Cosplay jadi nasi tumpeng beserta lauk-lauknya, biar meriah sis Dee wkwkwkk
Oke next tumpeng uning uning ya yg di post

I was once in pre-depression stage, diagnosed by psychologist.
It takes a big heart to admit that we need help, but it takes a lot of courage to share the experience with others..
Makasih ya neng sudah bersedia sharing di sini
Gejalanya yg aku rasakan waktu itu sedih berlebihan dan menangis terus menerus, tidak ada keinginan untuk melakukan apapun (cuma rebahan nangis di kasur, gak nafsu makan, mengabaikan semua yg ada di sekitar). Itu yang terjadi ketika di rumah dan saat weekend. Tapi, ketika di tempat kerja, I am the most productive one bahkan karirku meroket melesat. Waktu itu memang aku lagi mengalami beberapa masalah dan ujian dalam waktu bersamaan. Dan ini berlangsung cukup lama sampai pada satu titik, gak bisa seperti ini terus. I need professional help.
Bisa jadi saat kamu bekerja dan menyibukkan diri itu adalah coping kamu utk denial sesaat kalau masalah itu ada dan gk berani kamu "sentuh", kalau boleh tau, apa yang nyentil kamu sampe kamu berpikiran " I need help"?
Setelah kesana kemari mencari pertolongan, ke psikolog bahkan sampai ke pemuka agama (aku memilih mengkombinasikan pertolongan psikolog dan pertolongan pada bathin), akhirnya permasalahan yang ruwet ini bisa terurai satu demi satu. Kuncinya pada self acceptance dan menerima takdir yg telah ditetapkan (based on my case yah, tidak bisa disamaratakan dengan kasus lain).
Gk banyak yang bisa menerima dan mengakui "kelemahan" diri sendiri, self acceptance is the crucial thing to take over the "you" and to control the storm inside of u..
Ada teori yg gw inget sampe skrg, dari filsafat stoicism, kita hanya bisa mengendalikan 3% dari seluruh hidup kita, 97% nya adalah diluar kendali kita.
Dulu saat masih kerja kantoran, kantor gw provide psikolog service free utk karyawan karena beban kerja kita memang gk main2hehehe jd tempat sampah emosi seluruh client seluruh Indonesia, at that time i denial and refuse to go to psikolog (of course

msh jiwa muda hahaha) hampir semua teman aku yg ke psikolog merasakan sesuatu, entah menjadi sgt lelah fisik maupun emosional, ada yg jd enteng dan lega kayak habis reboot the system, ada yg jd diare (serius berpengaruh), ada yg jd fatigue, dampaknya kl ke psikolog kalau kita gk cukup kuat utk handle treatment ya gitu, tapi cmiiw, mungkin gk semua metode dan dampak pergi ke psikolog itu sama ya.. Maybe if u don't mind bisa share ke kita, if it's to personal then skip it
Balik lagi, menerima takdir yang telah ditetapkan, menerima kalau ada banyak hal yang kita gak bisa rubah, it is what it is.. Berusaha utk gak "maksa" utk 97%nya dan fokus bersikap utk yang 3% nya... Susahhh banget pastinya, banyak gak ikhlasnya, banyak protesnya ke Tuhan, banyak pertanyaan di otak, tapi ada kata mantra yg gw gunain sampe skrg.. "Ya udah".. Simple words to accept every things that we cannot control..
Dia udah gak sayang lagi sama kita, instead of nanya kekurangan kita apa, salah kita di mana, i just say, ywdh mungkin waktu dia di hidup gw udah selesai,
Temen gw gak ngajak gw ngumpul, ywdh, mereka punya hak utk melakukan itu, dan gk semestinya kita marah atau tersinggung,
Cinta gw ditolak

ywdh, mau gimana, dia ada kriteria favorit nya, pun kita juga pasti punya kriteria favorit toh,
And so on.. Hehehe makin bertambah usia makin banyak ywdh-nya, bukan karena pasrah atau menyerah, tapi balik lagi, sooo many things in life that we cannot control, but we can control our reaction to things that happened in life.. Aishhh mantap jiwa teorinya ya hahaha prakteknya hampir gila...
Yess, journaling ini salah satu media ampuh untuk relaksasi, evaluasi, juga untuk lebih mengenal diri sendiri. Kita bisa mengungkapkan perasaan yang ada yang bahkan mungkin kita baru menyadarinya.
Yesss it's truee
Aku ijin kutip ya kalimat reminder yang bagus dari Emotional Mastery : Completed Guide
Ketika perasaan tidak diungkapkan atau ditekan, kita lebih mungkin mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Tidak mengungkapkannya tidak berarti perasaan kita tidak ada. Perasaan yang tidak diungkapkan lebih cenderung mengarah pada perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat juga.
Menekan emosi dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk :
- membicarakan hal yang penting bagi kita
- membangun hubungan intim
- memahami perasaan orang lain
- memberdayakan diri sendiri
Thank youu for sharing dear ayam cekci, feel free to share more in pages β€β€β€β€β€
Stay sane for you ya..



