang anak merasakan situasi yang tidak mengenakkan, toxic, dan kondisi yang tertekan, perasaan mereka tidak divalidasi oleh orang terdekat, tidak dibantu diarahkan utk mengatasi kondisi mereka, tapi saat mereka marah bahkan sampai teriak, orang terdekat merespon, mereka berpikir kalau trnyata ketika mereka marah, emosi marah mereka divalidasi sehingga yang mereka ketahui dalam sytem bertahan atau coping hanyalah emosi marah saja sampai mereka dewasa..

Apakah coping destruktif itu emang sekompleks kayak orang mau suicidal?

In my personal POV, kalo coping destruktif lebih kompleks, karena kita belum mengetahui cara menyalurkan coping mechanism dengan positif, kita hanya berkutat dengan ritme yang berulang dengan coping mechanism yang negatif, seiring berjalan waktu, dengan pengalaman juga, coping bisa menghasilkan respon stress fight (bertahan dengan keadaan), atau justru flight (menyerah dengan keadaan). Tapi kalau suicidal, itu adalah respon stress yang muncul ketika merasa udah gk ada jalan keluar lagi :'(

Aku tertarik dengan respon stress akut atau reaksi psikologis ketika kita gak bisa menciptakan mekanisme bertahan pada suatu kondisi yang tertekan, ada yang bahkan berdampak pada fisik, karena aku ngalamin sendiri, ketika stress berlebih dan sulit utk meluapkannya, tubuh aku jd penuh ruam, literally, karena stress dari pikiran, after i succeed to released that stress conditions, my rash is gone completely..

[Intermezzo]
Respon stress akut ada 4, tp yg paling sering dialami orang-orang adalah fight or flight...
Aku kutip dr Google lgs aja yaaa 😁
Fight: Aggressively confront the threat.
β€ŠFlight: Flee from the danger.
β€ŠFreeze: Become immobile, unable to move or act.
Fawn: Try to appease the source of the threat to avoid conflict.

maap kkepanjangan jawabnya bang hehehee
 
Saat browsing ttg coping mechanism, nyambung sama chapter anger dan pernah disinggung di awal sama bang sam juga, gw nemuin teori ketika seseorang memiliki coping destruktif spt marah atau denial, itu karena ketika seorang anak merasakan situasi yang tidak mengenakkan, toxic, dan kondisi yang tertekan, perasaan mereka tidak divalidasi oleh orang terdekat, tidak dibantu diarahkan utk mengatasi kondisi mereka, tapi saat mereka marah bahkan sampai teriak, orang terdekat merespon, mereka berpikir kalau trnyata ketika mereka marah, emosi marah mereka divalidasi sehingga yang mereka ketahui dalam sytem bertahan atau coping hanyalah emosi marah saja sampai mereka dewasa..

Apakah coping destruktif itu emang sekompleks kayak orang mau suicidal?

In my personal POV, kalo coping destruktif lebih kompleks, karena kita belum mengetahui cara menyalurkan coping mechanism dengan positif, kita hanya berkutat dengan ritme yang berulang dengan coping mechanism yang negatif, seiring berjalan waktu, dengan pengalaman juga, coping bisa menghasilkan respon stress fight (bertahan dengan keadaan), atau justru flight (menyerah dengan keadaan). Tapi kalau suicidal, itu adalah respon stress yang muncul ketika merasa udah gk ada jalan keluar lagi :'(

Aku tertarik dengan respon stress akut atau reaksi psikologis ketika kita gak bisa menciptakan mekanisme bertahan pada suatu kondisi yang tertekan, ada yang bahkan berdampak pada fisik, karena aku ngalamin sendiri, ketika stress berlebih dan sulit utk meluapkannya, tubuh aku jd penuh ruam, literally, karena stress dari pikiran, after i succeed to released that stress conditions, my rash is gone completely..

[Intermezzo]
Respon stress akut ada 4, tp yg paling sering dialami orang-orang adalah fight or flight...
Aku kutip dr Google lgs aja yaaa 😁
Fight: Aggressively confront the threat.
β€ŠFlight: Flee from the danger.
β€ŠFreeze: Become immobile, unable to move or act.
Fawn: Try to appease the source of the threat to avoid conflict.

maap kkepanjangan jawabnya bang hehehee

i see. ada korelasinya kah dengan "it's easy to hurt yourself rather than others" ?

ooo.. responsnya gak mainstream ya, miss. your spouse or partner can easily just hug you without asking "are you okay?"
umumnya respons stress tubuh, lambungnya yang di hajar.

no need to say sorry, jawaban kek gini emang enaknya komprehensif.
i'm just too curios about this kinda things. needs so bad for other perspective.
dan isu ini kan jarang ke sentuh ya. even komunitas aja sedikit yang ada dan bertahan.

and that's awesome, kudos for you. :thumb up
 
i see. ada korelasinya kah dengan "it's easy to hurt yourself rather than others" ?

ooo.. responsnya gak mainstream ya, miss. your spouse or partner can easily just hug you without asking "are you okay?"
umumnya respons stress tubuh, lambungnya yang di hajar.

no need to say sorry, jawaban kek gini emang enaknya komprehensif.
i'm just too curios about this kinda things. needs so bad for other perspective.
dan isu ini kan jarang ke sentuh ya. even komunitas aja sedikit yang ada dan bertahan.

and that's awesome, kudos for you. :thumb up
"it's easy to hurt yourself rather than others" Ini bener banget, kebanyakan orang yang aku kenal itu adalah people pleaser... Including me.. Tapi saat aku belajar mengenal diri sendiri dan mengubah pilihan aku tentang arti Damai, aku pelan2mengubah prioritas aku sendiri, walau kadang balik lagi ke core org Indonesia pada umumnya, gk enakan, tp skrg belajar lebih ke masa bodo, bukan berarti antipati tapi emang sulit utk menjadi org masa bodo ketika dr kecil udah tertanam sifat people pleaser tu...
Yang bahagia itu ketika orang gak enakan bertemu dengan orang yang manipulator atau oportunis.. Habis lah dia..

The power of "hug" akan berdampak besar utk org2yang bisa terima skin to skin therapy, tp ada beberapa org yang justru kondisi stressnya bertambah jika dia bersentuhan dengan org lain, gk bisa di samarata-kan juga treatmentnya, stress itu kan triggernya banyak, levelnya pun beda2, kayak yang sebelumnya aku bilang, kalau stress sudah mempengaruhi ke sakit fisik, itu udah perlu treatment, kadang lebih parah dari hanya sekedar lambung :( hope it's not happen to us...
 
indeed, apa karena faktor sosial budaya juga yang bikin orang jadi people pleaser a.k.a ndak enakan?
keliatannya generasi sekarang udah enggak gitu ya. lebih straight forward, even with their boss.
extremenya yang mereka bilang "your happines isn't my responsible"

bahaya banget emang kl people pleaser ketemu orang" manipulatif combo oportunis.
playing victim dan silent treatmentnya berbahaya banget sih, been there couple times.
aku punya radar untuk itu emang agak kureng. kayak ngerasa kena stockholm syndrom sih.

definetely, for me hug isnt treatment for stressor, its just like delivering emphaty message and initial help before jump to other / big action plan.
cause sometimes, others forget that small hug can delivered the message "you're not alone" "i'm here with you" or calming without voices.
IMHO

its already happen to me, if the stressor became high. my body will shutdown 5 or 10 minutes later.
my physiatrist told me that your body would automatically protected you from the damage cause from stressor.
 
indeed, apa karena faktor sosial budaya juga yang bikin orang jadi people pleaser a.k.a ndak enakan?
keliatannya generasi sekarang udah enggak gitu ya. lebih straight forward, even with their boss.
extremenya yang mereka bilang "your happines isn't my responsible"
Kalo kata aku it's how they're raised, bukan bermaksud bilang kl semua metode org jaman dlu kolot, tp dgn perkembangan jaman, all value di tengah masyarakat juga berubah, kayak contohnya aku dibesarkan dgn doktrin harus hormat dgn yg lbh tua, gk boleh menyela ketika orangtua berbicara, mengalah for the greater good (wekkπŸ˜…) like all those things.. Kalau skrg, anak lbh dibuat utk bisa mengeluarkan pendapat, jd membuat mereka berpikir kritis, bahkan kadang kebablasan, anak SMA aja skrg paham artinya boundaries, paham menjaga their space, tp ya gt, mengaburkan value humanity ketika berpikiran "ur happiness is not my responsibility".. Logically true.. But humanely not so...

bahaya banget emang kl people pleaser ketemu orang" manipulatif combo oportunis.
playing victim dan silent treatmentnya berbahaya banget sih, been there couple times.
aku punya radar untuk itu emang agak kureng. kayak ngerasa kena stockholm syndrom sih.
Manipulatif, oportunis, npd, narcissist, gaslight, playing victim.. Kayak suara mba mba saat nonton bioskop.. All around you-u-u-u.. πŸ˜‚ draining bgt pasti utk ngebahas ini.. Coz i find it all in just 1 person, it's traumatizing experience for me in particular.. Dats why i need to gather my strength to discuss all of these..hehehehe

Menurut aku ketika orang memberikan silent treatment ke org lain itu selfish...sorry to say..seperti mengharapkan org tsb jadi cenayang dan harus paham akan semua yg terjadi... :(

definetely, for me hug isnt treatment for stressor, its just like delivering emphaty message and initial help before jump to other / big action plan.
cause sometimes, others forget that small hug can delivered the message "you're not alone" "i'm here with you" or calming without voices.
IMHO
A mere action could cause a deep impact ya.. ❀

its already happen to me, if the stressor became high. my body will shutdown 5 or 10 minutes later.
my physiatrist told me that your body would automatically protected you from the damage cause from stressor.
It's one of your coping mechanism, if u feel that it helps you then it's okay to shut down, it's like ur brain rebooting itself and control ur body to calm down..
Thank u for sharing ya bang, stay sane for ur own sake, not for anybody..
 
Eh ada food blogger 😁kali ini cosplay jd ayam geprek apa bubur πŸ˜† hehehe
Cosplay jadi nasi tumpeng beserta lauk-lauknya, biar meriah sis Dee wkwkwkk

Kalau Depresi, kalian merasakan kesedihan atau kekosongan yang terus-menerus. Sedangkan kalau aku (anhedonia), yang kalian rasakan adalah mati rasa secara emosional atau kosong.
Depresi masih bisa menikmati sesuatu, tapi jarang, itupun kadang-kadang. Sedangkan aku, tidak bisa merasakan kesenangan sama sekali.
Kalian yang terdiagnosa depresi memiliki motivasi rendah KARENA putus asa, sedangkan seseorang yg terdiagnosa anhedonia, motivasi rendah mereka KARENA kurangnya minat.
Seseorang yang depresi bisa menangis terus menerus atau tidak terkendali dan menghindari orang karena kesedihan. Tapi aku bisa menyebabkan kalian tidak memiliki air mata, tidak ada emosi dan memilih menghindari orang karena tidak ada gunanya.

Ada yang relate?
I was once in pre-depression stage, diagnosed by psychologist.

Gejalanya yg aku rasakan waktu itu sedih berlebihan dan menangis terus menerus, tidak ada keinginan untuk melakukan apapun (cuma rebahan nangis di kasur, gak nafsu makan, mengabaikan semua yg ada di sekitar). Itu yang terjadi ketika di rumah dan saat weekend. Tapi, ketika di tempat kerja, I am the most productive one bahkan karirku meroket melesat. Waktu itu memang aku lagi mengalami beberapa masalah dan ujian dalam waktu bersamaan. Dan ini berlangsung cukup lama sampai pada satu titik, gak bisa seperti ini terus. I need professional help.

Setelah kesana kemari mencari pertolongan, ke psikolog bahkan sampai ke pemuka agama (aku memilih mengkombinasikan pertolongan psikolog dan pertolongan pada bathin), akhirnya permasalahan yang ruwet ini bisa terurai satu demi satu. Kuncinya pada self acceptance dan menerima takdir yg telah ditetapkan (based on my case yah, tidak bisa disamaratakan dengan kasus lain).

Tbh, tdnya aku juga mikir di forum lendir mau sok sok-an sharing ttg mental health issues, tapi ini jadi salah satu cara aku journaling ke diri sendiri, kayak ngasih self-reminder kl masih banyak yg harus di benahin di diri ini πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜ŒπŸ˜Œ
Yess, journaling ini salah satu media ampuh untuk relaksasi, evaluasi, juga untuk lebih mengenal diri sendiri. Kita bisa mengungkapkan perasaan yang ada yang bahkan mungkin kita baru menyadarinya.

Aku ijin kutip ya kalimat reminder yang bagus dari Emotional Mastery : Completed Guide

Ketika perasaan tidak diungkapkan atau ditekan, kita lebih mungkin mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Tidak mengungkapkannya tidak berarti perasaan kita tidak ada. Perasaan yang tidak diungkapkan lebih cenderung mengarah pada perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat juga.
Menekan emosi dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk :
- membicarakan hal yang penting bagi kita
- membangun hubungan intim
- memahami perasaan orang lain
- memberdayakan diri sendiri
 
Terakhir diubah:
Cosplay jadi nasi tumpeng beserta lauk-lauknya, biar meriah sis Dee wkwkwkk
Oke next tumpeng uning uning ya yg di post πŸ˜†πŸ˜

I was once in pre-depression stage, diagnosed by psychologist.
It takes a big heart to admit that we need help, but it takes a lot of courage to share the experience with others..
Makasih ya neng sudah bersedia sharing di sini πŸ€—

Gejalanya yg aku rasakan waktu itu sedih berlebihan dan menangis terus menerus, tidak ada keinginan untuk melakukan apapun (cuma rebahan nangis di kasur, gak nafsu makan, mengabaikan semua yg ada di sekitar). Itu yang terjadi ketika di rumah dan saat weekend. Tapi, ketika di tempat kerja, I am the most productive one bahkan karirku meroket melesat. Waktu itu memang aku lagi mengalami beberapa masalah dan ujian dalam waktu bersamaan. Dan ini berlangsung cukup lama sampai pada satu titik, gak bisa seperti ini terus. I need professional help.
Bisa jadi saat kamu bekerja dan menyibukkan diri itu adalah coping kamu utk denial sesaat kalau masalah itu ada dan gk berani kamu "sentuh", kalau boleh tau, apa yang nyentil kamu sampe kamu berpikiran " I need help"?

Setelah kesana kemari mencari pertolongan, ke psikolog bahkan sampai ke pemuka agama (aku memilih mengkombinasikan pertolongan psikolog dan pertolongan pada bathin), akhirnya permasalahan yang ruwet ini bisa terurai satu demi satu. Kuncinya pada self acceptance dan menerima takdir yg telah ditetapkan (based on my case yah, tidak bisa disamaratakan dengan kasus lain).
Gk banyak yang bisa menerima dan mengakui "kelemahan" diri sendiri, self acceptance is the crucial thing to take over the "you" and to control the storm inside of u..

Ada teori yg gw inget sampe skrg, dari filsafat stoicism, kita hanya bisa mengendalikan 3% dari seluruh hidup kita, 97% nya adalah diluar kendali kita.
Dulu saat masih kerja kantoran, kantor gw provide psikolog service free utk karyawan karena beban kerja kita memang gk main2hehehe jd tempat sampah emosi seluruh client seluruh Indonesia, at that time i denial and refuse to go to psikolog (of course πŸ˜‚ msh jiwa muda hahaha) hampir semua teman aku yg ke psikolog merasakan sesuatu, entah menjadi sgt lelah fisik maupun emosional, ada yg jd enteng dan lega kayak habis reboot the system, ada yg jd diare (serius berpengaruh), ada yg jd fatigue, dampaknya kl ke psikolog kalau kita gk cukup kuat utk handle treatment ya gitu, tapi cmiiw, mungkin gk semua metode dan dampak pergi ke psikolog itu sama ya.. Maybe if u don't mind bisa share ke kita, if it's to personal then skip it 😊

Balik lagi, menerima takdir yang telah ditetapkan, menerima kalau ada banyak hal yang kita gak bisa rubah, it is what it is.. Berusaha utk gak "maksa" utk 97%nya dan fokus bersikap utk yang 3% nya... Susahhh banget pastinya, banyak gak ikhlasnya, banyak protesnya ke Tuhan, banyak pertanyaan di otak, tapi ada kata mantra yg gw gunain sampe skrg.. "Ya udah".. Simple words to accept every things that we cannot control..
Dia udah gak sayang lagi sama kita, instead of nanya kekurangan kita apa, salah kita di mana, i just say, ywdh mungkin waktu dia di hidup gw udah selesai,
Temen gw gak ngajak gw ngumpul, ywdh, mereka punya hak utk melakukan itu, dan gk semestinya kita marah atau tersinggung,
Cinta gw ditolak 😁 ywdh, mau gimana, dia ada kriteria favorit nya, pun kita juga pasti punya kriteria favorit toh,
And so on.. Hehehe makin bertambah usia makin banyak ywdh-nya, bukan karena pasrah atau menyerah, tapi balik lagi, sooo many things in life that we cannot control, but we can control our reaction to things that happened in life.. Aishhh mantap jiwa teorinya ya hahaha prakteknya hampir gila...

Yess, journaling ini salah satu media ampuh untuk relaksasi, evaluasi, juga untuk lebih mengenal diri sendiri. Kita bisa mengungkapkan perasaan yang ada yang bahkan mungkin kita baru menyadarinya.
Yesss it's truee

Aku ijin kutip ya kalimat reminder yang bagus dari Emotional Mastery : Completed Guide

Ketika perasaan tidak diungkapkan atau ditekan, kita lebih mungkin mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Tidak mengungkapkannya tidak berarti perasaan kita tidak ada. Perasaan yang tidak diungkapkan lebih cenderung mengarah pada perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat juga.
Menekan emosi dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk :
- membicarakan hal yang penting bagi kita
- membangun hubungan intim
- memahami perasaan orang lain
- memberdayakan diri sendiri
Thank youu for sharing dear ayam cekci, feel free to share more in pages ❀❀❀❀❀
Stay sane for you ya.. πŸ€—πŸ€—πŸ€—πŸ€—
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd